Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Pneumonia dan Faktor Risikonya...

Kompas.com - 19/10/2019, 07:25 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber lung.org

KOMPAS.com - Pnuemonia. Penyakit penumonia merupakan infeksi yang terjadi pada paru-paru.

Pada tubuh manusia, paru-paru berperan pada sistem pernapasan dan berhubungan dengan sistem peredaran darah.

Paru-paru berfungsi menukarkan oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.

Dilansir dari lung.org, pneumonia disebabkan bakteri, virus, atau jamur.

Infeksi tersebut membuat kantung udara paru-paru meradang dan terisi dengan cairan atau nanah.

Baca juga: Idap Pneumonia, Sarri Pernah Akui Habiskan 60 Batang Rokok dalam Sehari

Hal ini mengakibatkan oksigen yang dihirup sulit masuk ke aliran darah.

Gejala yang muncul dari level ringan hingga berat, termasuk batuk, demam, kedinginan, dan sulit bernapas.

Penyebaran penyakit ini sering terjadi lewat batuk, bersin, menyentuh, dan mereka yang tak menunjukkan gejala ini juga dapat menyebarkan penyakit pneumonia.

Mereka yang berisiko terkena pneumonia

Banyak faktor yang dapat memengaruhi seberapa serius suatu kasus pneumonia, seperti jenis kuman yang menyebabkan infeksi paru-paru, usia penderita, dan kesehatan seseorang secara keseluruhan.

Penyakit ini dapat menyerang segala umur, termasuk bayi, anak kecil, orang tua di atas 65 tahun, dan seseorang yang mempunyai masalah kesehatan akan berisiko lebih tinggi.

Bayi dan anak-anak berusia dua tahun atau lebih risikonya bisa lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh belum berkembang sepenuhnya.

Mereka yang berusia 65 tahun ke atas juga memiliki risiko lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh kurang mampu melawan infeksi.

Baca juga: Aktris Hollywood Whoopi Goldberg Meregang Nyawa karena Pneumonia

Sebagian besar kasus pneumonia dapat diobati, walau membutuhkan waktu untuk pulih seutuhnya.

Faktor risiko

Di Amerika Serikat, puluhan ribu orang meninggal akibat penyakit pneumonia setiap tahunnya, dengan sebagian besarnya merupakan orang berusia di atas 65 tahun.

Kebiasaan dan perilaku seperti merokok dan penyalahgunaan narkoba dan alkohol, meningkatkan risiko pneumonia.

Paparan bahan kimia tertentu, seperti polutan atau asap beracun, termasuk asap rokok juga menjadi faktor risiko yang disebabkan oleh lingkungan sekitar.

Faktor lainnya adalah risiko kondisi medis.

Menurut lung.org, faktor kondisi medis antara lain:

  • Penyakit paru-paru kronis seperti COPD, bronkiektasis, atau fibrosis kistik.
  • Penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit sel sabit.
  • Sistem kekebalan yang melemah karena HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi atau penggunaan steroid jangka panjang.
  • Kesulitan menelan karena stroke, demensia, penyakit Parkinson atau kondisi neurologis lain yang dapat mengakibatkan aspirasi makanan, muntah, atau air liur ke dalam paru-paru yang kemudian menjadi terinfeksi.
  • Infeksi pernapasan virus, seperti pilek, radang tenggorokan, influenza, dan lainnya.
  • Rawat inap, terutama saat dalam perawatan intensif dan menggunakan ventilator.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com