Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Benarkah Ibu Hamil Harus Batasi Konsumsi Hati Ayam?

Kompas.com - 17/12/2019, 16:37 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai ibu hamil yang harus membatasi konsumsi hati ayam beredar di media sosial.

Salah satu akun di Instagram yang mengunggah informasi tersebut menyebutkan, hati ayam mengandung retinol, yaitu salah satu jenis vitamin A dalam kadar tinggi.

Benarkah konsumsi hati ayam harus dibatasi karena mengandung retinol dengan kadar tinggi?

Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen memberikan penjelasan mengenai informasi yang beredar luas di masyarakat ini.

Narasi yang beredar

Salah satu akun mengunggah sebuah foto yang menunjukkan masakan berbahan hati ayam, dengan narasi "Penting Diketahui, Ibu Hamil Sebaiknya Batasi Konsumsi Hati Ayam".

Unggahan yang mendapat likes ratusan akun ini menyampaikan, retinol dalam kadar tinggi dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan kelainan bawaan pada bayi dalam kandungan.

Berikut narasi lengkapnya:

"

Tangkapan layar mengenai pembatasan konsumsi hati ayam.Instagram Tangkapan layar mengenai pembatasan konsumsi hati ayam.
Konsumsi hati ayam sebaiknya dibatasi karena mengandung retinol, yaitu salah satu jenis vitamin A, dalam kadar tinggi. Retinol dalam kadar tinggi ini dapat menumpuk dalam tubuh dan dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi dalam kandungan.

Hati ayam memiliki kandungan retinol yang tinggi, berbeda dengan sayur-sayuran dan buah-buahan yang juga mengandung vitamin A namun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Oleh karenanya, mengonsumsi sayur dan buah sebagai sumber vitamin A dianggap aman tanpa adanya batasan tertentu.

Waspada juga produk yang terbuat dari hati ayam, seperti sosis"

Konfirmasi Kompas.com

Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen mengatakan, retinol merupakan zat aktif dari vitamin A.

"Dalam 100 gram hati ayam (sepasang), ada (retinol) sekitar 3.000-an mcg," kata dr. Tan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/12/2019) sore.

Adapun, kebutuhan manusia terhadao retinol sebagai berikut:

  • Pria sebanyak 900 mcg/hari
  • Wanita sebanyak 700 mcg/hari
  • Wanita hamil sebanyak 750-770 mcg/hari
  • Wanita menyusui sebanyak 1.300 mcg/hari

Batas atas (upper level) untuk orang usia lebih dari 18 tahun sebanyak 3.000 mcg/hari.

Demikian pula wanita hamil dan menyusui, batas atasnya (upper level) sebanyak 3.000 mcg/hari.

"Nah, normalnya enggak ada orang makan sepasang hati ayam sekaligus dalam lauk dengan 3.000 mcg retinol," ujar dr. Tan.

"Paling-paling dalam sambal goreng yang kita campur buncis, kentang, dan lain-lain, hati ayamnya cuma 50 gram," lanjut dia.

Oleh karena itu, dr Tan menyarankan agar menerapkan keberagaman menu dan protein.

Jika konsumsi hati ayam masih dalam rentang yang dibutuhkan tubuh, hal ini tidak berbahaya.

"Segala sesuatu jika terlalu banyak, terlalu sering, tentu tidak baik. Kita dapat merotasi dengan makanan lain. Jadi hati ayam seminggu sekali, misalnya," kata dr. Tan.

Mengenai kelainan yang terjadi di tubuh, dr. Tan menyebutkan, bukan karena hati ayam melainkan retinol yang terkandung di dalamnya.

"Retinol larut dalam lemak. Jadi kelebihan enggak bisa dibuang melalui urine dan feses. Jadi bukan hanya efek buruk buat pertumbuhan janin, tapi juga buat yang mengonsumsi," ujar dia.

Saat dimasak, retinol yang dikandung hati ayam juga akan berkurang hingga 20-30 persen.

"Kita harus paham bahwa angka-angka itu di atas kertas. Sedangkan kita enggak makan hati ayam mentah. Proses pemasakan mengurangi retinol hingga 20-30 persen," jelas dr Tan.

Pesan tersebut juga menyebutkan, masyarakat harus berhati-hati ketika mengonsumsi sosis atau bahan makanan yang terbuat dari hati ayam.

Menurut dr. Tan, World Health Organization (WHO) menganjurkan masyarakat menghentikan produk-produk ultra proses dan olahan daging.

Alasannya, daging olahan seperti sosis, bersifat karsinogenik pada manusia atau dapat menyebabkan kanker, khususnya kanker kolorektal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com