Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Polusi Udara di Indonesia Meningkat pada 2023, Disebabkan El Nino dan IOD

Informasi tersebut disampaikan oleh Junior Data Analyst Nafas Indonesia Nidaa Fauziyyah dalam acara webinar yang diselenggarakan Tim Nafas Indonesia, Senin (15/1/2024).

Nidaa menjelaskan, polusi udara di Indonesia pada 2023 mengalami kenaikan sebesar 1 mikrogram per meter kubik dibanding tahun 2022.

Hal tersebut disebabkan karena fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang cukup kuat di 2023.

Terdampak El Nino dan IOD 

Tim Nafas Indonesia menyampaikan, fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD+) menjadi salah satu penyebab polusi udara di Indonesia mengalami peningkatan pada 2023.

Gabungan fenomena El Nino dan IOD+ mengakibatkan terjadinya cuaca kering dan panas yang membuat kondisi atmosfer lebih stabil dan angin cenderung lebih tenang.

Akibatnya, polusi terakumulasi dengan permukaan yang terdeteksi sebagai polusi tinggi.

Kondisi cuaca panas dan kering ini memungkinkan untuk memicu timbulnya polusi sekunder.

Polusi sekunder adalah polusi yang bereaksi di atmosfer yang memunculkan polutan baru.

Tren polusi udara 2022 vs 2023

Dengan terjadinya fenomena El Nino dan IOD+, polusi udara di Indonesia pun mengalami peningkatan dari tahun 2022 ke 2023.

Polusi tahun 2022 membentuk tren "menggunung," yaitu polusi di awal dan akhir tahun terpantau rendah, tetapi tinggi di pertengahan tahun.

Sementara itu, pada 2023, tren polusi terus mengalami peningkatan menjelang akhir tahun.

Polusi udara baru tampak mulai menurun pada November dan Desember 2023, tetapi tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan tren polusi pada 2022.

Berikut ini tren polusi udara pada pertengahan tahun 2023:

  • Mei: 46 µg/m³
  • Juni: 45 µg/m³
  • Juli: 47 µg/m³
  • Agustus: 50 µg/m³
  • September: 45 µg/m³
  • Oktober: 49 µg/m³
  • November: 41 µg/m³
  • Desember: 37 µg/m³

Sepanjang bulan Mei hingga Desember, kualitas udara di Indonesia tergolong kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Apa itu El Nino dan IOD?

El Nino adalah pola iklim yang menggambarkan pemanasan permukaan air yang tidak biasa di Samudra Pasifik tropis bagian timur.

Fenomena El Nino ini terjadi secara tidak teratur dengan interval dua hingga tujuh tahun dan sulit untuk diprediksi.

Akan tetapi, ketika El Nino terjadi, dampak yang paling terasa adalah ada perubahan pada pola cuaca karena peningkatan suhu laut menyebabkan aliran jet Pasifik bergeser ke selatan dari posisi normalnya.

Pergeseran ini mengakibatkan cuaca menjadi lebih kering.

El Nino ini berdampak pada suhu laut, kecepatan dan kekuatan arus laut, kesehatan perikanan pesisir, dan cuaca lokal dari Australia hingga Amerika Selatan dan sekitarnya.

Sementara itu, fenomena IOD adalah interaksi antara lautan dan atmoster yang terjadi di daerah ekuator Samudra Hindia, yang dapat memberikan dampak kekeringan atau peningkatan curah hujan

Dikutip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, interaksi antara lautan dan atmosfer ini memegang peranan penting sebagai penggerak iklim global.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/17/123000565/polusi-udara-di-indonesia-meningkat-pada-2023-disebabkan-el-nino-dan-iod

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke