Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wanita Berusia 104 Tahun Lakukan Terjun Payung, Meninggal Sebelum Rekor Dunia Disahkan

KOMPAS.com - Masih ingat dengan Dorothy Hoffner yang menjadi penerjun payung tertua di dunia?

Wanita berusia 104 tahun asal Chicago itu meninggal dunia pada Minggu (8/10/2023) malam.

Teman dekatnya yang berprofesi sebagai perawat, Joe Conant, mengatakan bahwa Hoffner ditemukan meninggal pada Senin pagi oleh staf di komunitas lansia Brookdale Lake View.

"Dia tak kenal lelah. Dia terus berjalan," kata Conant saat menceritakan kebiasaan Hoffner, dilansir dari The Guardian.

"Dia bukanlah seseorang yang tidur siang di sore hari, atau tidak hadir di acara, makan malam, atau apa pun. Dia selalu ada di sana, hadir sepenuhnya. Dia terus berjalan, selalu," kata dia.

Pengalaman terjung payung

Sebelum meninggal, Hoffner melakukan olahraga ekstrem terjun payung pada Minggu, (1/10/2023).

Dia mencatatkan namanya dalam buku rekor sebagai penerjun payung tertua di dunia.

Hoffner melompat dari pesawat dari ketinggian 4.100 meter di Skydive Chicago di Ottawa, Illinois, 85 mil (140 km) di sebelah barat daya Chicago.

Sebelumnya, rekor dunia Guinness untuk penerjun payung tertua dipegang oleh Linnéa Ingegärd Larsson (103) asal Swedia, pada Mei 2022. 

"Usia hanyalah sebuah angka," kata Hoffner, dilansir dari AP News.

Sebelumnya, di usia 100 tahun, Hoffner melakukan terjun payung untuk pertama kalinya. Di pengalaman pertamanya itu, dia mengatakan harus didorong keluar dari pesawat.

Namun, pada pengalaman keduanya, Hoffner bersikeras untuk memimpin lompatan dari ketinggian. Dia ditambatkan pada instruktur bersertifikat Asosiasi Terjun Payung AS.

Saat terjun di udara bebas, Hoffner terlihat tenang dan percaya diri.

Dia melompat keluar dari pesawat dengan kepala terlebih dahulu dan menyelesaikan putaran ke depan yang sempurna di angkasa sebelum terbang stabil dalam terjun bebas dengan perut menghadap ke tanah.

Terjun bebas itu berlangsung selama tujuh menit, termasuk saat parasutnya turun perlahan ke tanah.

Saat mendarat, angin mendorong rambut putih Hoffner ke belakang, dia berpegangan pada tali pengaman di bahunya yang sempit lalu mengangkat kedua kakinya dan menjatuhkan diri dengan lembut ke area pendaratan berumput.

Teman-temannya yang menunggunya di bawah segera memberi selamat.

"Di atas sana sungguh luar biasa. Semuanya menyenangkan, luar biasa, tidak ada yang lebih baik," ungkap Hoffner.

Rencananya, pada Desember mendatang, Hoffner akan menjajal balon udara yang belum pernah dinaikinya.

Rekor belum disahkan Guinness Records

Sayangnya, sebelum Guinness World Records mengesahkannya sebagai penerjun payung tertua di dunia, Hoffner telah berpulang.

Conant mengatakan, dia sedang mengurus dokumen untuk memastikan bahwa Guinness World Records mengesahkan Hoffner secara anumerta sebagai penerjun payung tertua di dunia.

Dia memperkirakan proses itu akan memakan waktu.

Skydive Chicago dan Asosiasi Terjun Payung Amerika Serikat merayakan Hoffner dalam sebuah pernyataan menyampaikan duka cita dan kekecewaannya.

"Kami sangat sedih atas meninggalnya Dorothy dan merasa terhormat telah menjadi bagian dalam mewujudkan rekor dunia terjun payungnya," tulisnya, Selasa (10/10/2023).

Kendati demikian, Conant mengatakan bahwa Hoffner melakukan terjun payung bukan untuk memecahkan rekor.

Dia mengatakan sangat menikmati lompatan pertamanya sehingga dia hanya ingin melakukannya lagi.

"Dia tidak berniat untuk memecahkan rekor. Dan dia tidak tertarik dengan publisitas atau apa pun. Dia tidak melakukannya karena alasan lain selain dia ingin terjun payung," kata Conant.

Adapun upacara peringatan untuk Hoffner akan diadakan pada awal November.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/11/153000465/wanita-berusia-104-tahun-lakukan-terjun-payung-meninggal-sebelum-rekor

Terkini Lainnya

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Tren
Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Tren
Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Tren
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Tren
Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Tren
Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Tren
9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

Tren
Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke