Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PM India Kecam Kasus 2 Wanita Diarak Telanjang dan Dianiaya Massal

Modi mengatakan pada Kamis (20/7/2023), kasus tersebut tidak dapat dimaafkan.

“Yang bersalah tidak akan terhindar. Apa yang terjadi pada anak perempuan Manipur tidak akan pernah bisa dimaafkan,” kata Modi dilansir dari GlobalNews.

Tanpa merujuk langsung pada kekerasan tersebut, Modi mendesak kepada para kepala pemerintahan negara bagian untuk memastikan keselamatan perempuan.

Lebih lanjut Modi mengatakan, insiden persekusi tersebut merupakan hal yang memalukan bagi negara beradab mana pun.

“Hati saya dipenuhi dengan rasa sakit dan kemarahan,” ungkapnya.

Kronologi kejadian

Polisi menerangkan, aksi persekusi terhadap kedua wanita itu terjadi pada 4 Mei 2023. Namun videonya baru-baru ini viral di media sosial pada Rabu (19/7/2023).

Menurut polisi, salah satu wanita yang diarak juga sempat diperkosa oleh gerombolan pria tersebut.

Kepala menteri negara bagian Manipur, Siren Singh menjelaskan pada Kamis (20/7/2023), polisi telah melakukan “penangkapan pertama” pelaku sehubungan dengan penyerangan tersebut.

“Penyelidikan menyeluruh saat ini sedang berlangsung, dan kami akan memastikan tindakan tegas diambil terhadap semua pelaku, termasuk mempertimbangkan kemungkinan hukuman mati,” ucap Singh dikutip dari VOA.

Memicu reaksi berbagai pihak

Partai-partai oposisi mengkritik Modi karena konflik yang melanda Manipur. Salah satu pihak yang mengkritik yakni Presiden Partai Kongres, Mallikarjun Kharge.

“Manipur terbakar, perempuan diperkosa, telanjang, diarak, dan kekerasan mengerikan terjadi. Tapi PM (perdana menteri) diam begitu lama hingga hari ini,” kata Kharje.

Selain itu, insiden memalukan terhadap dua wanita tersebut juga memicu tanggapan dari Mahkamah Agung India.

“Dalam demokrasi konstitusional itu tidak dapat diterima. Jika pemerintah tidak bertindak, kami akan melakukannya,” tutur Ketua Mahkamah Agung India D.Y. Chandrachud.

Dia meminta pemerintah untuk menginformasikan kepada pengadilan mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menangkap para pelaku dan memastikan kejadian itu tidak terulang kembali.


Adanya konflik berkepanjangan

Manipur terletak di sepanjang perbatasan dengan Myanmar dengan sebagian besar dari 3,6 penduduknya terdiri dari suku Meitei yang beragama mayoritas Hindu.

Selain itu, juga ada suku Kuki yang sebagian besar beragama Kristen.

Sejak Mei 2023 lalu, kedua suku ini berselisih satu sama lain yang menyebabkan bentrokan sipil di negara bagian Manipur itu.

Kekerasan tersebut dipicu oleh kekhawatiran bahwa program yang lebih berpihak pada suku Meitei dengan status kesukuannya memberi keuntungan bagi mereka dalam pemerintahan.

Selain itu, program itu juga memudahkan bagi suku Meitei membeli tanah di perbukitan yang merupakan tempat tinggal suku Kuki.

Bentrokan antara dua komunitas telah menyebabkan puluhan rumah, gereja, dan kuil hancur atau rusak.

Layanan internet di Manipur juga sudah ditutup sejak bentrokan meletus pada Mei 2023 lalu.

Tentara sudah dikerahkan untuk berpatroli di wilayah itu, namun masih ada bentrokan sporadis yang terus berlanjut.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/22/093000065/pm-india-kecam-kasus-2-wanita-diarak-telanjang-dan-dianiaya-massal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke