Dengan adanya aktivitas ini, masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dan mendekati Kawah Malupang Warirang dalam radius 2 kilometer.
Selain itu, PVMBG menyarankan agar masyarakat menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik.
Hal ini dilakukan mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi. Selain itu, sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin.
"Sehingga area landaan abunya tidak tetap," kata Kasbani.
Gunung lain di Maluku Utara juga berada dalam status Waspada.
Gunung dengan ketinggian 1.340 meter ini mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008.
Melalui rekaman seismograf diketahui pada Minggu tedapat 66 kali gempa Ltusan, 131 kali gempa Hembusan, 31 kalli gempa Guguran, dan 46 kali tremor Harmonik.
Lalu ada pula 1 kali gempa Tektonik Lokal dan 23 kali gempa Tektonik Jauh.
Dengan adanya hal ini, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Ibu tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer.
Imbauan ini juga berlaku di area perluasan sektoran yang berjarak 3,5 kilometer ke arah bukaan di bagian uatar dari kawah aktif Gunung Ibu.
Melalui rekaman seismograf pada Minggu, diketahui terdapat 1 kali gempa Low Frequency, 3 kali gempa Vulkanik Dalam, dan 30 kali gempa Tektonik Jauh.
Adapun rekomendasi PVMBG adalah sebagai berikut
Masyarakat di sekitar Gunung Gamalama tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari kawah puncak gunung.
Kemudian pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berula aliran lahar.
Gunung ini masih berada di Level II atau Waspada serta mengalami erupsi tidak menerus.
Letusan terakhir terjadi pada 30 Maret 2019 dan menghasilkan tinggi kolom erupsi 600 meter.
Pada pagi ini, gunung api tersebut terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah juga teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang setinggi 50-300 meter dari puncak.
Adapun rekomendasi yang diberikan agar masyarakat di sekitar Gunung Api Kerinci tidak mendaki kawah yang di puncak dalam radius 3 kilometer dari kawah aktif.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius bahaya/KRB III.
Jalur penerbangan di sekitar Gunung Api Kerinci sebaiknya dihindari.
Alasannya, gunung api tersebut bisa sewaktu-waktu memiliki potensi letusan abu dengan keetinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
Letusan terakhir Gunung Bromo tercatat terjadi pada 19 Juli 2019 dengan tinggi kolom eripsi tidak teramati.
Hingga saat ini, status Bromo masih di Level II atau Waspada.
Kondisi terakhir gunung api tersebut terlihat jelas dengan asap kawah uatama berwarna putih beritensitas tipis 50-100 meter dari puncak.
Adapun rekaman seismograf menunjukkan Gunung Api Bromo mengalami 1 kali gempa Tektonik Lokal dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5-1 milimeter sepanjang Minggu.
Dengan aktivitas ini, masyarakat diimbau agar tidak memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif.
PVMBG mencatat melalui rekaman kegempaan dan deformasi terdeteksi aktivitas gunung mengalami kenaikan pada Juni 2019.
Kondisi terakhir, gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-ii. Pada kawah teramati asap berwana putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 20-25 meter dari puncak.
Adapun rekaman seismograf pada Minggu mencatat, Gunung Api Slamte mengalami 600 kali gempa Hembusan dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5-3 milimeter (dominan 2 milimeter).
Dengan adanya aktivitas ini, PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2 kilomter dari kawah puncak gunung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.