KOMPAS.com - Pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, disebutkan tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat di Rusia, Rabu (23/8/2023).
Pesawat eksekutif Embraer-135 itu jatuh di dekat Desa Kuzhenkino, Tver, saat terbang dari Moskwa menuju St Petersburg.
Badan penerbangan Rusia, Rosaviatsiya mengatakan, pesawat mengangkut sepuluh orang, termasuk tiga awak.
Bagaimana kronologinya?
Kronologi jatuhnya pesawat yang diduga bawa Prigozhin
Dilansir dari Reuters, Kamis (24/8/2023), pesawat yang diduga membawa Prigozhin tersebut dilaporkan sempat menukik tajam sebelum jatuh di Tver, Rusia, Rabu (23/8/2023).
Pesawat Embraer-135 itu meninggalkan Bandara Sheremetyevo di Moskwa sekitar pukul 18.00 waktu setempat untuk menuju St Petersburg.
Namun, kira-kira separuh perjalanan menuju kota tujuan, pesawat dengan sepuluh orang di dalamnya itu jatuh.
Ian Petchenik dari situs pelacakan penerbangan Flightradar24 mengungkapkan, posisi pesawat terakhir terlacak pada pukul 18.11 waktu setempat sebelum mengalami kecelakaan.
Sayangnya, data itu melambat setelahnya, diduga karena terdapat gangguan di daerah tersebut.
Beberapa menit kemudian, FlightRadar24 berhasil mencatat kembali ketinggian pesawat. Pesawat itu terekam tiba-tiba turun secara vertikal pada pukul 18.19 waktu setempat.
Hanya dalam waktu sekitar 30 detik, pesawat yang semula berada di ketinggian 8.534 meter (28.000 kaki) telah terjun ke ketinggian 2.438 meter (8.000 kaki).
"Apa pun yang terjadi, terjadi dengan cepat. Mereka mungkin bergulat (dengan pesawat) setelah apa yang terjadi," kata Petchenik.
Kendati demikian, sebelum jatuh secara tiba-tiba, Petchenik mengatakan tidak ada indikasi yang menandakan ada kesalahan pada pesawat.
Berdasarkan video yang diunggah New York Times, Kamis, pesawat tampak turun dengan hidung mengarah hampir lurus ke bawah.
Kepulan asap dan uap juga mengikuti langkah pesawat yang melayang-layang turun tanpa arah.
Sementara itu, data terakhir pesawat yang diterima sebelum "menghilang" yakni pada pukul 18.20 waktu setempat.
Penyelidik Rusia tengah membuka penyelidikan kriminal untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Sementara itu, perusahaan pembuat pesawat asal Brasil, Embraer SA mengatakan, belum memberikan layanan atau dukungan apa pun selama beberapa tahun terakhir terhadap pesawat yang dimaksud.
Pasalnya, menurutnya, perusahaan menghormati dan mematuhi sanksi internasional yang dijatuhkan kepada Rusia.
Pesawat mewah yang terlibat kecelakaan sendiri teridentifikasi di Flightradar24 dengan registrasi RA-02795.
Identitas pesawat serupa dengan kendaraan udara yang membawa Prigozhin ke Belarusia setelah pemberontakan.
Dikutip dari Aljazeera, Rabu, selama lebih dari 20 tahun model pesawat itu beroperasi, hanya ada satu kecelakaan yang pernah tercatat, yakni disebabkan oleh kesalahan awak.
Seorang jurnalis di Moskwa, Daniel Hawkins pun mengatakan, laporan media lokal yang belum terkonfirmasi mengungkapkan pesawat bisa saja ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara.
"Prigozhin termasuk di antara mereka yang berada di dalam pesawat atau setidaknya terdaftar di antara orang-orang di dalamnya," terangnya.
Diberitakan BBC, Kamis, penduduk setempat disebut telah mendengar dua ledakan sebelum kecelakaan.
Pesawat yang berada di udara kurang dari setengah jam itu juga diklaim terbakar saat menghantam tanah.
Di sisi lain, sebuah laporan yang belum terkonfirmasi menyebutkan jenazah Prigozhin telah ditemukan dan diidentifikasi.
Bukan pemimpin Wagner Group, sembilan jenazah penumpang dan awak pesawat lain dilaporkan telah berhasil ditemukan.
Insiden jatuhnya pesawat terjadi dua bulan setelah Prigozhin memimpin pemberontakan bersenjata melawan kepemimpinan militer Rusia pada 23 Juni 2023.
Pemberontakan dipicu usai Prigozhin mengeklaim bahwa militer negara telah meluncurkan rudal terhadap pejuang tentara bayaran Wagner yang dikerahkan atas nama Rusia di Ukraina.
Prigozhin selama berbulan-bulan mengeluhkan kekurangan amunisi dan pasokan bagi pejuang Wagner yang bertugas di garis depan di Ukraina.
Menyebut kepemimpinan militer korup dan tidak kompeten, Prigozhin memimpin para pejuang melintasi perbatasan menuju Rusia, dan menduduki kota Rostov-on-Don.
Dia kemudian mengirimkan pasukan militer menuju Moskwa, sebagai upaya nyata untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Saat itu, Putin menggambarkan pemberontakan Wagner Group sebagai "pengkhianatan".
Namun, sesaat sebelum mencapai Moskwa, Prigozhin memerintahkan pasukan mundur setelah bernegosiasi bersama Kremlin, dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko sebagai mediator.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Prigozhin dan pasukan Wagner pun ditawari perlindungan di Belarusia.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/24/144722265/kronologi-jatuhnya-pesawat-yang-diduga-bawa-bos-wagner-prigozhin-sempat