Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HUT ke-263 Yogyakarta, Ini Kisah di Balik Peringatannya Jatuh pada 7 Oktober

Kompas.com - 07/10/2019, 14:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, Senin (7/10/2019), Kota Yogyakarta memperingati hari jadinya yang ke-263 tahun.

Penentuan tersebut tidak lepas dari kesatuan sejarah tentang berdirinya Kota Yogyakarta.

Bagaimana tanggal 7 Oktober bisa ditetapkan sebagai tanggal ulang tahun Kota Yogyakarta?

Melansir dari laman resmi Pemerintah Kota Yogyakarta, berdirinya kota tersebut bermula dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jenderal Jacob Mossel.

Perjanjian Giyanti menyatakan Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Surakarta kemudian dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono III.

Sementara, Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar sebagai Sultan Hamengku Buwono I.

Rangkaian Kegiatan HUT Kota Yogyakarta Ke-263Pemkot Jogja Rangkaian Kegiatan HUT Kota Yogyakarta Ke-263
Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaan Yogyakarta adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede. Selain itu, wilayah kekuasaan juga meliputi daerah "mancanegara" seperti Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartasura, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, dan Grobogan.

Melansir dari laman resmi Kraton Jogja, perjanjian ini mengatur tata cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, tari-tarian, dan lain-lain.

13 Maret 1755, Kasultanan Yogyakarta pun mengumandangkan proklamasi atau Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.

Ibu kota yang dipilih dari wilayah-wilayah yang dimiliki adalah Ngayogyakarta (Yogyakarta).

Kemudian, Sultan Hamengku Buwono memulai pembangunan Kraton Yogyakarta pada 9 Oktober 1755.

Saat pembangunan, Sri Sultan Hamengku Buwono I dan keluarga tinggal di Pesanggrahan Ambarketawang.

Sri Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarga secara resmi menempati Pesanggrahan Ambarketawang sejak 9 Oktober 1755.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com