Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korea Utara Menyebut Vaksin Covid-19 "Ramuan Cinta Abadi", Bagaimana Bisa?

KOMPAS.com - Korea Utara memulai program Vaksinasi Covid-19 meskipun saat ini baru untuk kalangan tentara, menurut Radio Free Asia (RFA).

Menariknya, mereka menyebut suntikan vaksin Covid-19 sebagai "immortal potion of love" atau ramuan cinta abadi dari pemimpin mereka, Kim Jong Un.

Dilansir RFA melalui Insider, Jumat (27/5/2022), Korea Utara telah mulai mempromosikan kampanye vaksinasi untuk tentara yang bekerja pada proyek konstruksi prioritas tinggi di ibu kota Pyongyang.

Itu menjadi pertama kalinya pemerintah Korea Utara memberikan vaksin dalam jumlah besar.

“Mereka memainkan pesan propaganda politik yang keras ketika tentara disuntik dengan vaksin dari China,” kata seorang pejabat pemerintah kota kepada RFA yang memberi keterangan dengan anonim demi keamanan.

Dia juga mengatakan orang-orang menyebut vaksin Covid-19 itu sebagai "vaccination of love from the Highest Dignity" atau vaksinasi cinta dari Yang Mulia.

"Sebuah kendaraan siaran yang muncul di tempat vaksinasi dengan lantang menyatakan kehebatan sekretaris jenderal yang menyiapkan 'Ramuan Cinta Abadi' untuk mereka," kata seorang warga pada RFA.

Tidak diketahui vaksin merk apa yang digunakan, akan tetapi vaksin itu berasal dari China.

Dilansir RFA, 26 Mei 2022, setiap brigade prajurit telah mendirikan pusat sanitasi lapangan. Pada pagi hari tanggal 18 Mei, kendaraan siaran mulai mendokumentasikan dokter tentara mengenakan alat pelindung dan menyuntik tentara.

Warga biasa tampaknya tidak begitu senang dengan keputusan vaksin tersebut karena mereka tak mendapatkannya.

Para tentara bernyanyi, menangis, dan berteriak "Manse" yang artinya 10.000 tahun dalam bahasa Korea atau "Hidup Kim Jong Un".

Korea Utara mengakui kasus Covid-19 pertamanya pada 12 Mei. Pada awalnya Kim Jong Un mengkritik para pejabatnya atas tanggapan buruk negara itu terhadap virus corona.

Hingga 26 Juni 2022, Korea Utara telah mencatat lebih dari 3,2 juta kasus demam dan 69 kematian, menurut kantor berita KCNA.

Akan tetapi negara tersebut belum menyebut wabah demam ini sebagai Covid-19, karena kemampuan testing mereka yang buruk telah menghambat kemampuan untuk mendiagnosis kasus.

Sebelumnya, Pyongyang telah membantah bahwa ada orang di negara itu yang tertular Covid-19, bahkan menolak 3 juta dosis vaksin Sinovac China September lalu, dengan mengatakan bahwa negara lain lebih membutuhkannya.

Washington telah menawarkan untuk memberikan vaksin ke Korea Utara dan China. Namun kedua negara tidak menanggapi.

Korea Utara juga mengabaikan bantuan Korea Selatan untuk bekerjasama dalam upaya memerangi pandemi.

Menurut pengamat, Pyongyang tidak mungkin menerima bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional karena itu akan menjadi pengakuan atas kegagalan Kim Jong Un melindungi negara itu dari virus.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/30/083000465/korea-utara-menyebut-vaksin-covid-19-ramuan-cinta-abadi-bagaimana-bisa-

Terkini Lainnya

Kisah Ayah Jalan Kaki 16 Km Selama 3 Jam demi Kasih Makan Anak-Istri

Kisah Ayah Jalan Kaki 16 Km Selama 3 Jam demi Kasih Makan Anak-Istri

Tren
Spesifikasi Pesawat Tempur F-22 Raptor, Akan Mendarat di Indonesia untuk Pertama Kali

Spesifikasi Pesawat Tempur F-22 Raptor, Akan Mendarat di Indonesia untuk Pertama Kali

Tren
Promo Masuk Ancol Rp 150.000 untuk Semua Wahana pada 22 Juni 2024, Bisa Nonton Konser Dewa

Promo Masuk Ancol Rp 150.000 untuk Semua Wahana pada 22 Juni 2024, Bisa Nonton Konser Dewa

Tren
Penjelasan KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa Dijual di Gerbong Kereta

Penjelasan KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa Dijual di Gerbong Kereta

Tren
Ikan Mola-mola Raksasa Terdampar di Pantai AS, Spesies Mola Terbesar yang Pernah Ditemukan

Ikan Mola-mola Raksasa Terdampar di Pantai AS, Spesies Mola Terbesar yang Pernah Ditemukan

Tren
Jadwal Kepulangan Jemaah Haji Indonesia 2024, Lengkap dari Aceh sampai Makassar

Jadwal Kepulangan Jemaah Haji Indonesia 2024, Lengkap dari Aceh sampai Makassar

Tren
Hari Tanpa Bayangan Terjadi 21 Juni 2024, Apa Dampaknya?

Hari Tanpa Bayangan Terjadi 21 Juni 2024, Apa Dampaknya?

Tren
Apa Itu Beasiswa LPDP? Berikut Sejarah dan Beberapa Programnya

Apa Itu Beasiswa LPDP? Berikut Sejarah dan Beberapa Programnya

Tren
4 Kelompok Orang yang Tak Dianjurkan Makan Pisang, Siapa Saja?

4 Kelompok Orang yang Tak Dianjurkan Makan Pisang, Siapa Saja?

Tren
Daftar PTS Penerima KIP Kuliah 2024, Bisa Kuliah Gratis dan Dapat Uang Saku

Daftar PTS Penerima KIP Kuliah 2024, Bisa Kuliah Gratis dan Dapat Uang Saku

Tren
Kisah Naufal, Peserta SNBT Tunarungu yang Diminta Lepas Alat Bantu Dengar dan Berakhir Gagal

Kisah Naufal, Peserta SNBT Tunarungu yang Diminta Lepas Alat Bantu Dengar dan Berakhir Gagal

Tren
15 Anggota Polrestabes Medan Buron Kasus Perampokan, Ini Kronologi dan Daftar Namanya

15 Anggota Polrestabes Medan Buron Kasus Perampokan, Ini Kronologi dan Daftar Namanya

Tren
Tawarkan Kursi Cawagub Jakarta untuk PKS, Koalisi Prabowo Disebut Ingin Hentikan Langkah Anies

Tawarkan Kursi Cawagub Jakarta untuk PKS, Koalisi Prabowo Disebut Ingin Hentikan Langkah Anies

Tren
Pendaftaran LPDP 2024 Tahap 2 Dibuka Hari Ini, Simak Link, Syarat, dan Cara Daftarnya

Pendaftaran LPDP 2024 Tahap 2 Dibuka Hari Ini, Simak Link, Syarat, dan Cara Daftarnya

Tren
Klasemen Sementara Euro 2024 Setelah Putaran Pertama Babak Penyisihan Grup

Klasemen Sementara Euro 2024 Setelah Putaran Pertama Babak Penyisihan Grup

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke