Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gembong Teroris Noordin M Top Tewas di Solo

Kompas.com - 17/09/2019, 06:00 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Rentetan tembakan kembali terjadi pukul 02.45 WIB dan berakhir pukul 06.00 WIB.

Polisi antiteror membawa peti-peti bersisi amunisi, karung-karung, dan gulungan kabel.

Mobil Satuan Gegana Brimob terlihat di lokasi dan empat ambulans meninggalkan tempat penyergapan pada waktu berbeda.

Baca juga: Cerita Mantan Polisi yang Jadi Teroris Setelah Sambangi Tangan Kanan Noordin M Top

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis)-Polri bertugas mengidentifikasi sidik jari jenazah dengan metode klasifikasi Henry Faulds di dalam ambulans di landasan Bandara Adi Sumarmo, Surakarta.

Identitas jenazah harus jelas sebelum diterbangkan ke Jakarta.

Sekitar pukul 11.00 WIB, petugas Inafis menyimpulkan, sidik jari jenazah identik dengan data sidik jari milik buronan teroris Noordin M Top yang diperoleh dari Polis Diraja Malaysia.

Target

Disebutkan, saat itu, Noordin telah menjadi salah satu target perburuan selama 9 tahun lamanya, tapi terus berhasil meloloskan diri.

Warga Malaysia ini merupakan orang yang diduga bertanggung jawab atas aksi teror, mulai dari Bom Bali (2002), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedutaan Besar Australia (2004), serta Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton (Juli 2009).

Dikabarkan Harian Kompas, 10 Desember 2003, salah satu tersangka pengeboman Hotel JW Marriot, Ismail (23) mengaku bahwa bom dirakit di kontrakannya yang beralamat di Jalan Kemuning Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Bom yang meledak pada 5 Agustus 2003 itu dirakit bersama Dr Azahari, Noordin M Top, Masrizal alias Thohir, dan Ismail.

Reka ulang digelar di rumah kontrakan itu dan memperagakan 25 adegan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com