Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

95 Persen Orang Indonesia Kurang Sayur dan Buah, Berapa Porsi Idealnya?

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merinci, sebanyak 95,4 persen orang Indonesia masih kurang mengonsumsi buah dan sayur.

Angka tersebut diperoleh dari laporan nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang terakhir kali diterbitkan pada 2018 silam.

"Iya betul (data kurang konsumsi sayur dan buah terakhir ada di Riskesdas 2018)," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (243/1/2024).

Meski tampak sepele, kurang makan sayur dan buah dapat mengakibatkan banyak masalah kesehatan, mulai dari sulit buang air besar, kegemukan, hingga tekanan darah dan kadar glukosa darah tidak terkontrol.

Menurut Kemenkes, minimnya asupan sayur dan buah juga berpotensi meningkatkan risiko penyempitan pembuluh darah dan mudah terkena penyakit menular.

Lantas sebenarnya, berapa banyak porsi buah dan sayur yang perlu dimakan?

Porsi buah dan sayur per hari

Dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen menjelaskan, manusia memerlukan setidaknya 4-5 porsi buah dan sayur setiap hari.

Jumlah sayur dan buah yang perlu dimakan tersebut sesuai dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

"WHO dan FAO menjelaskan 4-5 porsi sayur dan buah per hari," ujar Tan, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (22/1/2024).

Tan melanjutkan, satu porsi buah dan sayur sebenarnya tidaklah banyak dan merepotkan untuk dikonsumsi.

Khusus buah yang dapat dimakan utuh, seperti apel, pisang, dan jeruk, satu porsi setara dengan satu biji.

Sementara buah berukuran besar termasuk pepaya dan semangka, satu porsinya hanya sekitar 100 gram.

Ketentuan satu porsi sama dengan 100 gram juga berlaku untuk sayuran. Namun, karena sayuran terutama daun-daunan jauh lebih ringan, volumenya pun tampak lebih banyak dari buah.

"Kecuali jenis-jenis buahnya sayur, seperti terong, labu, dan lain-lain," kata Tan.

Merujuk data Riskesdas lima tahun lalu, Tan menyampaikan, hampir 100 persen penduduk Indonesia kurang asupan sayur dan buah.

Kondisi ini sedikit banyak disebabkan masyarakat yang menganggap buah hanya sebagai selingan atau makanan ringan.

Di sisi lain, sayuran sering kali dicap memiliki rasa yang pahit, sehingga tidak enak saat dikonsumsi.

Padahal, Indonesia kaya akan sumber nabati, baik dari jenis yang dapat dimakan langsung maupun perlu diolah terlebih dahulu.

Oleh karena itu, masyarakat seharusnya tak perlu khawatir akan bosan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran setiap hari.

"Kuncinya makanlah yang beragam, rotasi, kombinasi, variasi. Insyaallah semua kebutuhan dan kebaikan didapatkan," ujar Tan.

Masyarakat juga dapat menerapkan pedoman gizi seimbang Isi Piringku yang digencarkan oleh Kemenkes.

Konsep Isi Piringku menggambarkan porsi sekali makan terdiri dari 50 persen buah dan sayuran serta 50 persen sisanya makanan pokok dan lauk-pauk.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Isi Piringku mengharuskan suatu makanan memenuhi:

  • 1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna
  • 1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayuran
  • 1/6 piring merupakan lauk-pauk protein, baik hewani maupun nabati
  • 1/3 piring berupa makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan beras, serta sebaiknya bukan karbohidrat simpleks, termasuk tepung dan gula.

"Kalau menerapkan ini (Isi Piringku), pasti tercapai anjuran WHO (soal makan sayur dan buah)," kata Tan.

Jika asupan sayur dan buah terpenuhi, masyarakat tidak perlu lagi rutin minum suplemen untuk menambah vitamin dan mineral.

Misalnya, mengonsumsi satu buah mangga tidak hanya menyumbang vitamin C, tetapi juga vitamin A, serat, fruktosa, dan berbagai jenis mineral.

Sering mengonsumsi suplemen justru meningkatkan risiko zat tertimbun dalam jaringan dan meracuni tubuh.

"Alam sudah mencukupi sebenarnya, jika kita hidup baik," lanjutnya.

Sementara itu, Nadia mengatakan, Kemenkes akan meningkatkan kampanye dan edukasi pedoman gizi seimbang untuk mengatasi minimnya asupan sayur dan buah.

"Juga dengan germas (gerakan masyarakat hidup sehat) dan kampanye PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)," tutur Nadia.

Rutin mengonsumsi sayur dan buah sesuai porsi pun perlu diajarkan sejak usia dini agar menjadi kebiasaan sehat.

Kemenkes berencana mengajak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk berkolaborasi mengembangkan kebiasaan sehat ini.

"Bersama Kemendikbud Ristek mengembangkan bahan ajar untuk anak SD (sekolah dasar)," kata Nadia.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/24/103000165/95-persen-orang-indonesia-kurang-sayur-dan-buah-berapa-porsi-idealnya

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke