Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jamur Ini Bisa Mengubah Semut Menjadi “Zombie”

Bukan tanpa alasan nama jamur semut-zombi disematkan. Nama tersebut berkaitan dengan kemampuannya mengendalikan dan membuat perilaku tidak biasa pada semut.

Oleh sebab itu, infeksi jamur ini mengingatkan pada zombi di film-film.

Dikutip dari Medium, jamur ini akan menginfeksi dan menyebabkan kematian pada serangga, khususnya semut.

Saat menginfeksi, jamur O. unilateralis akan tumbuh di dalam tubuh dan memanipulasi perilaku semut. Kendati demikian, jamur ini tidak menginfeksi manusia.

Selain itu, organ semut akan dimakan oleh jamur saat memanipulasi perilakunya dan kemudian mencari inang baru lainnya.

Sebuah studi menunjukkan, jamur ini telah menginfeksi semut selama 48 juta tahun terakhir yang lalu.

Kendati demikian, semut juga memberikan tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi jamur ini.

Semut menggunakan teknik “kekebalan sosial” untuk menghadapi O. unilateralis.

Untuk mencegah seluruh koloni terinfeksi, semut yang terinfeksi dikeluarkan secara paksa dari sarangnya.

Para ilmuwan telah menemukan 200 spesies O. unilateralis yang dapat menginfeksi berbagai spesies dari laba-laba hingga ulat.

Siklus hidup jamur di dalam semut

Dikutip dari Britannica, jamur O. unilateralis memulai siklus hidupnya sebagai spora lengket di dasar hutan yang dapat menyebar terbawa angin.

Jika spora menempel pada tubuh semut tukang kayu yang sedang lewat, ia akan menumbuhkan hifa infektif (untaian seperti benang) untuk menembus kerangka luar serangga.

Setelah berhasil masuk ke dalam tubuh semut, jamur tumbuh dan memanipulasi perilaku semut.

Pada akhirnya, semut akan mengarah di lokasi yang hangat dan lembab di dekat tanah, tempat jamur menyebarkan spora.

Semut yang terinfeksi umumnya tidak responsif terhadap rangsangan eksternal, termasuk semut lainnya.

Pada akhirnya, semut akan mengarah di lokasi yang hangat dan lembab di dekat tanah, tempat jamur menyebarkan spora di dasar hutan, di mana gerakannya menjadi tidak terarah dan tanpa tujuan.

Kendati demikian, ketika semut hampir sepenuhnya mati, dia akan diarahkan untuk memanjat tanaman yang tidak tinggi dan secara permanen mengunci rahang bawahnya untuk menempel dengan kuat pada tanaman.

Cengkeraman rahang yang kuat ini selaras dengan tingkat infeksi dan merupakan tindakan terakhir semut.

Setelah itu, semut akan mati dan jamur selesai memakan tubuhnya dari dalam ke luar.

Jamur akan muncul dari pangkal kepala semut untuk melepaskan lebih banyak spora dan menginfeksi semut baru.

Penelitian tentang mekanisme di balik jamur zombi semut menunjukkan, organisme tersebut akan mengaktifkan dan menekan gen semut tertentu selama infeksi yang akan mengubah dan mengendalikan perilakunya.

Misalnya, jamur menekan sejumlah gen semut yang kemungkinan besar terlibat dalam respons kekebalan dan stres sehingga menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan di dalam tubuh serangga.

Sel jamur diketahui menyerang serat otot tubuh inang dan dapat memengaruhi gen yang terlibat dalam metabolisme triptofan, menyebabkan tremor dan perilaku menggigit.

Meskipun sel-sel jamur tampaknya tidak memasuki otak semut secara langsung, jamur mengeluarkan sejumlah senyawa yang berperan sebagai neuromodulasi terutama asam guanobutyric dan sphingosine.

Senyawa-senyawa itu akan dikeluarkan di dekat sistem saraf pusat dan perifer inangnya.

Selain itu, jamur ini juga memiliki kandungan racun yang cukup tinggi berupa bakteri yang tidak biasa.

Bakteri itu dapat merusak sinyal kimiawi yang berfungsi untuk semut berkomunikasi dengan anggota sarang lainnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/27/213000065/jamur-ini-bisa-mengubah-semut-menjadi-zombie-

Terkini Lainnya

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Tren
9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

Tren
Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Tren
Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke