KOMPAS.com - Penyebaran ASF (African Swine Fever) atau demam babi Afrika ke Indonesia mendapatkan perhatian serius. Sejumlah upaya dilakukan Kementerian Pertanian untuk mencegah penyebarannya melalui sejumlah pengawasan.
Virus demam babi Afrika bisa menyebar melalui daging olahan impor yang dibawa masuk ke Indonesia.
Apa yang perlu diketahui soal demam babi Afrika?
Melansir dari laman resmi World Organization For Animal Health, virus demam babi afrika adalah sebuah penyakit berbahaya yang menginfeksi babi.
Hingga saat ini, belum diketahui risikonya terhadap manusia.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari famili Asfarviridae, yang juga menginfeksi kutu dari genus Ornithodoros.
ASF adalah penyakit endemik di wilayah Afrika sub-Sahara. Di Eropa, ASF menjadi endemik di Sardinia dalam beberapa dekade.
Penyakit ini kemudian mewabah di Georgia, Armenia, Azerbaijan dan bagian wilayah Eropa seperti Rusia, Ukraina, serta Belarus pada 2007.
Sementara itu, laman resmi European Food Safety Authority, menyebutkan, belum ada vaksin untuk menyembuhkan penyakit ini.
Oleh karena itu, virus ASF memiliki dampak sosio-ekonomi yang cukup serius di negara-negara yang terinfeksi virus ini.
Epidemiologi dari demam babi afrika cukup kompleks dan bervariasi.
Hal ini bergantung pada kondisi lingkungan, keberadaan vektor, tingkah laku manusia, dan keberadaan babi liar.
Alur transmisi dapat melalui beberapa cara, yaitu:
Pergerakan dari hewan-hewan yang terinfeksi, produk-produk babi yang terkontaminasi, dan pembuangan bangkai secara ilegal adalah penyebaran yang paling signifikan untuk penyakit ini.
Gejala-gejala klinis dan tingkat kematian bergantung pada jenis virulensi virus dan spesies babi.