Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelakuan Pejabat yang Menjadi Sorotan, dari Minta Jatah "Kursi" hingga Telanjang Dada

Kompas.com - 23/08/2019, 11:07 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konser megah grup musik Westlife di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (18/8/2019) ternyata memicu polemik.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (22/8/2019), ada perilaku dari pejabat yang meminta "jatah" kursi ketika konser berlangsung.

Hal itu terungkap dari unggahan promotor acara di akun instagram @musievent.

Saat dimintai tanggapan soal keluhan tersebut, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengaku terkejut ada pejabat yang meminta "jatah" mencapai 500 kursi.

"Siapa itu yang minta? itu mau dijual?" kata Herman Deru, Kamis (22/8/2019).

Herman mengatakan dirinya akan mencari tahu siapa oknum pejabat yang disebut promotor tersebut.

"Yang minta siapa? saya cari tahu dulu siapa. Nanti saya akan tegur. Enggak boleh itu," ujar dia.

"Tapi (promotor acara) Westlife harus hati-hati. Kalau enggak ada (pejabat yang minta jatah kursi) saya tegur mereka," ujar dia.

Ternyata, tak hanya oknum pejabat di atas saja yang perilakunya menjadi sorotan publik. Ada nama Pasha Ungu dan Ridwan Kamil yang juga pernah menjadi sorotan publik.

Baca juga: Ada Pejabat Minta Jatah Kursi Nonton Westlife, Gubernur Sumsel Meradang

Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu juga pernah menjadi sorotan soal gaya rambutnya.Kompas.com/Erna Dwi Lidiawati Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu juga pernah menjadi sorotan soal gaya rambutnya.

Gaya Rambut Pasha "Ungu"

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (23/1/2018), Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said atau yang biasa dikenal dengan nama Pasha 'Ungu" ini pernah menjadi sorotan perihal gaya rambutnya.

"Saya kira dengan potongan rambut saat ini saya merasa nyaman. Masih dalam kewajaran dan tidak melanggar etika. Jadi saya pikir tidak ada masalah kan," kata Pasha waktu itu.

Pasha juga menyadari bahwa dirinya tengah menjadi sorotan seusai tampil di tayangan televisi dengan mengenakan pakaian dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bergaya rambut dikucir.

Pasha menambahkan bahwa acara yang ia hadiri itu bertema "Musisi yang Menjadi Kepala Daerah".

Pasha mengaku saat turun dari pesawat untuk menghadiri acara tersebut, dirinya tidak sempat untuk dandan. Akhirnya untuk lebih praktis, ia mengucir rambutnya.

"Namun jujur, saya tidak punya maksud untuk bersikap nyeleneh atau kurang sopan di depan pemirsa," ujarnya.

Baca juga: Cerita Pasha Ungu, Ditanya Maju Jadi Cagub atau Cawalkot oleh Mendagri

Sebuah foto dengan wajah Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo atau yang lebih dikenal dengan nama Pasha Ungu beredar di media sosial Facebook lewat akun Romeo Alfa Kilo.Facebook via Tribun Kaltim Sebuah foto dengan wajah Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo atau yang lebih dikenal dengan nama Pasha Ungu beredar di media sosial Facebook lewat akun Romeo Alfa Kilo.

Gaya Berpakaian Pasha "Ungu"

Tak hanya sekali, lagi-lagi kelakuan Pasha "Ungu" menjadi sorotan publik.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (15/4/2016), kali ini Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bersama jajaran stafnya tertawa melihat gaya berpakaian Wakil Wali Kota Palu tersebut.

Foto yang memperlihatkan gaya berbusana Pasha sudah tersebar dan ramai dibicarakan di media sosial.

Pada mulanya, wartawan menanyakan kepada Mendagri soal gaya berpakaian Pasha tersebut. Saat itu Mendagri belum mengetahui seperti apa gaya berpakaian Pasha.

Wartawan akhirnya menunjukkan foto tersebut. Di dalam foto tersebut, Pasha menggunakan pin praja wibawa (Satpol PP), wing marinir, lencana pelopor lantas, tongkat komando, serta setelan jas yang dipadupadankan dengan celana jeans dan ikat pinggang ala rocker.

Mendagri pun langsung tertwa setelah melihat foto tersebut.

"Ha-ha-ha... saya akan cek dulu ya. Saya akan cek ke Gubernur," kata Tjahjo.

Menurut Mendagri, seragam wakil wali kota harusnya menggunakan seragam dengan tanda korpri dan nama serta tanda jasa bila memang ada.

Baca juga: Wakil Wali Kota Palu Pasha Ungu Temui Mendagri, Bahas Masalah Internal

Foto Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, bertelanjang dada tiba-tiba laris manis dipajang di foto profil warga Kota Bandung. Aksi telanjang tersebut dilakukan saat mendukung Persib Bandung berlaga di semifinal Indonesia Super League di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa (4/11/2014).
ISTIMEWA Foto Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, bertelanjang dada tiba-tiba laris manis dipajang di foto profil warga Kota Bandung. Aksi telanjang tersebut dilakukan saat mendukung Persib Bandung berlaga di semifinal Indonesia Super League di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa (4/11/2014).

Ridwan Kamil Telanjang Dada

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (5/11/2014), Wali Kota Bandung saat itu, Ridwan Kamil, ikut bertelanjang dada bersama ribuan Bobotoh dan Viking Persib Fans Klub, suporter Persib Bandung.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu terjadi saat mendukung tim sepak bola kesayangannya, Persib Bandung, pada laga semifinal Indonesia Super League (ISL) melawan Arema Cronus di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa (4/10/2014).

Aksi dari Emil tersebut sontak menjadi bahan perbincangan di masyarakat maupun di media sosial.

Emil pun menjelaskan alasannya mengapa dirinya mengikuti aksi telanjang dada (buligir) massal.

"Kami mengirim belasan bus ke sana. jumlah bobotoh lebih dari 2.000 orang. Awalnya ditolak masuk karena rata-rata pakai atribut Persib, dan itu tidak boleh karena sedang kena sanksi. Pilihannya, pakai baju yang tidak beratribut Persib atau buligir," ujar Emil saat ditemui seusai peresmian Gedung Elisabeth RS Santo Boromeus Bandung, Rabu (5/11/2014)

Agar tidak menimbulkan kekrisuhan di sana, Emil langsung meminta kepada para bobotoh yang akan masuk ke dalam stadion untuk kompak tidak menggunakan baju.

"Karena memang rata-rata tidak bawa baju (ganti). Saat situasi memanas karena tidak boleh masuk, saya bilang, 'Sudah, buka baju saja, saya juga nemenin'," ungkapnya.

Emil mengakui bahwa hal tersebut terpaksa dilakukan dan bukan bentuk gagah-gagahan belaka.

"Bukan gaya-gayaan, tetapi keterpaksaan. Akhirnya, itu (telanjang) malah jadi mempersatukan. Enggak ada yang nyuruh juga," kata Emil.

Baca juga: Muncul Wacana Bekasi Gabung Jakarta dan Bogor Raya, Ini Kata Ridwan Kamil

(Sumber: Kompas.com/Putra Prima Perdana, Erna Dwi Lidiawati, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com