Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prahara Ranca Upas Jangan Terulang

Kabar prahara tersebut bermula dari unggahan video di media sosial menampilkan seorang petani yang marah-marah karena sebagian lahan Edelweis Rawa di Ranca Upas rusak berat.

Kawasan Ranca Upas yang terletak pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut merupakan destinasi wisata alam yang menyuguhkan suasana sejuk dan pemandangan hijau menyegarkan sukma.

Keindahan panorama alam menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang berkunjung ke Ranca Upas yang juga merupakan kawasan pelestarian dan konservasi berbagai tumbuhan langka terutama Edelweiss Rawa.

Bagi para penggemar motor trail mungkin saja berita tersebut terkesan berlebihan sambil tendensius cenderung mendiskreditkan olahraga motor trail sebagai perusak alam.

Namun apa boleh buat de facto kerusakan alam akibat penyelenggaraan acara motor trail terbukti memang terjadi seperti yang dikeluhkan oleh petani yang kecewa berat akibat sebagian lahan Edelweiss Rawa di Ranca Upas hancur lebur.

Edelweiss Rawa merupakan tanaman langka bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh pelosok planet bumi ini.

Maka bukan hanya sewajarnya, namun sudah sewajibnya prahara kerusakan yang menimpa budi daya tanaman Edelweiss Rawa akibat apapun merupakan pertanda lampu kuning tentang suatu tragedi malapetaka peradaban yang harus dipedulikan agar jangan sampai terulang di masa mendatang.

Khusus bagi pemerintah adalah hukumnya wajib untuk sepenuhnya bertanggung jawab atas segenap pewujudan upaya preventif dan promotif demi melestarikan tanaman langka Edelweiss Rawa selaras dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati oleh para negara anggota PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan abad XXI tanpa menggusur rakyat kecil dan masyarakat adat serta merusak alam.

Maka langkah kebijakan pemerintah untuk sementara menutup Ranca Upas demi membenahi kerusakan yang terjadi sudah tepat dan benar.

Insya Allah, pelestarian tanaman Edelweiss Rawa di Ranca Upas pada masa mendatang, akan makin mantap karena sudah tidak akan ada lagi penyelenggaraan acara motor trail di sana.

Masih tersedia kawasan lain yang ideal dan kondusif untuk menyelenggarakan acara motor trail tanpa merusak alam dan memusnahkan tanaman langka di persada Nusantara ini selaras dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/16/184613865/prahara-ranca-upas-jangan-terulang

Terkini Lainnya

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Tren
Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Tren
Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Tren
Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Tren
Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Tren
Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Tren
Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Tren
Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Tren
PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

Tren
4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

Tren
Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Tren
Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke