Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Pedagang Tanah Abang Minta E-Commerce Selain TikTok Shop Juga Ditutup, Ini Komentar Pakar

KOMPAS.com - Unggahan sebuah foto yang bertuliskan bahwa usai TikTok Shop ditutup, kini pedagang di Tanah Abang juga minta Shopee, Lazada, dan online shop lain dihapus, ramai di media sosial.

Foto tersebut awalnya diunggah di akun media sosial X, @txtdrjkt, Senin (9/10/2023) pagi.

Pengunggah bingung mengenai apa yang diinginkan oleh pedagang Tanah Abang. Pasalnya, setelah TikTok Shop ditutup, mereka masih meminta e-commerce lain ikut tutup.

Unggahan tersebut menuai beragam komentar dari warganet. Beberapa warganet juga ikut merasa bingung mengenai keinginan lanjutan dari pedagang di Pasar Tanah Abang.

“Mereka pikir siapa bisa2 nya mau minta online shop dihapus semua? klo gini cara nya indonesia jadi negara tertinggal gk bisa ngikutin era modern,” tulis akun @nandaandryana.

“Ya gak gini juga mintanya, itu kan app memang buat jual beli. Kalau semua di tutup downgrade lagi apa2 harus nyari manual. Kadang nyari barang offline kalau jauh itu sulit,” komentar akun @dea_ordinals.

Lantas, bagaimana pendapat pakar?

Penjelasan pakar

Ekonom Universitas Gadjah Mada Eddy Junarsin menjelaskan, jika pedagang di Pasar Tanah Abang minta Shopee, Lazada, dan online shop lainnya dihapus maka alasan dan pandangannya sudah berbeda.

Pasalnya, TikTok awalnya merupakan media sosial, dan aturan pemerintah mengatakan bahwa media sosial tidak boleh ikut menjadi e-commerce.

“Kalau Shopee, Lazada, dan Tokopedia, sejak awal adalah e-commerce dan bukan media sosial,” ujar Eddy kepada Kompas.com, Selasa (10/10/2023).

Eddy menilai, tidak ada aturan pemerintah yang bisa mendasari agar online shop lainnya ditutup, seperti permintaan pedagang di Pasar Tanah Abang.

“Kecuali kalau pemerintah tiba-tiba membuat aturan baru lagi,” kata Eddy.

Di sisi lain Eddy mengatakan, jika memang e-commerce lain akan ditutup, maka sementara bisa menjadi kondisi yang menguntungkan bagi pedagang di Pasar Tanah Abang.

Namun, menutup e-commerce sama saja mematikan para pedagang lain dari seluruh Indonesia.

“Pemerintah bisa menimbang-nimbang kalau memang mau menutup e-commerce,” ujar Eddy.

Pedagang tanah abang kurang adaptif dengan teknologi

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda.

Ia menjelaskan, TikTok Shop ditutup bukan karena masalah dari TikTok, melainkan dari disrupsi aplikasi tersebut karena memengaruhi penjualan offline di Indonesia.

“Disrupsi ini memang terdapat di beberapa aspek serta beberapa sektor, dia membuat masyarakat kita yang memang tidak adaptif dengan teknologi jadi merasa kalah,” jelas Nailul kepada Kompas.com, Selasa (10/10/2023).

“Di mana kalau kita lihat, disrupsi ini dulu sempat terjadi sekali di transportasi online. Di mana ada beberapa perusahaan besar yang membuat aplikasi ojek online dan membuat ojek pangkalan kalah bersaing dengan transportasi online,” imbuhnya.

Nailul mengatakan, kemunculan e-commerce juga memberikan dampak tersendiri, yaitu banyaknya gerai offline yang tutup, dan ini bukan hanya terjadi di Pasar Tanah Abang saja.

Menurut Nailul, salah satu penyebab penjualan di Pasar Tanah Abang menurun karena pedagang di sana tidak adaptif dengan teknologi.

“Menjadi masalah juga, dimana seharusnya pedagang tanah abang ini secara infrastruktur tidak kalah karena berada di tengah Kota Jakarta, internetnya juga cepat, tinggal bagaimana mereka adaptasi dengan teknologi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nailul menjelaskan bahwa Ini menjadi tugas juga bagi pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur untuk langkah selanjutnya.

"Pemerintah harus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk kelangsungan pertumbuhan ekonomi indonesia," pungkasnya. 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/10/171500965/ramai-soal-pedagang-tanah-abang-minta-e-commerce-selain-tiktok-shop-juga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke