Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tomat yang Dipanen di Luar Angkasa Hilang, Ditemukan 8 Bulan Kemudian

KOMPAS.com - Misteri tomat yang hilang di luar angkasa akhirnya terpecahkan setelah pencarian selama delapan bulan.

Tomat pertama yang dipanen di luar Bumi ini secara tidak terduga muncul kembali di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

Buah berukuran kecil itu dipetik oleh astronot Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Frank Rubio pada Maret lalu.

Tak heran, saat buah ini tiba-tiba menghilang, semua tudingan mengarah pada Rubio yang telah menghabiskan 371 hari di luar angkasa.

Kronologi tomat pertama hilang di luar angkasa

Dilansir dari NPR, Minggu (10/12/2023), Frank Rubio kembali ke Bumi pada akhir September dan mulai membahas tuduhan mengonsumsi tomat dalam Official NASA Briefing pada Oktober 2023.

Rubio menjelaskan, NASA tengah melakukan studi botani di ISS agar para astronot dapat menemukan cara menanam makanan segar di luar angkasa untuk misi jangka panjang.

Tomat kerdil red robin dengan lebar 2,5 sentimeter itu bagian dari panen akhir percobaan Veg-05 yang dirawat secara pribadi oleh Rubio.

Setiap astronot ISS menerima sampel tomat hasil panen setelah 29 Maret 2023. Namun, porsi Rubio yang tersimpan dalam kantong ziploc hilang sebelum sempat dikonsumsi.

Rubio mengaku telah memasukkan tomat ke dalam kantong, saat melihat salah satu krunya sedang mengadakan siaran dengan beberapa anak sekolah.

"Saya pikir akan keren untuk menunjukkan kepada anak-anak, 'Hai teman-teman, ini tomat pertama yang dipanen di luar angkasa,'" katanya.

Sesaat sebelum menghilang, Rubio meninggalkan tomat untuk melakukan velcro atau merekatkan diri guna menghindari pengaruh tempat tanpa gravitasi.

"Saya cukup yakin bahwa saya telah melakukan velcro di tempat yang seharusnya saya velcro, dan kemudian saya kembali dan itu (tomat) hilang," sambungnya.

Dia pun memperkirakan telah menghabiskan 8-20 jam waktunya untuk mencari buah yang hilang tersebut.

Sayangnya, dilansir dari Times of India, Minggu, dia tidak pernah menemukannya hingga waktu menjejakkan kaki kembali ke Bumi tiba.

"Saya ingin menemukannya agar saya bisa membuktikan saya tidak makan tomat itu," kata Rubio.

"Momen membanggakan saat memanen tomat pertama di luar angkasa menjadi luka tersendiri karena kehilangan tomat pertama di luar angkasa," lanjutnya.

Astronot ini berspekulasi, kelembapan di luar angkasa, tepatnya di ISS, hanya sekitar 17 persen.

Kondisi tersebut mungkin berpotensi mengeringkan tomat hingga menjadi bentuk yang tidak diketahui.

Kendati demikian, dia masih berharap seseorang akan menemukannya suatu hari nanti.

"Mudah-mudahan ada yang menemukannya suatu hari nanti, sebuah benda kecil yang sudah layu," katanya.

Ditemukan delapan bulan kemudian

Harapan Frank Rubio untuk menemukan tomat hasil budidaya di luar Bumi itu akhirnya terwujud setelah lebih dari delapan bulan.

Melalui siaran langsung pada Rabu (6/12/2023), tepat saat merayakan ulang tahun ke-25 ISS, astronot NASA Jasmin Moghbeli pun mengumumkan penemuan tersebut.

"Teman baik kami Frank Rubio, yang sudah pulang ke rumah, telah cukup lama dituduh memakan tomat," ujar Moghbeli.

"Namun, kami dapat membersihkan namanya sekarang. Tomat tersebut telah ditemukan," lanjutnya.

Diketahui, ISS adalah sebuah stasiun luar angkasa yang lebih besar dari rumah dengan enam kamar tidur.

Berada di lokasi tanpa gravitasi, ISS menjadi tempat benda-benda dapat dengan mudah melayang ke sudut tak terduga.

Kehilangan benda-benda di tempat yang telah berusia 25 tahun ini juga menjadi insiden yang tidak dapat dihindari.

Biasanya, NASA akan memeriksa saluran masuk ventilasi untuk membersihkan benda-benda yang tak sengaja melayang dan tersangkut di sana.

Kendati demikian, tidak diketahui di mana si tomat bersembunyi maupun seperti apa bentuknya saat ditemukan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/11/153000765/tomat-yang-dipanen-di-luar-angkasa-hilang-ditemukan-8-bulan-kemudian-

Terkini Lainnya

Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke