Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Cokelat Panas yang Lahir di Peradaban Aztec dan Maya

KOMPAS.com - Menikmati secangkir cokelat panas atau hot chocolate memberi sensasi tersendiri terutama saat cuaca dingin.

Cokelat terbuat dari biji kakao yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk meningkatkan kesehatan organ jantung dan mengurangi stres.

Saat ini, cokelat panas umum dikonsumsi di berbagai belahan dunia. Minuman ini diracik dengan beragam resep, disertai tambahan pemanis seperti gula atau krim.

Namun zaman dahulu, cokelat panas hanya dapat dikonsumsi oleh orang-orang tertentu dalam kesempatan tertentu.

Bercita rasa relatif pedas, dinikmati orang tertentu

Ribuan tahun lalu, seperti dikutip laman Mexico News Daily, cokelat pertama kali terdeteksi dalam budaya Olmek, Maya, dan Aztec yang kini berada di Meksiko dan Amerika Tengah.

Pembuatan cokelat pertama ini diawali dengan budidaya pohon kakao yang menghasilkan biji.

Dari biji tersebut, peradaban saat itu menciptakan sebuah minuman beraroma sedap dengan rasa cenderung pedas yang menjadi cikal bakal minuman cokelat panas.

Versi kuno cokelat panas itu terbuat dari biji kakao bubuk dengan campuran rempah-rempah seperti cabai, serta tepung jagung dan air.

Bahan-bahan minuman cokelat kemudian dituang bolak-balik di antara dua wadah hingga teksturnya menjadi kental dan berbusa.

Cokelat panas pada masa lalu juga tidak benar-benar bersuhu panas seperti yang kerap disajikan saat ini.

Meski tidak panas alias bersuhu ruang, minuman dari biji kakao itu masihlah menjadi minuman spesial dengan rasa nikmat.

Menurut laman Institute of Culinary Education, biji kakao kala itu amat berharga dan merupakan tanaman pokok bagi penduduk.

Kendati demikian, sebagian besar sejarawan mengatakan bahwa kakao hanya dapat dinikmati sedikit orang dan tak umum dikonsumsi.

Bahkan, kalangan tertentu itupun, juga hanya akan mengonsumsinya di waktu-waktu khusus seperti keperluan pengobatan dan upacara.

Conquistador datang, resep cokelat panas berubah

Seiring berkembangnya zaman, saat Spanyol "menaklukan" tempat kelahiran cokelat pada 1500-an, minuman ini mulai mengalami perubahan.

Minuman cokelat khas peradaban Maya dan kawan-kawan ini berevolusi menjadi cokelat panas yang saat ini dikenal luas.

Hernan Cortes sang conquistador alias penakluk yang kala itu menundukkan Meksiko membawanya kembali ke Spanyol dalam salah satu ekspedisinya.

Tak butuh waktu lama, minuman cokelat dengan rasa asli pahit dan cenderung pedas ini menjadi kesenangan para kaum kelas atas.

Pasalnya, kala itu, biji kakao merupakan makanan impor, sehingga penikmat harus merogoh kocek cukup banyak untuk dapat merasakannya.

Berbeda dengan resep asli, orang Spanyol memilih menghilangkan cabai dan menambahkan pemanis seperti susu untuk meredam rasa pahit dari biji kakao.

Mereka juga lebih menyukai menyajikan minuman dalam kondisi panas, sehingga muncullah racikan cokelat panas seperti sekarang ini.

Cokelat panas menyebar, disusul cokelat batangan

Popularitas cokelat pun melonjak, tetapi masih konsisten menjadi minuman dan bukan makanan seperti aneka macam olahan kakao saat ini.

Meski begitu, butuh beratus-ratus tahun bagi cokelat panas untuk menyebar ke seluruh Eropa dengan resepnya masing-masing.

Di London misalnya, susu diganti dengan air untuk menciptakan minuman yang lebih enak dan kaya rasa.

Sementara di Belanda, perusahaan Van Houten berusaha menghilangkan lemak kakao dan membuat minuman yang ada jauh lebih ringan.

Minuman ini kemudian berubah menjadi instan dalam bentuk bubuk, dan hanya memerlukan tambahan air panas untuk menikmatinya.

Kakao yang kala itu disebut "kakao mudah dicerna" pun menyebar ke khalayak yang lebih luas dan dinikmati pada pagi atau sore hari sebagai makanan tambahan.

Cokelat juga menjelma menjadi minuman dengan beragam manfaat kesehatan serta dianggap sebagai alternatif lebih lembut dari kopi.

Seiring berkembangnya zaman, cokelat menemukan jalan untuk bertransformasi dalam bentuk batangan pada pertengahan 1800-an.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/21/140000765/sejarah-cokelat-panas-yang-lahir-di-peradaban-aztec-dan-maya

Terkini Lainnya

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Tren
Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Tren
Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Tren
Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Tren
Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Tren
Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Tren
Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Tren
Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Tren
Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Tren
Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Tren
Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Tren
Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke