Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapa Pria yang Tendang Sesajen di Semeru? Berikut 4 Faktanya

Awalnya video itu diunggah oleh akun Twitter ini.

Dalam video berdurasi 25 detik itu, seorang pria bertopi dan berompi hitam menendang dan menyingkirkan sesajen makanan di sekitar lokasi erupsi Gunung Semeru.

Hingga Senin (10/1/2022), twit itu sudah diretwit sebanyak 3.604 kali dan disukai sebanyak 9.946 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Lalu, apa saja hal yang perlu diketahui dari kejadian viral ini? 

1. Diduga disengaja direkam

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (9/1/2022), makanan yang dibuang tersebut diduga berasal dari tradisi ruwatan warga Sumbersari, Lumajang.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lumajang, Muhammad Muslin menduga aksi tersebut sengaja direkam oleh pria berompi hitam tersebut.

"Artinya ada tindakan kesengajaan dari dia untuk menimbulkan hal-hal yang tidak kondusif di Lumajang," ujar Muslim kepada Kompas.com, Minggu (9/1/2022).

2. Bupati Lumajang pastikan pelaku bukan warga Lumajang

Bupati Lumajang Thoriqul Haq memastikan bahwa pria yang menendang dan membuang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru bukan warga Lumajang.

"Saya pastikan bukan orang Lumajang, ini orang yang datang dari luar," ujar Cak Thoriq dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (10/1/2022), 

Dari kejadian tersebut, Cak Thoriq memerintahkan aparat maupun relawan untuk mencari pria yang ada dalam video.

Tujuannya untuk meminta kejelasan mengenai motif perilakunya yang menendang dan membuang sesajen.

"Teman-teman, balik aparat maupun relawan, dari mana atau identitas orang itu, saya minta untuk segera dicari," ujar Cak Thoriq.


3. Pelaku diburu Polisi

Aparat kepolisian kini masih memburu pengunggah video pria yang menendang sesajen di lokasi Gunung Semeru.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengungkapkan, dari informasi awal, pria yang ada dalam video tersebut diduga relawan di lokasi erupsi Semeru.

"Kita masih melakukan pencarian, juga monitoring media sosial pengunggahnya. Informasi awal memang diduga diperankan oleh relawan, tapi masih kami telusuri," kata Gatot kepada wartawan di Mapolda Jatim, dikutip dari Kompas.com, Senin (10/1/2022), 

Ia juga meminta agar semua pihak yang ada di lokasi erupsi Semeru tidak terpancing dan tetap tenang pasca-video tersebut beredar di media sosial.

"Lumajang sudah mulai damai, mulai aman. Jangan sampai dirusak dengan adanya video-video yang mengandung SARA seperti itu," ujarnya.

Gatot mengimbau kepada semua masyarakat agar saling menghormati, termasuk pada kearifan lokal warga setempat.

4. Aksi pelaku dikecam

Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lumajang Muhammad Muslim mengecam tindakan pria yang ada di dalam video itu.

Muhammad menyampaikan, tindakan menendang dan membuang sesajen itu telah mencederai kerukunan beragama yang ada di Lumajang.

Pihaknya segera meminta pihak penyuluh agama Kemenag Kabupaten Lumajang untuk mengecek kejadian tersebut untuk memastikan detail kejadiannya.

“Kalau itu betul di Lumajang, saya sangat menyesalkan peristiwa itu,” ujar Muslim dikutip Kompas.com, Minggu (9/1/2022).

Ia menambahkan, tindakan pria berlebihan dan tak perlu dilakukan karena menyakiti hati warga.

Selain itu, peristiwa terjadi di saat masyarakat terdampak bencana erupsi dalam proses pemulihan. Seharusnya, kata dia, warga dalam video tersebut lebih bijak dalam bertindak dan melihat kondisi masyarakat.

(Sumber: Kompas.com/Phytag Kurniati, Priska Sari Pratiwi, Michael Hangga Wismabrata)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/11/063000965/siapa-pria-yang-tendang-sesajen-di-semeru-berikut-4-faktanya

Terkini Lainnya

Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Tren
'Wine' Tertua di Dunia yang Ditemukan di Spanyol Mengandung Abu Kremasi Manusia

"Wine" Tertua di Dunia yang Ditemukan di Spanyol Mengandung Abu Kremasi Manusia

Tren
5 Hewan yang Melakukan Kanibalisme Seksual dengan Memakan Pasangannya Sendiri

5 Hewan yang Melakukan Kanibalisme Seksual dengan Memakan Pasangannya Sendiri

Tren
Mengenal Pohon 'Penghasil' Madu Hutan yang Menjulang hingga 88 Meter

Mengenal Pohon "Penghasil" Madu Hutan yang Menjulang hingga 88 Meter

Tren
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko di Libur Sekolah 2024

Harga Tiket Masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko di Libur Sekolah 2024

Tren
Apa Efek Samping Obat Asam Lambung Golongan PPI seperti Lansoprazole dan Omeprazole?

Apa Efek Samping Obat Asam Lambung Golongan PPI seperti Lansoprazole dan Omeprazole?

Tren
NASA Akan Kirim Bintang Palsu ke Orbit Bumi, untuk Menyaingi Matahari?

NASA Akan Kirim Bintang Palsu ke Orbit Bumi, untuk Menyaingi Matahari?

Tren
Gelombang Panas Serang Sejumah Negara, Bagaimana dengan Indonesia?

Gelombang Panas Serang Sejumah Negara, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Kapan Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli? Ini Perkiraan Harga dan Cara Belinya

Kapan Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli? Ini Perkiraan Harga dan Cara Belinya

Tren
Warganet Mengeluh Kedinginan di Pagi Hari pada Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Warganet Mengeluh Kedinginan di Pagi Hari pada Musim Kemarau, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Tren
10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Memperpanjang Umur

10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Memperpanjang Umur

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke