Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Fakta Pembunuhan Wanita Dicor Semen di Makassar, Dibunuh 2017

KOMPAS.com - Mayat seorang ibu rumah tangga berinisial J ditemukan terkubur dan dicor di salah satu rumah di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (14/4/2024).

Kasus tersebut terungkap saat anak pertama J berinisial V (17) melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Makassar pada Sabtu (13/4/2024).

V merupakan saksi kunci dan melihat J dianiaya oleh ayahnya, H (43) pada saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Waktu itu saya masih kelas IV SD, sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai, saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak," ujar V, dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/4/2024).

V juga melihat ayahnya membawa pasir dan semen ke dalam rumah. Dia dipaksa untuk mengatakan jika semen yang digunakan untuk mengubur ibunya dipakai membangun kolam ikan.

Berikut ini sejumlah fakta pembunuhan ibu rumah tangga oleh suaminya di Makassar. 

1. Korban dibunuh 2017

Sebelumnya korban J disebut meninggal dunia pada 2018 usah dibunuh oleh suaminya sendiri pada 2018.

Namun, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan pembunuhan tersebut ternyata terjadi pada 2017.

"Kita dapatkan lah bahwa kejadian kasus pembunuhan itu terjadi sekitar bulan Agustus tahun 2017," ungkap Ngajib.

Fakta tersebut didapatkan usai sembilan orang diperiksa lebih lanjut terkait dengan kasus ini.

Selain keterangan saksi, kepolisian juga melakukan pemeriksaan dari hasil konfrontasi antara saksi dan pelaku serta hasil digital forensik.

2. Pelaku membunuh korban karena cemburu

Lebih lanjut, Ngajib menuturkan bahwa H membunuh J karena cemburu istrinya bertemu dengan mantan pacarnya.

Pada itu, J diketahui akan mengadakan satu acara. Lalu kemudian ada informasi yang mengatakan bahwa J bertemu dan berkomunikasi dengan mantan pacarnya.

"Sehingga di situlah mulai terjadi emosional daripada pelaku terhadap korban. Saat menanyakan. Ini tidak jawaban di situlah pelaku melakukan kekerasan," jelas Ngajib.

3. Pelaku aniaya korban tiga kali

Pelaku diduga melakukan penganiayaan sebanyak tiga kali selama tiga hari sampai korban meninggal dunia.

Ngajib menuturkan, pada hari ketiga saat J dianiaya oleh H, korban diketahui sudah tewas, dilansir dari Kompas.com, Senin (16/4/2024).

Pada hari pertama hingga ketiga, pelaku menggunakan balok untuk menganiaya korban.

Kemudian pada hari ketiga, pelaku juga melakukan pemukulan sebelum korban meninggal dunia.


4. Anak jadi saksi mata

V dan adiknya yang saat itu masih berusia lima tahun menjadi saksi mata pembunuhan ibu kandungnya.

V mengungkapkan, peristiwa penganiayaan tersebut terjadi saat ia masih duduk di bangku kelas IV SD.

"Waktu itu saya masih kelas IV SD, sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai, saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak,” kata V.

Sepulang sekolah, tepatnya dua hari setelah penganiayaan pertama, V melihat J masih terbaring di tempat yang sama.

5. Anak dipaksa berbohong tentang kondisi ibunya

Usai menganiaya ibunya, V melihat ayahnya membawa pasir dan semen ke rumah. Saat itu, ia dipaksa berbohong oleh H.

"Saya melihat bapak saya membawa masuk ke dalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan," kata V.

Selain itu, H juga mengatakan, jika ada yang menanyakan kondisi ibunya, ia harus mengatakan bahwa ibunya pergi dari rumah.

Usai mengatakan hal tersebut, H meletakkan mayat J di pekarangan rumah dan dikuburkan dengan cara dicor semen.

6. Pelaku pindah usai bunuh korban

Setelah membunuh korban, pelaku meninggalkan rumah tersebut dan pindah ke rumah orang tuanya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/4/2024).

Enam bulan kemudian, rumah lokasi pembunuhan tersebut sudah dikontrakkan dan disewa oleh pria bernama Yusran yang bekerja sebagai pengusaha bubur jagung.

Yusran menuturkan bahwa dirinya sudah mengontrak di lokasi pembunuhan selama enam tahun dan tidak merasa curiga.

"Iye saya kontrak di sini 6 tahun pak, tidak ada aneh, saya awal masuk di sini bersih, saya tidak curiga," beber Yusran, dilansir dari Kompas.com, Minggu (14/4/2024).

Meskipun demikian, Yusran mengaku bahwa kubangan tempat J dikuburkan sering menjadi sarang tikus.

7. Aniaya istri setelah menenggak miras

Sebelum menewaskan korban, pelaku sebelumnya diketahui sering melakukan kekerasan kepada J. 

Ketua RW 04 Bontoala Tua, Andi Tenri Rauf mengatakan, H jarang berinteraksi dengan warga.

"Dia kurang berinteraksi sama warga, karena mungkin temperamen. Orang begitu dilihat pasti takut. Soalnya dia pendiam," kata Andi.

Andi juga mengatakan bahwa H sering melakukan penganiayaan kepada istrinya setelah minum minuman keras.

(Sumber: Kompas.com/Darsil Yahya M, Reza Rifaldi | Editor: Rachmawati, Sari Hardiyanto, Gloria Setyvani Putri)

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/17/094424565/7-fakta-pembunuhan-wanita-dicor-semen-di-makassar-dibunuh-2017

Terkini Lainnya

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke