Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Loker Palsu yang Ternyata "Human Trafficking", Apa Cirinya?

KOMPAS.com - Sebuah unggahan adanya warganet yang bercerita dirinya hampir menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia ke luar negeri akibat melamar lowongan pekerjaan (loker) palsu, viral di media sosial Twitter.

Keluhan tersebut diceritakan warganet di akun @worksfess pada Senin (21/8/2023).

"Work! idup lagi cape capenya karena nga???? terus apply2 loker, eh malah hampir jadi korban hum4n tr4ffick!ng," tulis akun tersebut.

"Nderr spill coba, biar lebih pada waspada untuk para jobseeker. Ngeri pol ini," kata akun @sedangusahaya.

"Aku waktu itu dapet loker ke maldives kebetulan aku emg lulusan pariwisata jd langsung lolos, disuruh bikin passport tapi jangan blg kalo mau kerja, bilangnya buat jalan², wahhh ga bener nihh akhirnya gue cancel," kata akun @polcaaaaa.

"Ngeri juga yah kalo mau kerja diluar negri tuh coba cari lpk yg terpercaya terus setauku ttp kita yg bayar ga sih buat pelatihan/keberangkatan," kata akun dengan nama @peachboo_.

Lantas, apa ciri loker palsu yang ternyata berisi jebakan human traficking?

Penjelasan Kemenlu

Terkait hal tersebut, Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengingatkan agar masyarakat selalu waspada terhadap maraknya kasus loker yang ternyata berisi jebakan human trafficking.

"Memang kasus penipuan lowongan kerja luar negeri utamanya terkait online scam lagi marak. Kita mencatatkan jumlahnya sangat tinggi," ujar Judha saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/8/2023).

Ia menjelaskan, seringkali lowongan tersebut menjanjikan berbagai macam posisi pekerjaan di luar negeri, namun nyatanya pekerjaan yang harus dilakukan saat tiba di lokasi berbeda dari yang dijanjikan.

"Begitu sampai di negara tujuan, korban dipaksa melakukan kegiatan scaming, pakai akun-akun palsu kemudian mereka mengalami eksploitasi," ujarnya.

Ia mengatakan, sejak tahun 2020 hingga saat ini, sudah lebih dari 2.800 kasus penipuan terkait hal tersebut yang sudah ditangani Kementerian Luar Negeri dan perwakilannya.

Menurutnya, kasus penipuan lowongan kerja ini paling banyak berada di Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Filipina, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Vietnam.

Ciri loker luar negeri human trafficking

Judha menjelaskan, loker penipuan terkait perdagangan orang biasanya memiliki sejumlah ciri.

Salah satu ciri loker penipuan tersebut adalah lowongan ditawarkan di media sosial.

Oleh karena itu dirinya mengingatkan, saat seseorang mendapatkan tawaran kerja yang berasal dari sosial media, maka perlu meningkatkan kewaspadaan.

"Biasanya ditawarkan sebagai customer service, marketing, dengan gaji 800-1.200 dollar AS dan mereka tak meminta adanya kualifikasi khusus," ujar Judha.

Ciri selanjutnya yakni, lowongan tersebut mengatakan bahwa pelamar bisa berangkat ke luar negeri tanpa menggunakan visa kerja.

Padahal, visa kerja seharusnya diurus di kedutaan negara tujuan di Jakarta saat WNI akan bekerja di luar negeri.

"Kalau diminta berangkat ke luar negeri namun pakai fasilitas bebas visa sesama negara ASEAN ini sudah jadi tanda-tanda penipuan," ujarnya.

Selain itu, berangkat ke luar negeri tanpa visa kerja juga sudah bisa dipastikan bahwa keberangkatan tersebut tidak sesuai prosedur.

Pastikan kredibilitas perusahaan

Judha menyarankan agar masyarakat selalu memastikan kredibilitas perusahaan yang akan dilamar.

Artinya jika perusahaan hanya memberikan tawaran kerja tanpa menyebutkan perusahaan dari mana, maka harus semakin meningkatkan kecurigaan bahwa itu penipuan.

"Kalau tak menyebutkan nama perusahaan kemudian tak bisa melakukan kroscek kredibilitas perusahaan itu, ini kita yang harus antisipasi," kata dia.

Jika masyarakat mendapatkan loker yang dirasa mencurigakan, maka bisa menanyakan pada Dinas Tenaga Kerja ataupun Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang ada di setiap wilayah.

Lapor diri

Lebih lanjut Judha juga mengingatkan, bagi WNI yang berangkat ke luar negeri, maka begitu tiba sebaiknya segera melaporkan diri.

"Begitu tiba lapor ke perwakilan RI biar data bisa tercatat dan melakukan langkah-langkah pencegahan dengan baik," ujarnya.

Lapor diri bisa dilakukan secara online melalui laman peduliwni.kemenlu.go.id.

Selanjutnya jika seandainya sudah terlanjur menjadi korban, maka pekerja WNI sebaiknya segera menghubungi perwakilan negara terdekat.

Oleh sebab itu, penting bagi yang akan berangkat ke luar negeri untuk menyimpan nomor KBRI setempat sebelum berangkat.

"Masing-masing (perwakilan negara) punya hotline, kalau ada keluarga (jadi korban) silakan laporkan ke Kemenlu. Dijelaskan kronologi, data yang lengkap kemudian lokasinya di mana," pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/23/183000765/ramai-soal-loker-palsu-yang-ternyata-human-trafficking-apa-cirinya-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke