Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agnez Mo Sebut Tak Berdarah Indonesia, Studi: Pribumi Memang Tidak Ada

Kompas.com - 26/11/2019, 18:33 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyanyi Indonesia yang kini berkarier di Amerika Serikat, Agnez Mo mengaku tidak ada sama sekali darah Indonesia yang mengalir di tubuhnya.

Pengakuan itu ia sampaikan di menit ke 7 dalam sebuah video di YouTube saat ia menjadi bintang tamu di program Build yang dipandu oleh Kevin Kenny.

Hal itu dilontarkan oleh pemilik lagu Nanana ini saat Kenny bertanya mengenai dirinya yang berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia.

"Sebenarnya saya sama sekali tidak memiliki darah Indonesia, saya ini berdarah Jerman, Jepang, China. Saya hanya lahir di Indonesia," ucap Agnez dalam sesi wawancara tersebut.

"Saya tidak ingin mengatakan bahwa saya tidak merasa memiliki keterikatan dengan Indonesia, karena saya merasa orang-orang di sana selalu bisa menerima saya. Hanya saja ada perasaan 'saya tidak seperti orang-orang lainnya'," jelas Agnez.

Baca juga: Dikecam gara-gara Mengaku Tak Berdarah Indonesia, Agnez Mo Bersuara

Atas pernyataannya itu, Agnez sempat dikecam dan disebut tidak memiliki rasa nasionalisme setelah sukses berkarier di luar negeri.

Namun, tidak hanya kecaman yang datang menghampirinya, sebagian yang lain juga menyampaikan pembelaannya dan menyebut Agnez hanya menyampaikan kondisinya.

Pribumi Indonesia, Adakah?

Lalu, siapa yang sebenarnya mewarisi darah asli Indonesia?

Berdasarkan hasil tes DNA dari 16 sampel yang mengikuti Proyek DNA Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli yang diadakan oleh majalah sejarah Historia beberapa waktu lalu, diketahui memang tidak ada orang yang 100 persen berdarah Indonesia.

Misalnya beberapa yang menjadi peserta uji ketika itu, Najwa Shihab yang memiliki darah Arab hingga Iran Kurdi atau Ariel Noah yang memiliki darah Jepang hingga Yunani.

Hasil kandungan DNA itu diketahui melalui uji yang dilakukan menggunakan sampel saliva atau air liur dari para responden.

Sampel itu kemudian disterilkan dan diperbanyak hingga diuji di Australia. Setelah keluar, hasilnya pun dipajang di Museum Nasional sejak 15 Oktober-10 November 2019 lalu.

Dengan hasil yang ada, mereka pun menyimpulkan 'pribumi' atau orang asli Indonesia itu sebenarnya tidak pernah ada, masyarakat Indonesia adalah hasil dari percampuran sekian banyak ras dan budaya yang berbeda.

Mengetahui hal itu, diharapkan dapat memecah politik identitas dan menumbuhkan rasa toleransi. Mengapa, karena pada dasarnya kita semua adalah berbeda-beda.

Baca juga: Tak Ada Pribumi, Begini Tes DNA Tentukan Asal Usul Orang Indonesia

Percampuran Ras Sejak Berabad-abad

Tak hanya sampai di situ, bahkan penelitian yang dilakukan di tanah Sumba menemukan mereka datang dari campuran ras yang berbeda, yakni mongoloid dan austromelanesia.

Penelitian ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dengan menggali situs purba berusia 2.000 tahun bernama Lambanapu di Sumba Timur.

Percampuran yang terjadi diakibatkan oleh adanya perkawinan antar ras yang dilakukan manusia jaman dahulu. Ya, semua itu sangat mungkin terjadi di Indonesia akibat adanya sejumlah gelombang migrasi besar yang melalui Indonesia. 

Tidak ada satu pun dari kita yang dapat mengklaim bahwa kita adalah asli keturunan mongoloid, atau orang Indonesia, pribumi, dan sebagainya.

Baca juga: Tak Murni Pribumi, Kerangka Situs Lambanapu Bukti Percampuran Ras Sejak 2.000 Tahun Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com