Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kusni Kasdut, Penjahat Legendaris Indonesia

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Dalam catatan sejarah, sosok Robin Hood telah diadaptasi dalam puluhan tayangan film dan televisi. Robin Hood adalah penjahat heroik legendaris Inggris yang kerap mencuri uang dari uang kaya untuk diberikan kepada orang miskin.

Namun, sosok Robin Hood pun ternyata pernah ada di Indonesia. Di antaranya adalah Kusni Kasdut dan Aladin Banuali yang dikenal sebagai perampok yang tak jarang membagikan hasil rampokannya untuk rakyat miskin.

Kisah tentang Aladin Banuali dapat didengarkan dalam audio drama ‘Ganjal’ persembahan siniar Tinggal Nama bertajuk “Aladin Banuali, si Robin Hood Indonesia” di Spotify dengan tautan akses s.id/TNGanjal5.

Kusni Kasdut, Mantan Pejuang yang Disia-siakan

Sementara itu, Kusni Kasdut dikenal sebagai penjahat ulung yang beraksi pada tahun 1960-1980-an. Ia beberapa kali merampok dan melakukan beberapa tindakan kriminal lainnya.

Salah satu kisah Kusni yang menjadi legenda adalah ketika ia merampok Museum Nasional Jakarta. Dalam buku Kusni Kasdut karya Parakitri T Simbolon yang terbit tahun 1979, Kusni merampok berbagai perhiasan senilai 2,5 miliar dari Museum Nasional Jakarta.

Aksi perampokan paling fenomenal tersebut terjadi pada 31 Mei 1961. Dalam buku Para Jagoan: Dari Ken Arok Sampai Kusni Kasdut karya Petrik Matanasi, dalam melancarkan aksinya Kusni menyamar sebagai polisi dengan mengendarai mobil jeep.

Dalam buku yang sama, Petrik Matanasi pun menuliskan bahwa Kusni Kasdut sempat dijuluki “Robin Hood” Indonesia, karena ternyata hasil rampokannya sering dibagi-bagikan ke kaum miskin.

Latar belakang Kusni ternyata bukan orang sembarangan, ia ternyata memiliki jasa pada kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam buku Para Jagoan: Dari Ken Arok Sampai Kusni Kasdut, dijelaskan bahwa ia ikut mengusir tentara Belanda ketika penjajah itu ingin kembali menguasai Indonesia.

Kusni kemudian ditolak ketika hendak bergabung dengan tentara pasca-kemerdekaan dan menjadi warga sipil biasa. Hal itu membuat kehidupan ekonominya berantakan, ia pun memilih jalan pintas sebagai penjahat untuk bertahan hidup.

Kusni dan Usahanya Kabur dari Jeruji Besi

Kusni Kasdut dikenal sering meloloskan diri dari penjara. Ia berulang kali kabur dari tahanan ketika menjadi pejuang maupun penjahat.

Saat menjadi penjahat, Kusni Kasdut ditahan di LP Lowokwaru, Malang, Jawa Timur setelah divonis mati oleh hakim atas kejahatan yang telah diperbuat. Namun, ia melarikan diri pada 10 September 1979.

Namun, Kusni kembali ditangkap pada 17 Oktober 1979 di Surabaya. Di hari-hari terakhir jelang eksekusi matinya, ia sempat berkenalan dengan seorang pemuka agama Katolik. Kusni kemudian dibaptis sebagai pemeluk Katolik dengan nama Ignatius Kusni Kasdut.

Di hari-hari senggangnya, ia melukis Gereja Katedral Jakarta dengan gedebog pisang empat bulan setelah pelariannya yang terakhir. Ia pun harus berhadapan dengan regu tembak dan menghembuskan napas terakhir pada 19 Februari 1980.

Kini Gereja Katedral Jakarta itu dipajang di sudut lantai dua Museum Katedral Jakarta. Kisah Kusni Kasdut telah tergores sebagai legenda penjahat Indonesia.

Lantas, bagaimana dengan kisah Aladin Banuali yang juga mendapat julukan “Robin Hood Indonesia”?

Dengarkan dalam siniar Tinggal Nama edisi Ganjal bertajuk “Aladin Banuali, si Robin Hood Indonesia” di Spotify dengan tautan akses s.id/TNGanjal5.

Dengarkan juga kisah-kisah seru dan mencekam lainnya melalui playlist YouTube Medio by KG Media.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/01/210000965/kusni-kasdut-penjahat-legendaris-indonesia

Terkini Lainnya

Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, Gara-gara Kritik Pimpinan?

Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, Gara-gara Kritik Pimpinan?

Tren
Cara Mencetak KK Secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Cara Mencetak KK Secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Tren
Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Tren
Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Tren
Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Tren
Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Tren
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Tren
7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

Tren
4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

Tren
Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke