Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pare Disebut Tidak Boleh Dimakan Bersama Udang, Teh, dan Manggis, Benarkah?

Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @uyaa_cebong, Senin (19/6/2023). Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa pare yang dimakan bersama bahan-bahan tadi dapat membahayakan tubuh.

"Kalau masih sayang nyawa, jangan lagi makan pare dicampur dengan makanan ini. Risikonya gak main-main," tulis pengunggah.

Ia menjelaskan, pare mengandung vitamin c yang tinggi sehingga kalau dimakan bersama makanan yang mengandung senyawa arsenik kemoterapi 5 seperti udang, akan berubah menjadi valensi arsenik 3 yang beracun.

Selain itu, pengunggah juga menyebutkan bahwa minum teh setelah mengonsumsi pare menyebabkan sakit perut. 

Konsumsi manggis dan pare juga membuat tubuh tidak nyaman. Ini karena sistem pencernaan dapat terganggu sehingga berakibat buruk bagi pencernaan.

Hingga Kamis (24/8/2023), video tersebut tayang sebanyak 6,9 juta kali, disukai 55.200 pengguna TikTok, dan dibagikan 31.200 kali.

Lantas, benarkah pare tidak boleh dimakan bersama udang, teh, dan buah manggis?

Kandungan pare

Pakar herbal dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Abdul Mun'im tidak membenarkan informasi kandungan berbahaya dari pare dan bahan-bahan lainnya.

"Kandungan vitamin C dalam pare tak terlalu tinggi. Sumber vitamin C tinggi banyak dari sumber lain," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Abdul menyatakan udang tak mengandung senyawa kemoterapi arsenik. Arsenik merupakan zat berbahaya bagi tubuh makhluk hidup.

Selain itu, ia juga mengungkapkan tidak ada laporan efek berbahaya yang timbul saat mengonsumsi pare sambil minum teh atau makan buah manggis.

Namun, efek tertentu memang bisa muncul karena kandungan teh dan manggis itu sendiri.

"Minum teh tinggi (menyebabkan) efek tak diinginkan jantung karena (kandungan) kafein," tambahnya.

Sementara itu, orang yang meminum teh atau makan manggis menurut Abdul bisa saja merasa tidak enak perut bahkan hingga sulit buang air besar. Ini terjadi karena teh dan kulit manggis memiliki kandungan tanin yang tinggi. 

Terpisah, ahli gizi Universitas Gadjah Mada, Toto Sudargo mengatakan, pare, udang, minuman teh, dan buah manggis telah dimasak sehingga bisa dikonsumsi dengan baik.

"Secara kultur atau budaya, tata cara makan manusia itu multi bahan makanan, yang diolah sehingga bisa dikonsumsi dan aman, serta menyehatkan tubuh," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Menurutnya, jenis makanan dan minuman tadi mengandung zat gizi yang beragam sehingga menguntungkan tubuh.

Di sisi lain, tubuh memiliki berbagai enzim yang yang bisa memecah maupun mengubah bahan makanan yang masuk ke tubuh agar bisa dicerna dengan baik.

"Dengan demikian, tidak akan membahayakan tubuh bila kita mengkonsumsi beraneka ragam makanan dan aman, serta tidak perlu khawatir dan takut," tandasnya.

Tidak boleh berlebihan

Meskipun pare tidak berbahaya jika dimakan bersama udang, teh, dan buah manggis, sayuran tersebut tidak boleh dikonsumsi berlebihan.

Pakar herbal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Nanang Fakhrudin mengungkapkan, pare akan aman selama dikonsumsi dalam jumlah wajar.

"Pare (jika dikonsumsi) dalam dosis tinggi dan jangka lama bisa mengakibatkan mandul," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (23/8/2023).

Menurut Nanang, hasil uji yang dilakukan terhadap ekstrak pare membuktikan ada racun di ekstrak tersebut. Namun, belum diketahui kandungan senyawa apa yang bersifat toksik dalam pare.

Meski begitu, suatu hal disebut memiliki sifat beracun bagi hati tergantung dosis zatnya. Jika tidak mencapai dosis tertentu, maka belum menimbulkan racun saat dikonsumsi.

"Umumnya pare itu aman dikonsumsi dalam jumlah wajar. Kalau beracun sudah ada warning dari BPOM atau Kemenkes," ujar Nanang.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/24/113000365/pare-disebut-tidak-boleh-dimakan-bersama-udang-teh-dan-manggis-benarkah-

Terkini Lainnya

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana Jika Menunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana Jika Menunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Tren
UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

Tren
Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Tren
Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Tren
AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

Tren
Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Tren
Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Tren
Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Tren
Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Tren
Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Tren
[POPULER TREN] Curhatan Kepala Otorita IKN Tak Digaji 11 Bulan | Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah

[POPULER TREN] Curhatan Kepala Otorita IKN Tak Digaji 11 Bulan | Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke