Ia menjelaskan, usus buntu disebabkan oleh peradangan.
Selain adanya penyumbatan di dalam usus buntu, ternyata masalah genetik juga bisa memperbesar risiko usus buntu.
Seorang anak yang memiliki orangtua usus buntu, maka risikonya meningkat 10 kali lipat dibandingkan mereka yang tak memiliki riwayat.
Melansir Hello Sehat, kemungkinan keterkaitan keturunan usus buntu ini berhubungan dengan golongan darah dengan siste, HLA (antigen leukosit manusia).
Baca juga: INFOGRAFIK: 11 Mitos Kanker yang Jangan Lagi Dipercaya
Misalnya, orang dengan golongan darah A memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami usus buntu dibanding golongan O.
Kepada Kompas.com, Johanes mengatakan, peradangan usus buntu bisa berbahaya jika tak ditangani dengan cepat.
Alasannya, peradangan usus buntu seperti bisul yang bisa pecah atau dalam istilah medis disebut dengan appendicitis perforata.
Kondisi tersebut menyebabkan penyebaran infeksi ke rongga perut.
Akibatnya, usus tak steril dan kuman masuk ke dalam darah sehingga berisiko menyebabkan infeksi berat ke berbagai bagian tubuh yang bahkan bisa menyebabkan kematian jika masuk ke dalam darah.
Gejala umum yang timbul pada penderita usus buntu adalah rasa sakit pada bagian kanan bawah perut dan biasanya disertai panas.
Pemeriksaan untuk mendeteksi usus buntu biasanya melalui pemeriksaan fisik dan lab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.