Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Kalori yang Dibutuhkan Tubuh untuk Turunkan Berat Badan?

KOMPAS.com - Menurunkan berat badan pada dasarnya bermuara pada satu hal, yaitu membakar kalori lebih banyak dari yang Anda konsumsi.

Pengurangan kalori dalam tubuh itu bisa dilakukan dengan membakar kalori lebih banyak atau mengurangi asupan kalori (defisit kalori).

Namun, sebelum melakukannya Anda perlu mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh.

Cara sederhana mengetahui kebutuhan kalori dalam tubuh adalah melalui resting metabolic rate (RMR) atau metabolisme istirahat Anda.

RMR adalah jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh untuk mendukung gaya hidup yang tidak bergerak.

Dengan kata lain, kalori tersebut bisa dibakar oleh tubuh meski dengan aktivtas seperti biasa.

Lantas, berapa kalori yang dibutuhkan tubuh?

Kalori yang dibutuhkan tubuh

Dikutip dari Eating Well, masing-masing tubuh memiliki kebutuhan kalori harian yang berbeda-beda.

Perbedaan itu bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, hingga aktivitas sehari-hari.

Cara sederhana menghitung kebutuhan kalori harian bisa menggunakan rumus berikut:

  • Kebutuhan kalori per hari: berat badan (pon) x tingkat aktivitas.

Adapun indikator tingkat aktivitas adalah sebagai berikut:

  • Aktif ringan (olahraga ringan 1 sampai 3 hari/minggu): x 1.2
  • Cukup aktif (olahraga sedang 3 sampai 5 hari/minggu): x 1,4
  • Sangat aktif (olahraga berat 6 sampai 7 hari/minggu): x 1,6
  • Ekstra aktif (latihan ekstra keras 6 hingga 7 hari/minggu): x 1,8
  • Super aktif (latihan ekstra keras 6 hingga 7 hari/minggu dan pekerjaan fisik): x 1,9

Sebagai contoh, berat Anda adalah 55 kilogram yang setara dengan 120 pon dan Anda hanya olahraga sekali per minggu, maka kebutuhan kalori hariannya adalah:

  • 120 x 12 = 1.400 kalori per hari.

Secara teoritis, ini adalah jumlah kalori yang Anda bakar sepanjang hari.

Kalori yang dibutuhkan tubuh untuk menurunkan berat badan

Setelah mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh, Anda bisa menentukan banyak kalori yang dikonsumsi tubuh untuk menurunkan berat badan.

Cara ini disebut diet defisit kalori.

Dilansir dari Cleveland Clinic, defisit kalori adalah mengonsumsi lebih sedikit kalori dari yang mampu Anda bakar.

Anda bisa melakukan defisit kalori dengan dua cara, yaitu:

Ahli diet terdaftar Beth Czerwony, RD mengatakan, untuk menurunkan berat badan, Anda bisa mengurangi kalori 200-500 dari kalori yang dibutuhkan tubuh.

Sebagai contoh, Anda bisa mengurangi konsumsi kalori 200-300 kalori per hari dengan menambah olahraga harian Anda

Misalnya, kebutuhan kalori harian Anda adalah 1.800 kalori. Maka, Anda bisa mengurangi 200 kalori sehingga hanya mengonsumsi 1.600 kalori per hari.

Dengan catatan, Anda juga menambah aktivitas olahraga harian.

Selain itu, defisit kalori juga bisa dilakukan dengan mengurangi 500 kalori yang dibutuhkan tubuh.

Masih dari sumber yang sama, defisit 500 kalori harian mampu menurunkan berat badan hingga satu pon dalam seminggu.

Defisit kalori tidak hanya digunakan untuk menurunkan berat badan, tetapi juga mempertahankan penurunan berat badan.

Efek samping dan bahaya defisit kalori

Kendati demikian, defisit kalori yang terlalu besar dapat memberikan efek samping yang buruk bagi kesehatan.

Anda kemungkinan bakal mengalami beberapa gejala dari efek samping melakukan defisit kalori yang ekstrem, di antaranya:

  • Kelelahan
  • Mual
  • Dehidrasi
  • Sembelit
  • Sakit kepala

Di sisi lain, defisit kalori bisa berbahaya bagi mereka yang mengalami masalah kesehatan berikut ini:

1. Diabetes tipe 2

Defisit kalori bisa menurunkan gula darah yang sangat rendah.

2. Ginjal

Fluktuasi air mengurangi asupan kalori sheingga dapat berakibat pada masalah kesehatan ginjal dalam jangka panjang.

3. Tekanan darah rendah

Tubuh yang kekurangan cairan saat melakukan diet defisit kalori ekstrem bisa berpengaruh pada tekanan darah.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/20/100000665/berapa-kalori-yang-dibutuhkan-tubuh-untuk-turunkan-berat-badan-

Terkini Lainnya

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke