Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengandung Gula Alami, Apakah Jagung Aman bagi Penderita Diabetes?

KOMPAS.com - Sama seperti semua biji-bijian sereal, jagung utamanya terdiri dari karbohidrat, dengan pati adalah karbohidrat utamanya.

Jagung juga menyediakan sedikit gula, sekitar 1-3 persen. Jagung manis merupakan varietas dengan kandungan gula lebih tinggi, yaitu 18 persen dari berat kering. Sebagian besar gulanya adalah sukrosa.

Diabetes adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika gula darah terlalu tinggi dan berisiko menyebabkan sejumlah masalah kesehatan lain.

Lantas, jika jagung mengandung gula alami, apakah aman jika dikonsumsi oleh penderita diabetes?

Jagung dan gula darah

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, kandungan gula alami dalam jagung memberi rasa manis pada biji jagung yang Anda makan.

Meskipun terdapat gula pada varietas jagung manis, ia bukanlah makanan dengan glikemik tinggi, peringkatnya rendah hingga sedang pada indeks glikemik (GI).

GI adalah ukuran seberapa cepat karbohidrat dicerna. Makanan dengan peringkat tinggi pada indeks ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak sehat.

Bagaimana makanan mempengaruhi glukosa darah (gula darah) ditunjukkan oleh indeks glikemik. Ukuran ini didasarkan pada skala 0-100, dengan 100 adalah glukosa murni.

Makanan dengan indeks glikemik tinggi memiliki skor 70 atau lebih, ini dapat meningkatkan kadar gula darah Anda.

Makanan dengan GI 56 hingga 69 merupakan makanan glikemik sedang, dan makanan rendah glisemik mendapat skor kurang dari 55. Jagung memiliki skor GI 52.

Profil jagung yang rendah gula, tinggi serat, dan karbohidrat kompleks menempatkannya pada indeks glikemik yang rendah.

Jadi meski mengandung gula alami, namun kandungannya tergolong rendah berdasarkan indeks glikemiknya.

Anda boleh makan jagung jika menderita diabetes. Jagung merupakan sumber energi, vitamin, mineral, dan serat, serta rendah natrium dan lemak, menurut Healthline.

Jika Anda menderita diabetes, fokus Anda adalah pada makanan rendah GI. Sebab, makanan dengan GI tinggi dapat melepaskan glukosa dengan cepat.

Makanan rendah glisemik cenderung melepaskan glukosa secara perlahan dan terus-menerus, sehingga berguna untuk menjaga gula darah tetap terkendali.

Menurut penelitian, konsumsi tinggi flavonoid seperti yang ditemukan pada jagung, mengurangi risiko penyakit kronis, termasuk diabetes.

Studi ini juga menunjukkan asupan pati resisten dalam jumlah sedang (sekitar 10 gram per hari) dari jagung dapat mengurangi respons glukosa dan insulin.

Konsumsi jagung utuh secara teratur meningkatkan kesehatan pencernaan dan dapat menurunkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2 dan obesitas.

Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa bioaktif jagung yang berkaitan dengan kesehatan.

Jadi, meski mengandung gula alami, mengonsumsi jagung dalam jumlah cukup tergolong aman bagi penderita diabetes.

Karena tidak semua penderita diabetes bereaksi dengan cara yang sama terhadap makanan tertentu, penting untuk memahami bagaimana tingkat karbohidrat yang tinggi dapat meningkatkan glukosa darah dan berdampak pada cara Anda mengelola diabetes.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/09/070000965/mengandung-gula-alami-apakah-jagung-aman-bagi-penderita-diabetes-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke