Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tawuran Masih Kerap Terjadi? Ini Penjelasan Psikolog

Kompas.com - 05/09/2019, 18:21 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran antar warga terjadi di kawasan Manggarai, tepatnya di depan pasar Raya Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019) sekitar pukul 16.30 WIB.

Adapun para warga yang terlibat adalah dari Tebet, Jakarta Selatan dan Menteng, Jakarta Pusat.

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Koentjoro Soeprapto mengatakan, tawuran yang terjadi di Manggarai sudah berlangsung lama dan terjadi karena banyak faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain kepadatan penduduk, jurang yang kaya dan miskin begitu besar, lalu lintas yang padat hingga akhirnya menyulut agresivitas massa dan menjadi mudah disulut kemarahannya.

Selain itu, ada banyak faktor lain yang melatarbelakangi tawuran yang terjadi akhir-akhir ini.

"Ada tiga faktor yang menjadi penyebab tawuran, faktor karena memang diadu, faktor kepentingan, dan dendam lama," kata Koentjoro saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/9/2019).

Menurutnya, alasan warga ataupun pelajar melakukan tawuran adalah untuk mendapat pengakuan dari orang lain.

"Karena pada dasarnya, manusia memiliki sifat kebinatangan. Dari situ akan timbul rasa ingin diakui atau ingin terlihat wah," lanjutnya.

Baca juga: Ini Kronologi Tawuran di Atas Rel yang Terjadi di Manggarai

Bibit Tawuran

Koentjoro menyebutkan, motivasi seseorang untuk melakukan tawuran juga dapat muncul dari sejak keluarga. Misalnya saja saat pembagian warisan.

Dalam pembagian warisan tersebut salah satunya adalah membagikan tanah. Bila tanah yang didapat dipermasalahkan, maka akan dibela mati-matian atau dalam bahasa jawa disebut sakdumuk batuk, sanyari bumi.

Hal tersebut sudah menggambarkan salah satu bibit tawuran.

Selain itu, Koentjoro mencontohkan kasus yang terjadi di Papua kemarin adalah karena masalah ketersinggungan yang telah terjadi sejak lama.

"Penyebabnya karena mereka sangat tersinggung, tentu tersinggungnya bukan hanya kemarin dan masuknya kepentingan lain, tetapi sudah menumpuk hingga akhirnya meledak," paparnya.

Dirinya menambahkan, tawuran di desa dan di kota penyebabnya berbeda.

"Kalau di desa tawuran terjadi karena nilai dan masalahnya sepele, misalnya perebutan tanah dan saat nonton dangdut lalu bersenggolan akhirnya menimbulkan tawuran antar geng. Bila di kota, terjadi karena mobilisasi massa, artinya menyewa preman," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com