Dikutip dari situs Kementerian Perindustrian, nikel adalah salah satu jenis logam.
Logam ini memiliki julukan "the mother of industry", artinya merupakan tulang punggung yang mendukung sektor industri lainnya, misalnya otomotif.
Nikel terutama digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja anti karat (stainless steel).
Dikutip dari buku "Nikel Indonesia", produk akhir nikel sangat banyak dikonsumsi untuk pembuatan stainless steel, yaitu sebesar 6,9 persen.
Kemudian sebanyak 10 persen digunakan untuk logam paduan nonbesi. Lalu, sebesar 7 persen untuk pelapisan logam (plating), 6 persen untuk pembuatan baterai dan lain-lain.
Selanjutnya, sebanyak 5 persen untuk logam paduan besi, serta 3 persen digunakan untuk pengecoran.
Sehingga, jika industri otomotif berkembang, permintaan nikel turut meningkat. Jika pembangunan massal terjadi, permintaan nikel tinggi.
Baca juga: Larangan Ekspor Bijih Nikel dan Nasib Suram Industri Baja Eropa
Berdasarkan publikasi dari Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), sejarah pertambangan nikel di Indonesia dimulai pada 1901.
Saat itu, Kruyt, seorang berkebangsaan Belanda, meneliti bijih besi di pegunungan Verbeek, Sulawesi.
Kemudian, pada 1909, EC Abendanon, juga ahli geologi berkebangsaan Belanda menemukan bijih nikel di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Penemuan ini dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi pada tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tole Maatschappij.
Di Soroako, pada 1937, seorang ahli geologi bernama Flat Elves melakukan studi mengenai keberadaan nikel laterit.
Pada 1938, dilakukan pengiriman 150.000 ton biji nikel menggunakan kapal laut oleh OBM ke Jepang.
Namun, baru 30 tahun kemudian yakni pada 1968 diterbitkan Kontrak Karya (KK) untuk penambangan nikel laterit kepada PT International Nickel Indonesia (INCO) dengan area di beberapa bagian Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Wilayah itu di antaranya termasuk Soroako dan Pomalaa.
Saat ini, seluruh saham PT INCO sudah diambil alih oleh perusahaan pertambangan nikel dari Brasil dan berubah nama menjadi PT Vale Indonesia.
BUMN yang juga memiliki lokasi pertambangan nikel yang luas adalah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau ANTAM.
Lokasi tambangnya terdapat di Pulau Sulawesi dan Halmahera.
Baca juga: Tertarik Nikel Indonesia, JBIC Siapkan Dana Abadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.