Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Ungkap Pola Makan agar Sehat dan Panjang Umur, Termasuk Berpuasa

KOMPAS.com - Makanan merupakan salah satu faktor yang mendukung seseorang untuk tetap sehat dan berumur panjang.

Bahkan, menerapkan pola makan tertentu disebut dapat mencegah penyakit kronis, seperti jantung dan kanker, yang berkorelasi dengan panjang umur.

Peneliti melabeli lima lokasi di dunia sebagai Zona Biru atau Blue Zone karena dihuni oleh penduduk dengan fisik sehat dan berusia panjang hingga lebih dari 100 tahun.

Dilansir dari BBC Good Food, Blue Zone terdiri dari lima lokasi, yakni Okinawa (Jepang), Ikaria (Yunani), Sardinia (Italia), Nicoya (Kosta Rika), dan Loma Linda (California, Amerika Serikat).

Pola makan dan kebiasaan gaya hidup sehat di wilayah-wilayah tersebut pun membantu penduduknya menikmati usia tua tanpa penyakit.

Lantas, bagaimana cara makan agar sehat dan panjang umur?

Pola makan agar sehat dan panjang umur

Direktur Longevity Institute di University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat Valter Longo mengungkapkan, diet atau aturan makan khusus adalah hal yang paling penting untuk meningkatkan angka harapan hidup.

Kesimpulan tersebut diperoleh setelah Longo menghabiskan hampir 20 tahun waktunya untuk mempelajari umur panjang di Italia, termasuk Sardinia.

"Saya merekomendasikan apa yang saya sebut diet umur panjang, yang mengambil banyak hal berbeda," kata Longo dikutip dari CNBC.

Secara umum, menurutnya, diet panjang umur yang ideal meliputi konsumsi makanan sebagai berikut:

Khusus orang dengan usia 20-70 tahun, Longo menyarankan untuk tidak mengonsumsi daging merah seperti sapi dan kambing, serta daging putih termasuk unggas.

"Mungkin dua atau tiga butir telur seminggu paling banyak, sedikit keju dan sangat sedikit produk hewani," ucapnya.

Longo juga merekomendasikan untuk membatasi makan apa yang disebutnya sebagai "lima P bermasalah", meliputi:

  • Kentang (potato)
  • Pasta
  • Piza
  • Protein
  • Roti (pane).

Menurut Longo, bahan pangan dan makanan tersebut memiliki komposisi yang sangat bagus. Namun, orang-orang lebih sering mengonsumsinya dalam jumlah banyak.

"Dan mereka (makanan) menjadi gula dengan sangat cepat, hampir sama cepatnya dengan gula meja," ujarnya.

Berpuasa berkontribusi pada umur panjang

Longo percaya, berpuasa atau menahan makan selama waktu tertentu turut berkontribusi terhadap umur panjang.

Dia bahkan merekomendasikan puasa selama 12 jam setiap hari. Artinya, dalam waktu 24 jam sehari, setengahnya digunakan untuk berpuasa.

"Saya merekomendasikan puasa 12 jam setiap hari. Katakanlah Anda makan antara jam 8 pagi hingga 8 malam, (atau) jam 7 pagi hingga 7 malam," paparnya.

Masyarakat juga dapat menerapkan fasting mimicking diet atau pola makan meniru puasa secara berkala selama lima hari sekaligus.

Fasting mimicking diet atau FMD adalah program yang bertujuan untuk meniru efek puasa, tetapi tetap memperbolehkan asupan makanan tertentu.

Pola makan meniru puasa melibatkan pola makan tinggi lemak tak jenuh dan rendah kalori, protein, dan karbohidrat secara keseluruhan.

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications dengan Longo sebagai penulis seniornya menemukan, kesehatan makhluk hidup yang menjalankan pola makan meniru puasa dikaitkan dengan berkurangnya usia biologis.

Usia biologis merujuk pada usia organ tubuh seseorang. Usia ini dapat memprediksi berapa lama waktu yang tersisa, serta seberapa besar kemungkinan seseorang terkena penyakit kronis.

Studi yang sama juga menemukan, pola makan meniru puasa dikaitkan dengan rendahnya risiko terkena penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

"Masa-masa puasa mungkin merupakan kunci untuk mempertahankan fungsi dan tetap awet muda," tutup Longo.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/07/140000865/ahli-ungkap-pola-makan-agar-sehat-dan-panjang-umur-termasuk-berpuasa

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke