Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beredar Video Langit di Jakarta Menghitam Diduga karena Polusi, Ini Penjelasan BMKG

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan langit di Jakarta tampak menghitam diduga karena tingkat polusi yang tinggi, viral di media sosial.

Hal tersebut bermula dari unggahan akun Instagram ini, Sabtu (12/8/2023), yang membagikan ulang video dari akun ini.

Diihat dari video, pengunggah bernama Hendi menunjukkan penampakan kondisi langit di Jakarta ketika ia naik pesawat.

Langit yang ia rekam tampak menghitam dan menyebabkan pemandangan Ibu Kota di bawahnya jadi terhalang.

"Penampakan Langit Jakarta dari Pesawat Hitam Tebal Menyelimuti," bunyi keterangan video.

Hingga Senin (14/8/2023), video yang memperlihatkan langit di Jakarta menghitam sudah ditayangkan sebanyak 542.000 kali.

Penjelasan pengunggah

Hendi yang merekam kondisi langit di Jakarta menghitam buka suara setelah videonya viral di media sosial.

Ia mengatakan, peristiwa tersebut direkam pada Selasa (16/5/2023) ketika menaiki pesawat menuju Bali sekitar pukul 12.05 WIB.

"Ya, kebetulan pada saat take off pesawat saya melihat dengan jelas bahwa langit Jakarta dipenuhi dengan asap hitam," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (12/8/2023).

"Hingga ketinggian beberapa meter dari landasan seperti yang saya videokan sebelumnya," sambung Hendi.

Pada saat itu, Hendi menduga langit yang menghitam disebabkan oleh polusi yang tinggi.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada menghitamnya langit di Jakarta, seperti penggunaan kendaraan pribadi dan PLTU di dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Untuk saat ini saya juga merasakan dampak dari keadaan kualitas udara Jakarta," imbuh Hendi saat ditanya soal kondisi udara di Jakarta yang ia rasakan saat ini.

"Saya merasakan batuk pilek dan merasakan gerah, hal ini dirasakan juga oleh rekan kerja saya juga di kantor," tambahnya.

Lantas, benarkah tingkat polusi yang tinggi menyebabkan langit Jakarta menghitam?

Penjelasan BMKG

Kepala Layanan Pusat Informasi Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan buka suara soal beredarnya video langit di Jakarta menghitam.

Ia mengatakan, tingginya tingkat polusi bisa dilihat dari warna awan yang menjadi kelabu keabu-abuan.

Kondisi awan yang demikian lazimnya dikenal sebagai smog dan terjadi beberapa minggu belakangan ini.

Sena juga menjelaskan, langit menghitam karena polusi yang tinggi disebabkan oleh emisi dari aktivitas manusia, seperti transportasi maupun industri.

"Seperti diberitakan beberapa hari ini di media," kata Sena kepada Kompas.com, Senin (14/8/2023).

"Biasanya Particulate Matter, Ozone (O3), dan NO2," jelasnya.

Polusi di Jakarta tinggi pada malam sampai siang hari

Lebih lanjut, Sena menyampaikan, polusi di Jakarta mencapai tingkat yang paling tinggi pada malam sampai siang hari.

Hal tersebut dapat dirasakan sekitar pukul 19.00-20.00 WIB sampai 11.00-13.00 WIB.

"Pada sore hari konsentrasinya (polusi) cenderung lebih rendah," terang Sena.

Sena mengatakan, masyarakat yang ingin mengetahui kondisi udara di Jakarta saat ini bisa mengunjungi laman iklim.bmkg.id pada menu "Monitoring Partikulat PM 2.5 Realtime".

Adapun, Partikulat (PM 2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer). Pemantauan PM 2.5 dilakukan BMKG sejak 2015.

Berdasarkan data tersebut, kondisi udara yang terpantau di Kemayoran masuk kategori tidak sehat dengan indikator berwarna kuning.

Kondisi udara di Kemayoran sama dengan Kubu Raya (Kalimantan Barat), Mempawah (Kalimantan Barat), dan Semarang (Jawa Tengah) yang sama-sama tidak sehat.

Kandungan PM 2.5 di Kemayoran mencapai mencapai 117 ug/m3. Indikator ini menunjukkan kualitas udara tidak sehat.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/14/121500565/beredar-video-langit-di-jakarta-menghitam-diduga-karena-polusi-ini

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke