Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 9 September 2004, Bom Mobil Meledak di Depan Kedubes Australia

Kompas.com - 09/09/2019, 06:05 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Terdakwa lain yakni Ahmad Hasan, juga dituntut hukuman mati.

Sebelumnya, terpidana lain yakni Irun Hidayat hanya dihukum penjara tiga tahun enam bulan, sedangkan Agus Ahmad divonis empat tahun penjara, dan Heri Sigu dihukum tujuh tahun penjara.

Isu bom sebelum ledakan

Sebelumnya, pada Juni 2004, polisi sempat meningkatkan asistensi dan pelatihan keamanan di lingkungan lima kantor kedutaan besar asing di Jakarta.

Pelatihan ini dilakukan mengingat adanya informasi intelijen mengenai rencana kelompok yang dikabarkan akan membunuh duta besar asing dari negara Barat.

Harian Kompas ,16 Juni 2004, menyebutkan, Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri saat itu, Inspektur Jenderal Dadang Garnida, mengatakan, ada lima kedubes yang ditingkatkan pengamanannya.

Kelima kedubes itu antara lain Inggris, Amerika Serikat, Australia, Spanyol, dan Belanda.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 34 Tahun Lalu, Bangkai Kapal Titanic Ditemukan

Bahkan, Menteri Luar Negeri Australia saat itu, Alexander Downer mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya telah meningkatkan pengamanan di kantor kedubesnya di Jakarta selama beberapa tahun terakhir.

Menurut arsip Harian Kompas, 10 September 2004, berjudul Dunia Kecam Ledakan Bom, Downer menuturkan, sepekan sebelum ledakan bom, pihak Australia telah menerima ancaman teror bom di beberapa hotel di Indonesia.

Kemudian, setelah adanya ancaman tersebut, pihaknya langsung mengeluarkan travel warning kepada warganya yang berkunjung ke Indonesia.

Tak hanya Australia, peringatan bepergian ke Indonesia juga dikeluarkan oleh beberapa negara lain, antara lain, Inggris, Jepang, Yunani, Selandia Baru, dan beberapa negara lain.

Pengaruhi pilpres putaran kedua

Seperti diketahui, peristiwa bom di depan Gedung Kedubes Australia terjadi 11 hari sebelum pilpres berlangsung.

Setelah mendengar informasi mengenai hal ini, Presiden Megawati Soekarnoputri saat itu langsung menuju lokasi kejadian, setibanya dari Brunei Darussalam.

Arsip pemberitaan Harian Kompas, 10 September 2004, berjudul Ledakan Bom Pengaruhi Pilpres Putaran Kedua, menuliskan, pengamat politik Wakil Direktur Riset Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Entjeng Shobirin Nadj memprediksi peristiwa tersebut bisa menjatuhkan popularitas presiden yang juga kandidat calon presiden, Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Ketika Dua Keluarga Jokowi Kini Duduki Jabatan Strategis di Pertamina...

Tren
Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Siapa Saja Orang yang Tak Disarankan Minum Kopi?

Tren
Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Sosok Rita Widyasari, Eks Bupati Kutai Kartanegara Terpidana Korupsi dengan Kekayaan Fantastis

Tren
4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet

Tren
5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

5 Fakta Kasus Pengeroyokan Bos Rental hingga Meninggal di Sukolilo Pati

Tren
Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Benarkah Tidak Makan Nasi Bisa Bantu Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tren
PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

Tren
Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

Tren
23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com