Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Remehkan Turis Domestik

Selama pintu gerbang Indonesia bagi para wisatawan dari luar negeri tertutup akibat kebijakan locked down, maka terbukti para perusahaan perhotelan, restoran, taman hiburan serta penerbangan mampu bertahan hudup dengan melayani para turis domestik berwisata ke destinasi wisata dalam negeri sendiri.

Memang omzet turisme menurun akibat kehilangan para turis asing yang dilarang masuk wilayah Indonesia.

Namun, pada masa pagebluk Corona justru terbukti bahwa para wisatawan dalam negeri memiliki peran dan potensi tersendiri cukup bermakna bagi industri pariwisata secara menyeluruh.

Bagus bahwa Kemenparekraf telah memaklumatkan para destinasi wisata unggulan Indonesia mulai dari Borobudur sampai dengan Morotai.

Namun, saya yakin bahwa sebenarnya masih amat terlalu banyak lagi destinasi wisata unggulan berada di persada Nusantara sebagai negeri terunggul dalam kemahatajiran keanekaragaman hayati dan kebudayaan tiada tanding di marcapada.

Bahwa sementara ini masih banyak destinasi wisata alam dan budaya Indonesia belum terkesan unggul adalah bukan akibat mereka tidak unggul, namun akibat belum diunggulkan seperti Tanah Lot atau Labuan Bajo.

Misalnya, danau di Indonesia sebenarnya bukan hanya Danau Toba. Berdasarkan data yang dirilis oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2020, Indonesia memiliki lebih dari 1.575 danau, terdiri dari 840 danau besar dan 735 danau kecil alias yang disebut sebagai situ.

Terjamin setiap danau dan situ di Indonesia masing-masing memiliki jati diri yang siap dinarasikan demi mendukung promosi untuk mendongkrak potensi industri pariwisata secara bukan alang kepalang.

Seyogianya masing-masing danau dan situ di-branding dengan narasi masing-masing demi meningkatkan daya pesona masing-masing agar para turis domestik dan internasional berhasrat datang ke danau dan situ yang dipromosikan.

Apalagi jika promosi didukung dan dilengkapi infrastruktur yang memadai, maka dapat diyakini potensi industri pariwisata Indonesia pasti meroket seperti yang selalu diharapkan Presiden Jokowi.

Pemerintah pusat Amerika Serikat sebagai negara dengan perbendaharaan keanegaragaman budaya yang juga berlimpah-ruah, sempat menugaskan setiap negara bagian untuk menginventarisasi lalu membuat narasi tentang para destinasi wisata di negara bagian masing-masing untuk kemudian didayagunakan sebagai promosi wisata masing-masing negara bagian.

Maka destinasi wisata jangan hanya ditetapkan secara nasional, tetapi juga secara regional oleh masing-masing kepala daerah.

Sebaiknya Mas Menteri Sandiaga Uno menugaskan setiap kepala daerah untuk mendata serta membuat narasi semenarik mungkin tentang para destinasi wisata alam, budaya maupun rekreasional di daerah masing-masing.

Jangan kita kalah dari Amerika Serikat, Jepang, China, Vietnam, dan Thailand dalam gigih mempromosikan destinasi wisata daerah masing-masing kepada masyarakat dalam negeri masing-masing.

Turis domestik sangat potensial mengonsumsi produk kuliner tradisional produksi UMKM setempat.

Secara aritmatika sederhana saja dapat dihitung apabila hanya 10 persen saja dari rakyat Indonesia mau berperan sebagai turis yang berkunjung ke destinasi dalam negeri, maka sudah diperoleh potensi sedahsyat 27 juta wisatawan domestik yang berarti lima kali lipat penduduk Singapura.

Pendek kata secara kuantitas maupun kualitas, jangan remehkan turis domestik. MERDEKA!

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/14/180312165/jangan-remehkan-turis-domestik

Terkini Lainnya

4 Cara Mengaktifkan Kembali BPJS Kesehatan yang Nonaktif secara Online

4 Cara Mengaktifkan Kembali BPJS Kesehatan yang Nonaktif secara Online

Tren
Pernah Muncul di Meksiko, Awan Berlubang Juga Teramati di Jember

Pernah Muncul di Meksiko, Awan Berlubang Juga Teramati di Jember

Tren
Daftar 14 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong

Daftar 14 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong

Tren
Disebut Akan Diundur, Kapan Hasil UTBK SNBT 2024 Diumumkan?

Disebut Akan Diundur, Kapan Hasil UTBK SNBT 2024 Diumumkan?

Tren
Peneliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Peneliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Tren
Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Tren
Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Tren
Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Tren
Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Tren
Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Tren
Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Tren
Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke