Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanggapan Disdik Jabar soal Surat "Titip" Siswa dari Anggota DPRD Bandung

Surat yang diterbitkan pada 17 Juni 2022 itu berisi tentang permohonan agar Kepala Disdik Jabar menerima salah satu siswa untuk masuk ke salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Bandung.

Surat rekomendasi itu juga ditembuskan ke sejumlah SMK di Bandung, di antaranya SMK Negeri 2 Bandung, SMK Negeri 15 Bandung, SMK Pekerjaan Umum Negeri Bandung, SMK Negeri 8 Bandung, dan SMK Negeri 9 Bandung.

Anggota DPRD Bandung dari Komisi D, H. Erwin selaku pengirim membenarkan bahwa pihaknya mengirimkan rekomendasi surat itu kepada Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi.

"Benar bahwa surat dimaksud dibuat, ditandatangani dan dikirimkan saya dalam kapasitas sebagai anggota DPRD Kota Bandung," ujarnya dilansir dari Kompas.com (25/6/2022).

Kendati demikian, ia membantah apabila surat tersebut ditujukan untuk mengintervensi PPDB Provinsi Jawa Barat atau menyalahgunakan wewenang jabatannya sebagai anggota DPRD Kota Bandung.

Sebaliknya, surat rekomendasi tersebut bertujuan untuk menjembatani aspirasi masyarakat Bandung yang menginginkan anak mereka bersekolah di sekolah negeri lantaran biaya pendidikan yang lebih murah.

"Surat yang dimaksud bukan bentuk intervensi saya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, melainkan sekadar permohonan atau usulan sebagaimana aspirasi yang saya terima sebagai anggota dewan Kota Bandung," ungkapnya.

Meskipun surat tersebut tidak bersifat memaksa atau mengintervensi PPDB Provinsi Jawa Barat, Erwin memutuskan untuk menarik surat tersebut agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan kegaduhan di masyarakat.

Tanggapan Disdik Jawa Barat

Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi mengatakan bahwa surat rekomendasi siswa dari anggota DPRD Bandung dari Komisi D, H. Erwin itu tidak pernah sampai di mejanya.

"Surat yang beredar di medsos yang ditujukan kepada Disdik sampai saat ini saya belum pernah menerima surat itu," tegasnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (25/6/2022).

"Kalau surat itu sudah pernah diterima kita, itu biasanya ada cap label diterima tanggal berapa baru masuk ke meja saya," imbuh Dedi.

Hingga saat ini, Dedi memastikan bahwa proses PPDB Provinsi Jawa Barat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Dedi juga mengimbau agar semua pihak tetap patuh terhadap sistem PPDB Jawa Barat.

Pihaknya bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengaku tetap memperjuangkan hak masyarakat miskin untuk tetap bersekolah.

Sekolah negeri di Jawa Barat

Menyikapi aduan masyarakat Kota Bandung yang menghendaki anak mereka masuk ke sekolah negeri, Dedi mengatakan bahwa untuk saat ini kuota siswa sekolah negeri di Jawa Barat memang lebih sedikit daripada kuota siswa di sekolah swasta.

Hal ini lantaran jumlah sekolah SMA/SMK dan SLB negeri yang jauh lebih sedikit dari sekolah swasta.

Dari total SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jabar yang berjumlah 5.033, 848 di antaranya merupakan sekolah negeri. Sementara sisanya adalah sekolah swasta.

"Jadi memang di Jawa Barat ini lebih banyak sekolah swasta daripada negeri," tuturnya.

Kendati demikian, hal tersebut tidak serta merta dijadikan alasan bagi masyarakat tidak mampu untuk tidak bersekolah. Sebab, Disdik Jabar bersama dengan Pemprov Jabar telah mengeluarkan inovasi agar siswa tidak mampu tetap bersekolah.

"Jadi meskipun di negeri atau swasta, mereka harus tetap bersekolah," ungkapnya.

Bahkan, Pemprov jabar juga telah mengeluarkan berbagai program untuk membantu siswa tidak mampu itu.

"Ada beberapa yayasan-yayasan sekolah swasta yang mereka pun juga siap untuk menggratiskan warga miskin," kata Dedi.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/26/123000665/tanggapan-disdik-jabar-soal-surat-titip-siswa-dari-anggota-dprd-bandung

Terkini Lainnya

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke