Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Nasi Minyak di Surabaya, Ahli Ingatkan Bahaya Kolesterol

"Wow nasi minyak," tulis pengunggah dalam twitnya.

Hingga Kamis (19/1/2023), video itu sudah ditonton sebanyak 11,2 juta kali dan disukai sebanyak lebih dari 15.600 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Lalu, apa itu nasi minyak, dan bagaimana dokter atau ahli gizi melihat cara penyajiannya yang menggunakan minyak jelantah? Termasuk apa dampaknya bagi kesehatan?

Dikutip dari Kompas.com, (28/2/2021), nasi minyak adalah makanan khas Palembang yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Mahmud Badaruddin atau tahun 1800-an. 

Disebutkan pada saat itu setiap hari Jumat, Sultan menyiapkan nasi minyak untuk disantap bersama keluarganya.

Kuliner tersebut diberi nama Nasi Minyak, karena proses memasaknya menggunakan minyak Samin yang dicampur dengan rempah-rempah.


Nasi minyak dari jelantah picu kolesterol

Terkait unggahan nasi minyak tersebut, pakar nutrisi Tan Shot Yen mengatakan bahwa nasi minyak dari jelantah berisiko meningkatkan lemak darah dan bisa merusak organ.

Dia menyebutkan, minyak memiliki kandungan kalori paling tinggi dibandingkan karbohidrat dan protein.

Selain berisiko meningkatkan lemak darah dan merusak organ, nasi minyak dari jelantah bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan malabsorbsi atau tubuh tidak bisa mencerna makanan. 

Jika kondisi tersebut berlangsung dalam jangka panjang, maka dapat berisiko terbentuknya batu empedu.

Dislipidemia 

Selain itu, Tan juga menyampaikan, mengonsumsi nasi minyak dengan jelantah juga bisa menimbulkan dislipidemia. 

Dislipidemia adalah kondisi ketika seseorang memiliki tingkat yang tidak sehat dari satu atau lebih jenis lipid (lemak) dalam darah.

Darah mengandung tiga jenis lipid utama, yakni lipoprotein densitas tinggi (kolesterol baik), lipoprotein densitas rendah (kolesterol jahat), dan trigliserida.

Orang yang menderita dislipidemia, biasanya memiliki kadar kolesterol jahat atau trigliserida yang terlalu tinggi dan kadar kolesterol baik yang terlalu rendah.

Kolesterol jahat dapat menumpuk dan membentuk gumpalan atau plak di dinding arteri. Terlalu banyak plak di arteri jantung dapat menyebabkan serangan jantung.

"Tentu menimbulkan dislipidemia, orang awal lebih mengenalnya dengan trigliserida dan kolesterol," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/19/130000665/ramai-soal-nasi-minyak-di-surabaya-ahli-ingatkan-bahaya-kolesterol

Terkini Lainnya

Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Tren
Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke