Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wanita Butuh Tidur Lebih Lama dari Laki-laki, Ini Alasannya

Namun ternyata, penelitian membuktikan perempuan butuh lebih banyak tidur dibandingkan laki-laki.

Pakar tidur Tom Coleman mengatakan, perempuan tertidur lebih cepat dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur nyenyak. Karena itu, mereka butuh tidur lebih lama daripada laki-laki.

"Tidur nyenyak dan tidur ringan sama pentingnya. Banyak pemulihan dan perbaikan fisik terjadi pada tidur nyenyak dan banyak perbaikan psikologis terjadi pada tidur ringan," jelasnya, diberitakan News Talk.

Alasan perempuan butuh tidur lebih lama

Coleman mengungkapkan ada sejumlah alasan perempuan memerlukan lebih banyak istirahat dan tidur dibanding pria.

“Ada beberapa perdebatan mengenai hal ini. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa perempuan menggunakan lebih banyak otak mereka dibanding laki-laki,” kata dia.

Selain itu, dia menilai banyak perempuan merasa lelah lebih awal dan perlu segera tidur dalam waktu lama.

Di sisi lain, dia menyebut perempuan mengalami gangguan kondisi tubuh yang memengaruhi kualitas istirahatnya. Meski begitu, perempuan umumnya menangani gangguan tidur lebih baik dibandingkan laki-laki.

“Perempuan jauh lebih mampu mengatasi gangguan tidur dan lebih banyak perempuan yang cenderung bangun pagi dan tertidur lebih awal,” katanya.

Meski bisa menangani gangguan tidur, dikutip dari Sleep Foundation, penelitian membuktikan 40 persen perempuan lebih banyak menderita insomnia dibandingkan laki-laki.

Mereka juga hampir dua kali lebih mungkin didiagnosis menderita kecemasan dan depresi. Dua kondisi ini sangat terkait dengan insomnia. Penderita insomnia mengalami kesulitan tidur, tetap tertidur secara teratur, atau mengantuk pada siang hari.

Hormon juga menjadi alasan lain yang memengaruhi kebutuhan tidur. Perempuan dapat mengalami perubahan hormonal setiap bulan sepanjang hidup mereka. Ini berdampak pada ritme sirkadian tubuh sehingga menciptakan kebutuhan lebih besar untuk tidur.

Penelitian membuktikan, sepertiga perempuan yang menstruasi mengalami kesulitan tidur karena kram, sakit kepala, dan kembung. Akibatnya, mereka mengalami kantuk, kelelahan, dan kelelahan pada siang hari.

Selama hamil, perempuan mungkin mengalami sindrom yang membuat lebih sulit tertidur. Mereka juga rentan mengalami depresi, sleep apnea, nyeri, dan inkontinensia urin yang mengganggu tidur.

Masalah tidur dapat berlanjut hingga periode pascapersalinan karena kadar hormon mereka turun. Selain itu, merawat bayi baru lahir membuat siklus tidurnya jadi tidak teratur.

Mayoritas perempuan menopause juga mengalami serangan panas pada malam hari. Mereka akan terbangun dengan keringat berlebih sehingga mengganggu tidur.

Risiko sleep apnea juga meningkat selama menopause.  Gangguan ini menyebabkan pernapasan tidak teratur yang mengganggu kualitas tidur.

Waktu tidur perempuan lebih lama

National Sleep Foundation merekomendasikan orang dewasa usia 18-64 tahun tidur selama tujuh hingga sembilan jam pada malam hari. Sementara orang dewasa yang berusia di atas 64 tahun sebaiknya tidur tujuh hingga delapan jam.

Diberitakan Everyday Health, penelitian menemukan perempuan cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur daripada laki-laki.

Data dari 70.000 responden pada 2003-2007 menunjukkan perempuan rata-rata tidur sekitar delapan jam 27 menit setiap malam. Sebaliknya, laki-laki tidur hanya delapan jam 16 menit. Ini berarti perempuan tidur lebih lama sekitar 11 menit dibandingkan laki-laki.

Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita lebih cenderung tidur pada siang hari. Tidur siang menambah total waktu tidur. 

Berbagai penelitian juga menemukan perempuan dapat tertidur lebih cepat daripada laki-laki. Hal ini mungkin menunjukkan mereka memiliki kebutuhan tidur lebih besar.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/17/100000065/wanita-butuh-tidur-lebih-lama-dari-laki-laki-ini-alasannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke