Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral, Video Semburan Air dan Gas di Permukiman Warga Bogor

KOMPAS.com - Fenomena semburan air bercampur gas alam muncul di permukiman warga Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejak Rabu (11/10/2023). 

Akibat peristiwa tersebut, sejumlah orang yang tinggal di sekitar lokasi kejadian terpaksa diungsikan sementara waktu. 

Staff Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jalaludin mengatakan, semburan air bercampur gas berasal dari sumur bor di samping kontrakan syariah milik warga bernama Bimo.

Viral di media sosial

Video yang merekam peristiwa semburan air bercampur gas tersebut juga viral di media sosial. Hal itu setelah sejumlah akun mengunggah kejadian tersebut, salah satunya akun TikTok @ahahahaa50 pada Rabu (11/10/2023).

Hingga Kamis (12/10/2023) video tersebut telah ditonton lebih dari 2,6 juta kali dan disukai lebih dari 49.000 pengguna.

"Awal mulanya dari gali sumur bor kedalaman 125 meter," kata Aji saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/10/2023) pagi.

Ia mengatakan saat awal pengeboran, sumur tersebut sempat mengeluarkan gas dan berbau menyenagt. Namun belakangan muncul semburan air bercampur gas.

Sementara itu Jalal menjelaskan, peristiwa itu terjadi berawal dari aktivitas pengerjaan sumur bor dengan kedalaman kurang lebih 100 meter.

Saat pengeboran, tiba-tiba terjadi semburan air bercampur gas dari dalam sumur bor di area kontrakan tersebut.

Semburan mengandung gas metana

Setelah itu, tim dan petugas dari Pertamina (PGN) mengukur gas metana di sejumlah lokasi dekat lokasinya kebocoran gas tersebut.

Setelah diukur dengan alat ukur khusus gas metana, terdapat kandungan gas metana di atas 3.882 ppm-m dan pengecekan selanjutnya terukur di atas 14.000 ppm-m.

"Diukur dengan alat deteksi gas milik BPBD terdapat kandungan H2S angka 0 s/d 1 tidak konsisten, combex angka 0 sampai dengan 5 tidak konsisten, dan CO2 angka 0 s/d 15 tidak konsisten," ungkapnya.

Gas alam tersebut sempat menyembur dengan ketinggian mencapai 50 meter dari area kontrakan. 

Selain itu, semburan tersebut juga diiringi dengan suara berisik dan juga bau belerang yang sempat membuat warga panik.


Namun Jalal menyebutkan, tekanan dan suara semburan gas tersebut berangsur-angsur mulai mengecil.

Sementara untuk area permukiman atau kontrakan pun sudah dikosongkan untuk mencegah timbulnya korban.

"Belum kondusif dan penghuni kontrakan untuk saat ini di kosongkan karena area disterilkan. Total korban terdampak dari hasil kaji cepat ada 39 pintu kontrakan dengan jumlah 52 jiwa dan kelompok rentan dua balita," ujarnya.

BPBD: semburan berhenti, diselidiki ESDM

Di sisi lain, Kasie Bidang Pencegahan BPBD Kabupaten Bogor, Yudiman mengatakan, saat ini semburan air dan gas tersebut telah berhenti Kamis (12/10/2023) pukul 11.45 WIB.

"Sekarang sudah berhenti semburannya, total berhenti," ujar Yudiman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/10/2023).

Yudiman mengatakan, pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah mendatangi lokasi untuk penyelidikan lebih lanjut.

Selanjutnya akan ada uji lab dan juga penelitian lapisan tanah termasuk untuk menentukan sumur tersebut aman untuk digunakan atau tidak. 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/12/153000065/viral-video-semburan-air-dan-gas-di-permukiman-warga-bogor

Terkini Lainnya

Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Tren
Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

Tren
Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tren
Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke