Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Daerah yang Sudah Ganti Meteran Listrik Konvensional Menjadi AMI

KOMPAS.com - PLN akan mengganti semua meteran listrik konvensional menjadi smart meter Advanced Metering Infrastructure (AMI).

AMI merupakan alat pengukur penggunaan listrik dengan fitur komunikasi dua arah untuk penyediaan informasi yang komprehensif.

Alat ini disebut pengembangan dari automatic meter reading (AMR) atau pembacaan meter otomatis yang dilengkapi kemampuan penerapan tarif secara interkoneksi dan dinamis.

PLN menyebutkan bahwa penerapan AMI dapat meningkatkan akurasi dan perhitungan kWh meter.

"Dengan sistem ini para pelanggan bisa mengetahui profil beban sekaligus tagihan listrik yang tengah berjalan," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dikutip dari Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Sudah diterapkan di 8 daerah

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, penggantian ini sudah dilakukan terhadap 1,2 juta pelanggan di beberapa daerah pada 2023.

Daerah yang menerapkan AMI tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Berikut daftar selengkapnya:

  • Sumatera Utara
  • Banten
  • Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Sulawesi Selatan

Gregorius menyampaikan, PLN akan melakukan penggantian meteran listrik konvensional menjadi AMI secara bertahap.

Penggantian tersebut bakal dilakukan ke seluruh Indonesia. Tak perlu khawatir, pemasangan AMI ini tidak dipungut biaya atau gratis.

Keunggulan AMI

Menurutnya, ada beberapa keunggulan yang dapat dirasakan pelanggan ketika meteran listrik konvensional di rumahnya sudah diganti menggunakan AMI.

Pertama, alat tersebut membantu pelanggan untuk mengetahui profil beban sekaligus tagihan listrik yang tengah berjalan melalui aplikasi PLN Mobile.

AMI juga memungkinkan pola layanan lebih fleksibel karena pelanggan bebas memilih layanan pascabayar atau prabayar.

Keuntungan lainnya adalah recovery time bila terjadi gangguan listrik dapat dipercepat.

Hal tersebut dapat terjadi karena AMI dapat terdeteksi oleh sistem secara real time.

"Melalui penggunaan smart meter AMI, pembacaan meter yang sebelumnya dilakukan secara manual (door to door) oleh petugas, kini bisa dilakukan secara digital, sehingga lebih akurat serta privasi pelanggan akan lebih terjaga," ujar Gregorius dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (12/12/2023).

Penerapan AMI juga memungkinkan pembacaan data meter secara real time dan dilakukan dari jarak jauh, sehingga tidak diperlukan lagi pembacaan meter ke lokasi.

"Dengan demikian privasi pelanggan juga lebih terjaga," ujar Gregorius.

"Petugas hanya akan datang ke rumah pelanggan untuk melakukan pemeliharaan atau pengecekan fisik apabila ditemukan data anomali atau gangguan pada media komunikasi dan smart meter," tambahnya.

AMI bisa hemat energi

Sementara itu, Darmawan  menjelaskan bahwa penerapan AMI dapat menghemat penggunaan energi.

Alat tersebut juga dinilai mampu menekan biaya operasional untuk pengecekan meter secara langsung.

Ia mencontohkan, penerapan AMI di Austria memungkinkan negara ini menghemat energi hingga 55 persen dan biaya operasional sebesar 19 persen.

Negara lain yang sudah menerapkan AMI adalah Belanda. Negara ini bisa menghemat energi hingga 15 persen dan menekan biaya operasional sebesar 15 persen.

Menurutnya, produk smart meter berbasis AMI juga tidak hanya bermanfaat untuk kelistrikan, namun bisa dikembangkan untuk bisnis beyond kWh.

"AMI juga bisa dikembangkan ke produk beyond kWh, mulai dari energi baru terbarukan, kendaraan listrik, internet, teknologi pertanian, perangkat smart home, smart prepayment," ujar Darmawan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/15/090000965/8-daerah-yang-sudah-ganti-meteran-listrik-konvensional-menjadi-ami

Terkini Lainnya

Ada 'Strawberry Moon' di Indonesia, Apa Bedanya dengan Purnama Biasa?

Ada "Strawberry Moon" di Indonesia, Apa Bedanya dengan Purnama Biasa?

Tren
Ringan dan Mudah Dilakukan, Ini 6 Manfaat Jalan Kaki yang Perlu Diketahui

Ringan dan Mudah Dilakukan, Ini 6 Manfaat Jalan Kaki yang Perlu Diketahui

Tren
Adakah Batas Maksimal Rawat Inap Peserta BPJS Kesehatan?

Adakah Batas Maksimal Rawat Inap Peserta BPJS Kesehatan?

Tren
Polri Akan Berlakukan Tilang Berbasis Sistem Poin, SIM Bisa Dicabut

Polri Akan Berlakukan Tilang Berbasis Sistem Poin, SIM Bisa Dicabut

Tren
Bolehkah Memotong Kuku di Hari Tasyrik? MUI Ungkap Hukumnya

Bolehkah Memotong Kuku di Hari Tasyrik? MUI Ungkap Hukumnya

Tren
Manfaat 'Torpedo Kambing' bagi Pria, Benarkah Bisa Meningkatkan Gairah Seksual?

Manfaat "Torpedo Kambing" bagi Pria, Benarkah Bisa Meningkatkan Gairah Seksual?

Tren
Benarkah Penggunaan Obat GERD Berlebihan Bisa Memperparah Kondisi? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Benarkah Penggunaan Obat GERD Berlebihan Bisa Memperparah Kondisi? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Tren
Formasi CPNS Pemerintah Pusat 2024 Sudah Diumumkan, Lulusan SMA Bisa Daftar

Formasi CPNS Pemerintah Pusat 2024 Sudah Diumumkan, Lulusan SMA Bisa Daftar

Tren
Kenapa Sapi Kurban Mengamuk sebelum Disembelih? Ini Penjelasan Pakar

Kenapa Sapi Kurban Mengamuk sebelum Disembelih? Ini Penjelasan Pakar

Tren
Pisang dan Jeruk Disebut Tak Dianjurkan Dimakan Malam-malam, Ini Kata Ahli

Pisang dan Jeruk Disebut Tak Dianjurkan Dimakan Malam-malam, Ini Kata Ahli

Tren
Media Asing Soroti Suku Pedalaman Halmahera Keluar Hutan, Temui Pekerja Tambang

Media Asing Soroti Suku Pedalaman Halmahera Keluar Hutan, Temui Pekerja Tambang

Tren
Beberapa Bahaya Buang Darah dan Kotoran Hewan Kurban ke Selokan Umum

Beberapa Bahaya Buang Darah dan Kotoran Hewan Kurban ke Selokan Umum

Tren
Mulai 20 Juni, Berikut Jadwal Pertandingan Copa America 2024

Mulai 20 Juni, Berikut Jadwal Pertandingan Copa America 2024

Tren
Ramai soal Pajero Pelat Merah B 1803 PQH Dipakai Anak Muda di Yogya, Siapa Pemiliknya?

Ramai soal Pajero Pelat Merah B 1803 PQH Dipakai Anak Muda di Yogya, Siapa Pemiliknya?

Tren
Batal Naik, Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2024 Dikenakan UKT Tahun Lalu

Batal Naik, Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2024 Dikenakan UKT Tahun Lalu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke