Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Hal tersebut berawal dari unggahan warganet melalui akun media sosial X atau Twitter @tanyarlfes, Selasa (16/4/2024).

Dalam unggahannya, warganet membagikan video "ngigo core" berupa kumpulan pengalaman mengigau yang aneh-aneh. Contohnya, orang yang tidur sambil duduk dan membolak-balik telapak tangannya.

"Kalian udah liat ngigo core ini belum? Ada gak sih ada pengalaman ngigo yang memorable? Kalau sender dulu pernah diceritain temen sender pernah ngigo keluar rumah terus jalan” di kuburan. :”)," tulis pengunggah.

Lalu, apa penyebab seseorang mengigau?

Mengigau disebabkan karena ada utang tidur

Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran dokter Andreas Prasadja menyebut tindakan mengigau sebagai penyakit tidur parasomnia.

"Parasomnia adalah gerakan atau vokalisasi yang tidak wajar saat tidur. Ada beberapa (bentuk) seperti sleep walking, sleep talking, sleep texting, atau REM (rapid eye movement) behavior disorder," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Andreas menyebut, hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari mengigau. Namun, ada faktor keturunan yang diketahui memengaruhi kebiasaan mengigau.

Sementara itu, dia menambahkan, penelitian yang dilakukan telah mengetahui faktor-faktor yang memicu tindakan mengigau.

"Pemicunya kalau ada interupsi dalam tidur dan ada utang (kurang) tidur yang tinggi," ujar dia.

Kondisi ini, kata Andreas, cenderung dialami oleh anak-anak dan dapat hilang seiring waktu.

Namun, mengigau dapat kembali muncul pada orang-orang usia remaja dan dewasa yang sangat kurang tidur.

"Karena terjadi pada tahap tidur dalam, bukan mimpi," lanjut dia.

Fase deep sleep atau "tidur dalam" terjadi saat gelombang otak berada dalam keadaan paling lambat. Tahapan ini muncul saat seseorang baru tidur pada satu atau dua jam pertama.

Seseorang akan lupa tindakan yang dilakukan saat tidur, termasuk mengigau, ketika bangun dan tubuhnya sudah sadar.

Sebaliknya, mimpi terbentuk dalam tahap tidur REM yang terjadi pada tahap terakhir dari siklus tidur. 

"Kalau terjadi pada tahap tidur mimpi, penyakitnya lain, yaitu REM Behavior Disorder, biasanya lebih berat. Kalau sleep talking biasa saja itu khas terjadinya pada dua jam awal tidur," tambahnya.

Menurut Andreas, orang yang mengigau dengan melakukan atau mengatakan hal aneh sebagai kondisi yang wajar terjadi.

"Tindakan atau mengatakan hal aneh biasa saja. Karena kan memorinya di otak (bekerja) secara random. Jadi gerakannya random, omongannya random bisa benar atau tidak," tegasnya.

Dia menyebut, orang akan mengigau karena ada bagian otak yang aktif bekerja meski orang tersebut tidur. Namun, bagian otak itu bekerja secara acak.

Cara mengatasi mengigau

Andreas menyebut, orang yang mengigau harus menghilangkan utang tidur atau kekurangan tidur yang dialaminya.

"Jadi harus tidur secara rutin, teratur, sehat. Kalau sudah teratur, baru kita pertimbangkan mungkin ada pemicu dari penyakit tidur lain," tambah dia.

Andreas menuturkan, ada kemungkinan orang mengigau karena mengalami periodic limb movements during sleep (PLMS). Ini adalah gerakan tubuh yang tidak disengaja dan berulang-ulang saat tidur.

Akibat kondisi ini, proses tidur akan terpotong sehingga orang tersebut berulang kali tidur dan terbangun tanpa sadar.

"Proses interupsi inilah yang memicu sleep walking, sleep talking," tambah Andreas.

Jika kondisi ini terjadi, orang tersebut memerlukan perawatan dari dokter untuk menangani masalah tidurnya.

Di sisi lain, orang yang sering mengigau perlu dijauhkan dari barang pecah belah atau alat elektronik agar tidak membahayakannya.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/29/110000265/mengapa-bisa-mengigau-saat-tidur-ternyata-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Tren
Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Tren
Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Tren
Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Tren
Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Tren
Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Tren
Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Tren
Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Tren
Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Tren
Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Tren
Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Tren
Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke