Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal N95, Masker yang Dinilai Efektif Lindungi dari Paparan Kabut Asap

Kompas.com - 14/09/2019, 15:46 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masker N95 atau masker respirator merupakan jenis masker anti-polusi yang bisa digunakan untuk melindungi dari asap, termasuk kabut asap.

Masker N95 dapat menyaring polutan dan partikel halus sampai 95 persen.

Inilah alasan masker ini dinamakan masker N95.

Masker ini juga dapat memyaring partikel halus 2.5 PM (Particular Matter), tetapi tidak dapat menyaring gas.

Bagi seseorang yang sensitif, seperti penderita infeksi saluran pernapasan dan pekerja di luar ruangan, sangat dianjurkan untuk memakai masker jenis ini.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan untuk Melindungi Kesehatan Saat Kabut Asap?

Meski demikian, masker N95 ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak, ibu hamil, dan para lansia.

Hal ini karena ketatnya masker ini sehingga dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Risiko kesehatan

Seperti dikutip dari Hello Sehat, sebuah penelitian pada 2018, menemukan bahwa paparan asap kebakaran hutan memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Asap tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius pada sistem pernapasan.

Risiko itu di antaranya penyakit asma, bronkitis, pneumonia, serta penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Tidak hanya berhenti sampai di situ, campuran gas, zat kimia, partikel debu, dan bahan-bahan lain pada asap kebakaran hutan bisa menimbulkan efek jangka pendek dan jangaka panjang bagi kesehatan.

Efek jangka pendek yang ditimbulkan oleh paparan asap kebakaran hutan bisa berupa kesulitan untuk bernapas secara normal.

Baca juga: Gara-gara Kabut Asap Tebal, Minibus Keluar Jalur hingga Terperosok

Efeknya, akan merasakan sesak napas atau napas terdengar nyaring.

Selain itu, asap tersebut juga bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan paru, iritasi mata, tenggorokan gatal, dan sakit kepala.

Adapun efek jangka panjangnya, asap kebakaran hutan beresiko menimbulkan penyakit ginjal, diabetes, masalah kesuburan, dan peningkatan tekanan darah.

Bahkan, beberapa penelitian menemukan adanya peningkatan risiko gangguan saraf, seperti penyakit Alzheimer.

Seperti diketahui, kebakaran hutan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com