Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Konjungsi Bulan-Jupiter di Tengah Fenomena Solstis, Kapan Bisa Disaksikan?

KOMPAS.com - Menjelang akhir tahun, fenomena solstis atau solstice akan kembali terjadi pada Jumat (22/12/2023).

Berasal dari bahasa Latin "solstitium", solstis merupakan fenomena astronomi biasa yang memiliki arti titik balik Matahari.

Oleh karena itu, fenonema solstis terjadi ketika Matahari berada paling utara atau paling selatan saat mengalami gerak semu tahunannya.

Bukan hanya solstis, langit pada Jumat mendatang juga akan dihiasi dengan fenomena konjungsi Bulan dan Jupiter.

Dilansir dari Astronomical Almanac, konjungsi adalah peristiwa ketika jarak sudut atau elongasi suatu benda dengan benda lain sama dengan nol derajat saat diamati dari Bumi.

Saat terjadi peristiwa konjungsi, benda-benda langit akan tampak saling berdekatan jika dilihat dari Bumi.

Artinya, pada 22 Desember nanti, langit malam akan menyajikan pemandangan Bulan yang berdampingan dengan raksasa gas sekaligus planet terbesar di Tata Surya.

Fenomena solstis Desember 2023

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, fenomena solstis Desember akan terjadi pada Jumat (22/12/2023) pukul 10.27 WIB.

"Pada saat itu, Matahari akan mencapai titik lokasi paling selatan jika dilihat dari titik-titik di paras Bumi," ujarnya, saat dihubungi Rabu (20/12/2023).

Fenomena solstis disebabkan oleh sumbu rotasi Bumi yang miring sekitar 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika (sumbu kutub utara-selatan ekliptika).

Saat Bumi berotasi, sekaligus mengorbit Matahari, terkadang Kutub Utara dan belahan Bumi utara akan condong ke Matahari.

Sementara, Kutub Selatan dan belahan Bumi selatan akan menjauhi Matahari yang disebut dengan fenomena solstis pada Juni atau Solstis Juni.

Sebaliknya, Kutub Selatan dan belahan Bumi selatan terkadang condong ke Matahari, sedangkan Kutub Utara dan belahan Bumi utara menjauhi Matahari.

Kondisi tersebut dinamakan solstis pada Desember atau disebut juga solstis Desember.

"Titik balik selatan Matahari (winter solstice) pada 2023 memang akan terjadi pada 22 Desember mengikuti gerak semu tahunan Matahari, tepatnya pada jam 10.27 WIB," terang Marufin.

Setelah pukul 10.27 WIB, Matahari secara berangsur-angsur seakan berbalik arah dengan bergerak ke utara.

Dalam istilah astronomi, menurut Marufin, Matahari mulai mengalami peningkatan nilai deklinasi setelah mencapai titik terendah, yakni minus 23,4384 persen.

Deklinasi Matahari merupakan sudut antara khatulistiwa dan garis yang ditarik dari pusat Bumi menuju pusat Matahari.

Titik deklinasi terendah tersebut berlangsung ketika titik balik selatan Matahari atau solstis Desember terjadi, yaitu tepat 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB.

Marufin menerangkan, gerak semu tahunan Matahari berdampak pada perubahan musim di segala penjuru Bumi, termasuk Indonesia.

"Di kawasan beriklim tropis, menentukan adanya musim hujan dan kemarau. Titik balik selatan Matahari biasanya terkait dengan puncak musim penghujan di Indonesia dan Asia Tenggara," kata dia.

Di kawasan beriklim subtropis, titik balik selatan Matahari atau solstis Desember menjadi penanda puncak musim dingin bagi belahan Bumi utara.

Sementara itu, di wilayah belahan Bumi selatan, fenomena astronomis ini menjadi tanda masuknya puncak musim panas.

Selain solstis yang berlangsung pada pagi hari, Marufin menjelaskan, langit Indonesia juga akan disambangi konjungsi Bulan dan Jupiter pada Jumat malam.

"Kedua fenomena itu (solstis dan konjungsi) bisa disaksikan dari Indonesia," kata Marufin.

Menurutnya, secara kasat mata, Bulan dan Jupiter hanya akan dipisahkan oleh sudut atau elongasi sebesar 3 derajat.

Masyarakat pun dapat menyaksikan fenomena ini secara langsung dengan mata telanjang. Caranya, cukup arahkan pandangan ke langit tempat Bulan berada.

Nantinya, akan tampak Bulan berdekatan dengan sebuah bintang tak berkedip yang sebenarnya adalah planet Jupiter.

Tak perlu khawatir harus bangun di tengah malam, Marufin menyebutkan bahwa fenomena ini dapat disaksikan sepanjang malam hingga tengah malam.

"Konjungsi akan dapat dilihat sejak Matahari terbenam hingga tengah malam," terangnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/21/070000565/ada-konjungsi-bulan-jupiter-di-tengah-fenomena-solstis-kapan-bisa

Terkini Lainnya

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?

Tren
PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

Tren
Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

Tren
23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke