Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Oro-oro Kesongo Erupsi, dan Akankah seperti Lumpur Lapindo?

KOMPAS.com - Oro-oro Kesongo di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora kembali mengalami erupsi pada Jumat (14/4/2023) sore.

Oro Oro Kesongo atau kawah lumpur Kesongo adalah sebuah fenomena alam berupa tanah yang memiliki aktivitas berupa semburan lumpur dan gas belerang.

Lokasi kawah tersebut berada tak jauh dari kawah lumpur Bleduk Kuwu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

"Iya kembali bledos (meletus)," kata perangkat desa setempat Suranto dikutip dari Kompas.com, Jumat (14/4/2023).

Sejumlah warganet juga membagikan video terkait Oro-oro Kesongo yang mengalami erupsi yang menyemburkan lumpur dari dalam tanah.

Salah satu akun yang membagikan video terkait Oro-oro Kesongo adalah akun TikTok @bloraupdates pada (14/4/2023).

"Sempat makan korban jiwa 1 orang, hari ini Oro-oro Kesongo di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora kembali erupsi. Letusan kali ini lebih besar daripada Selasa (12/4) kemarin," tulis akun tersebut.

Lantas, mengapa Oro-oro Kesongo bisa menyemburkan lumpur, dan akankah menjadi seperti Lumpur Lapindo?

Penjelasan ahli

Ahli Geomorfologi dari Universitas Gadjah Mada Junun Sartohadi saat dihubungi menjelaskan, apa yang terjadi di Oro-oro Kesongo adalah fenomena layaknya yang terjadi di Belduk Kuwu.

"Ini suatu fenomena umum di daerah yang punya potensi minyak bumi," kata Junun dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Ia menjelaskan, munculnya lumpur semacam ini menurutnya juga terjadi di daerah seperti di negara Azerbaijan yang memiliki 20.000 mud vulcano layaknya Oro-oro Kesongo.

Ia menambahkan, wilayah zona utara Pulau Jawa diketahui memiliki potensi munculnya mud volcano.

"Karena itu merupakan bagian dari dinamika pembentukan Bumi itu sendiri," kata dia.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung Heri Andreas menjelaskan Oro-oro Kesongo merupakan tipikal mud vulcano yang berasosiasi dengan keberadaan minyak dan gas di suatu daerah.

"Jadi selama sumber minyak dan gasnya masih ada, ya peluang erupsi bisa terjadi secara berkala dan sifatnya tidak akan besar," kata Heri dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Penyebab erupsi Oro-oro Kesongo

Ia menjelaskan, Oro-oro Kesongo bisa mengalami erupsi disebabkan adanya akumulasi tekanan dari gas karena adanya permukaan yang tersumbat.

Saat tekanan semakin besar maka gas akan menerobos sumbatan sehingga kemudian menghasilkan erupsi.

"Nah nanti akan diam kembali dan terjadi sumbatan lagi. Kemudian tekanan gas akan terbangun Dan terakumulasi lagi sampai tekanannya besar kemudian meletus lagi," ujarnya.

Ia mengatakan, pola letusan di Oro-oro Kesongo bisa terjadi tiap beberapa bulan sekali berbeda dengan Bleduk Kuwu yang memiliki pola meletus tiap beberapa jam, namun kecil-kecil.

"Tergantung tekanan versus jenis sumbatannya seperti apa," kata dia.

Terkait apakah semburan lumpur di Oro-oro Kesongo akan menjadi seperti Lapindo, menurutnya hal ini tak akan terjadi.

"Hipotesis saya Oro-oro Kesongo tidak akan berkembang menjadi seperti Lumpur lapindo," kata dia.

Ia menjelaskan, Lapindo memiliki tipe yang berbeda dengan Oro-oro Kesongo.

"Selain ada Sumber lumpurnya, namun Lapindo terkoneksi ke sumber geotermal dari sekitar Gunung Penanggungan. Sifat letusannya bisa besar dan lumpur nya panas sekali," kata dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/15/143000765/mengapa-oro-oro-kesongo-erupsi-dan-akankah-seperti-lumpur-lapindo-

Terkini Lainnya

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Tren
Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Tren
Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Tren
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Tren
Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Tren
Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Tren
9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

Tren
Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Tren
Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Tren
Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Tren
5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi 'Online'

5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi "Online"

Tren
Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke