Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena 3 November, Tengah Hari Akan Datang Lebih Awal, Apa Dampaknya?

KOMPAS.com - Awal bulan ini, tepatnya 3 November 2022, ada fenomena menarik yang terjadi di Indonesia.

Fenomena ini jatuh setiap 3 November, di mana tengah hari akan datang lebih cepat dari biasanya.

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin menjelaskan, setiap 3 November, siang hari akan terjadi lebih panjang dari hari lainnya.

Hal ini karena nilai perata waktu yang lebih besar atau lebih positif, sehingga Matahari akan berkulminasi (tepat di atas khatulistiwa) lebih awal daripada hari-hari biasanya dalam satu tahun.

"Perata waktu adalah selisih antara waktu Matahari sejati dengan waktu Matahari rata-rata," papar Andi kepada Kompas.com, Senin (31/10/2022).

Waktu Matahari sejati sendiri merupakan waktu yang diukur berdasarkan gerak semu harian Matahari sebenarnya.

Sementara waktu Matahari rata-rata, adalah waktu yang diukur berdasarkan gerak semu harian Matahari rata-rata, yakni tepat 24 jam.

Penyebab siang hari lebih panjang

Andi mengatakan, perata waktu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu deklinasi Matahari dan kelonjongan orbit Bumi.

1. Deklinasi Matahari

Deklinasi merupakan sudut yang dibentuk antara ekuator langit (proyeksi ekuator Bumi pada bola langit) dengan ekliptika (lintasan edar Bumi mengelilingi Matahari).

Menurut Andi, saat deklinasi Matahari berkurang yang terjadi pada Juni-September dan Desember-Maret, Matahari akan berkulminasi lebih lambat.

Sebaliknya, saat deklinasi Matahari bertambah atau pada September-Desember dan Maret-Juni, Matahari akan berkulminasi lebih cepat.

2. Kelonjongan orbit Bumi

Faktor kedua, yakni kelonjongan orbit Bumi. Andi mengatakan, orbit Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, melainkan elips dengan kelonjongan 1/60.

"Orbit Bumi yang lonjong membuat Bumi di satu waktu berada pada titik terdekat dari Matahari, disebut juga perihelion, dan di waktu lain berada pada titik terjauh dari Matahari, disebut juga aphelion," terang Andi.

Saat Bumi menjauhi titik perihelion menuju aphelion atau pada Januari-Juli, Matahari akan berkulminasi lebih lambat.

Sedangkan, saat Bumi menjauhi titik aphelion menuju perihelion atau pada Juli-Januari, Matahari akan berkulminasi lebih cepat.

"Kombinasi dari kedua faktor inilah yang membuat Matahari akan berkulminasi lebih cepat pada September-Desember dengan puncaknya pada 3 November," kata Andi.

Menurut Andi, nilai perata waktu tengah hari pada 3 November adalah +16 menit 27 detik.

Untuk itu, guna menentukan kapan tengah hari dalam waktu lokal, bisa menggunakan rumus:

Tengah Hari = 12 + Zona Waktu – Perata Waktu – Bujur/15

Contoh:

Dampak tengah hari lebih awal

Andi menjelaskan, dampak tengah hari lebih awal akan menyebabkan waktu terbit Matahari jadi lebih cepat.

Bagi muslim di wilayah selatan Indonesia, waktu shalat shalat subuh dan duha saat ketinggian matahari mencapai +4,5 derajat atau sepenggalah, lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya.

"Terutama bagi wilayah selatan Indonesia seperti Jawa dan Nusa Tenggara," ujar Andi.

Sebab, lanjutnya, durasi malam hari makin lebih kecil jika dibandingkan durasi siang di belahan selatan, ditambah tengah hari menjadi lebih maju.

Di sisi lain, bagi wilayah utara Indonesia, tengah hari lebih awal akan menyebabkan waktu terbenam Matahari (maghrib) maupun waktu isya lebih cepat daripada hari-hari lainnya.

"Terutama bagi wilayah utara Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Natuna (Provinsi Kepulauan Riau), Kalimantan Utara, dan Kepulauan Sangir-Talaud (Sulawesi Utara)," papar Andi.

Hal ini dikarenakan durasi malam hari yang semakin lebih besar jika dibandingkan dengan durasi siang hari untuk belahan utara, ditambah juga dengan tengah hari yang datang lebih awal.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/02/170000765/fenomena-3-november-tengah-hari-akan-datang-lebih-awal-apa-dampaknya-

Terkini Lainnya

Mengenal Penyakit Gondongan, Berikut Penyebab dan Gejala yang Perlu Anda Waspadai

Mengenal Penyakit Gondongan, Berikut Penyebab dan Gejala yang Perlu Anda Waspadai

Tren
Kerap Menimbulkan Rasa Sakit, Apakah Gigi Bungsu Harus Dicabut?

Kerap Menimbulkan Rasa Sakit, Apakah Gigi Bungsu Harus Dicabut?

Tren
Gula Darah Tinggi meski Tidak Menderita Diabetes, Apakah Perlu Khawatir?

Gula Darah Tinggi meski Tidak Menderita Diabetes, Apakah Perlu Khawatir?

Tren
Teknologi Geospasial untuk Kota Cerdas IKN

Teknologi Geospasial untuk Kota Cerdas IKN

Tren
Kapan Idul Adha 2024? Ini Menurut Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU

Kapan Idul Adha 2024? Ini Menurut Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU

Tren
PLN Ungkap Penyebab Listrik Sumatera Berhari-hari Padam, Warga Rugi Jutaan Rupiah

PLN Ungkap Penyebab Listrik Sumatera Berhari-hari Padam, Warga Rugi Jutaan Rupiah

Tren
Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Tren
Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Tren
Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Tren
Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Tren
10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Tren
Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Tren
Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke