Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Prediksi Waktu Kepunahan Manusia, Kapan Akan Terjadi?

KOMPAS.com - Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience mengungkapkan waktu kepunahan mamalia di Bumi, termasuk manusia.

Dalam studi itu, disebutkan bahwa kepunahan massal berikutnya mungkin akan terjadi akibat panas ekstrem, dengan manusia menjadi salah satu korbannya.

Dikutip dari News Week (25/9/2023), model iklim superkomputer telah menemukan bahwa dalam 250 juta tahun ke depan, hampir semua mamalia mungkin punah karena suhu Bumi memanas hingga ke tingkat di mana mamalia tidak dapat bertahan hidup.

Hal ini diperburuk dengan perkiraan benua super baru yang akan terbentuk di dekat khatulistiwa.

Dalam skenario ini, manusia berada di ambang kepunahan massal.

Meski, manusia lebih bisa bertahan hidup daripada mamalia lainnya berkat bantuan kemajuan teknologi.

"Jika kita hanya melihat kemampuan alami manusia untuk bertahan hidup dalam cuaca panas yang ekstrem, maka ada beberapa ambang batas tekanan panas yang tidak dapat dilawan secara umum," kata penulis utama sekaligus peneliti senior di University of Bristol Inggris, Alexander Farnsworth.

Menurutnya, paparan suhu bola basah di atas 35 derajat Celcius selama lebih dari enam jam saja sudah akan berakibat fatal. Hal ini dalam parameter manusia tidak beraktivitas sama sekali, dalam naungan penuh, dan air minum yang tidak terbatas.

Kondisi serupa juga terjadi pada temperatur bola kering di atas 40 derajat Celcius dan kelembapan rendah untuk jangka waktu yang lama.

"Jika kita mempertimbangkan teknologi, kita dapat bertahan hidup berkat pembangunan tempat penampungan yang ramah lingkungan dan dilengkapi AC," ujarnya.

"Namun kita mungkin juga harus membangun fasilitas lain untuk menampung produksi pangan juga," sambungnya.

Peningkatan karbon dioksida

Suhu ekstrem yang berkisar antara 40-70 derajat Celcius ini diperkirakan terjadi karena peningkatan karbon dioksida di atmosfer.

Ini sebagian besar akibat aktivitas tektonik yang memicu letusan gunung berapi, serta produksi radiasi Matahari.

"Dalam penelitian ini, kami menunjukkan bahwa suhu global bisa menjadi sekitar 10-15 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan saat ini dan itu terjadi di daratan saja," jelas dia.

"Suhunya bisa menjadi antara 25-30 derajat Celcius lebih hangat rata-rata dibandingkan hari ini," lanjutnya.

Para penulis memperkirakan, masalah panas ini akan menjadi masalah besar setelah benua super berikutnya terbentuk.

Sebab, benua tersebut akan terletak di sekitar ekuator bumi yang cuacanya paling panas, serta karena CO2 yang dibuang oleh aktivitas tektonik akibat pergeseran benua.

Faktor pendorong iklim ekstrem Bumi

Ia menunjukkan beberapa faktor utama yang mendorong terjadinya kondisi iklim ekstrem dan menjadikan Bumi tidak ramah lingkungan dalam 250 juta tahun mendatang.

Pertama, terkait pembentukan benua super. Ketika itu terjadi dan tak ada perubahan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dan kecerahan Matahari seperti pada tingkat saat ini, maka hal itu akan mendorong munculnya suhu panas luar biasa.

"Kami menunjukkan bahwa hal ini saja telah meningkatkan suhu permukaan tanah secara signifikan, terutama disebabkan karena sebagian besar permukaan tanah berada di daerah tropis sekarang ini," ujarnya.

Kedua, kumpulan tektonik benua super ini menciptakan lebih banyak pelepasan gas vulkanik yang dilepaskan ke atmosfer.

Kenaikan suhu ini sangat mengancam mamalia yang telah berevolusi lebih tahan terhadap suhu dingin daripada suhu hangat.

Menurutnya, mamalia telah menurunkan batas suhu terendah seiring berjalannya waktu, namun batas atas tetap konstan, sehingga menempatkan manusia pada risiko suhu ekstrem yang lebih panas.

Jika suhu lebih hangat dari suhu kulit, panas metabolik tidak dapat dengan mudah dilepaskan dan potensi panas berlebih yang berbahaya dapat terjadi.

Dalam jangka waktu berkepanjangan, panas berlebih ini dapat menyebabkan sengatan panas yang berakibat pada pembengkakan jaringan otak atau organ vital lainnya sehingga mengakibatkan kerusakan permanen.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/26/133000365/ilmuwan-prediksi-waktu-kepunahan-manusia-kapan-akan-terjadi-

Terkini Lainnya

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke