Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Motif Pembunuhan Ibu yang Tewas Peluk Bayinya di Pati akibat Dianiaya Suami Siri

Saat itu posisi jasad Budiati tengah memeluk bayinya yang belum genap berusia satu bulan.

Selain mempunyai bayi, Budiati juga mempunyai dua anak lainnya yang berusia 2 dan 4 tahun. Saat ditemukan warga, kedua anak tersebut memeluk jasad B dari belakang.

Polisi pun sudah menangkap suami siri Budiati yang bernama Mashuri (45).

Mashuri mengakui bahwa dirinya telah menganiaya istrinya dan sudah ditetapkan sebagai tersangka oeh kepolisian.

Motif pembunuhan

Kasatreskrim Polresta Pati Kompol Onkoseno G Sukahar mengatakan, motif Mashuri kerap kali menghajar istri sirinya lantaran curiga ada pria idaman lain.

Terakhir kali, keduanya cekcok setelah Mashuri tidak diperbolehkan memegang dan mengecek ponsel korban.

“Tersangka cemburu buta dan curiga korban berselingkuh. Korban juga menolak handphonenya dipegang tersangka,” ucap Onkoseno, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (17/6/2023).

Puncaknya pada Jumat (9/6/2023), keduanya bertengkar hebat di rumah hingga berujung penganiayaan.

Kemudian pada Minggu (11/6/2023), Mashuri pergi meninggalkan rumah. Kembalinya pada Rabu (14/6/2023) malam, dan korban ditemukan sudah tidak bernyawa.

“Diduga korban meninggal pada Selasa 13 Juni 2023. Jadi setelah itu anak-anaknya terlantar, makan seadanya yang ada di kulkas hingga akhirnya ditemukan,” tuturnya.

Menurut Onkoseno, korban tidak langsung meninggal usai mengalami penganiayaan oleh suami sirinya tersebut.

“Luka-luka memar akibat sering dipukuli hingga muncul luka dalam yang memicu korban meninggal. Terlebih korban kondisinya belum fit usai melahirkan,” kata dia.

“Kami amankan tersangka saat itu juga saat diperiksa,” sambungnya.

Kesaksian ayah korban

Ayah korban, Gunadi (62) bercerita, yang pertama kali menemukan anaknya adalah ketua RT setempat.

“Ketahuannya itu karena anak yang bayi nangis karena lama tidak diberi susu. Akhirnya Pak RT mendobrak pintu dan melihat anak saya sudah meninggal. Lalu Pak RT lapor polisi,” kata Gunadi, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (17/6/2023).

“Setelah Pak RT datang, baru suami anak saya pura-pura datang dan bertanya-tanya apa yang terjadi dan teriak minta tolong. Dia juga takut waktu ada yang lapor polisi. Berarti kan dia punya kesalahan,” sambungnya.

Gunadi menuturkan, ia mengetahui anaknya dianiaya oleh Mashuri dengan cara dipukuli pada Jumat (9/6/2023).

Hal itu karena sehari setelahnya ia datang ke rumah Budiati dan sempat melihat anaknya menangis kesakitan.

“Sabtu (10/6/2023) itu saya mengunjungi cucu-cucu saya untuk memberi uang jajan. Saat itu anak saya menangis sambal matanya melirik suaminya. Dia menangis sambil tangannya menekan bagian tubuhnya yang sakit,” tutur dia.

“Ternyata dia dipukuli pada Jumat,” sambungnya.

Menurutnya, ketiga cucunya itu tidak mengetahui jika ibunya sudah meninggal dunia hingga akhirnya keduanya ditemukan memeluk jasadnya.

Lebih lanjut Gunadi mengakui bahwa dirinya dari awal tidak setuju dengan pernikahan anaknya dengan Mashuri. 

“Anak saya itu sebelumnya punya suami sah waktu masih kerja di Jakarta. Belum pernah cerai. Tapi saat pulang ke Kabupaten Pati lalu kenal Mashuri, dia selalu didesak untuk menceraikan suaminya,” ungkapnya.

“Begitu dapat surat merah (akta cerai) langsung dinikahi secara tidak resmi, nikah siri. Saya dibohongi katanya harus setuju karena anak saya sudah mengandung anak dari Mashuri,” sambungnya.

Gunadi menyebut, dia tidak merestui hubungan anaknya dengan Mashuri karena Mashuri berwatak keras dan mudah marah, juga sering mabuk-mabukan dan berjudi. 

Saat ini, anak sulung dan anak kedua Budiati dirawat oleh Gunadi di rumahnya. Sementara, anak bungsunya yang masih berusia kurang dari satu bulan masih dirawat intensif di RSUD RAA Soewondo Pati.

(Sumber: Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho I Editor: Pythag Kurniati, Rachmawati)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/18/100000065/motif-pembunuhan-ibu-yang-tewas-peluk-bayinya-di-pati-akibat-dianiaya-suami

Terkini Lainnya

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke