Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Update WHO: Omicron Sudah Terdeteksi di 89 Negara

Kasus dari varian ini disebut berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.

Melansir AP News, Minggu (19/12/2021), sebaran Omicron kemungkinan akan segera menyusul Delta yang sebelumnya jadi varian dominan di negara-negara.

WHO mencatat bahwa omicron menyebar dengan cepat bahkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi atau di mana sebagian besar populasi telah pulih dari Covid-19.

Dipastikan lebih menular

WHO pertama kali melabeli omicron sebagai Variant of Concern (VoI) atau varian kekhawatiran pada 26 November 2021.

Sementara itu, para peneliti masih terus mencoba mengidentifikasi secara spesifik sifat-sifat varian ini.

Masih belum jelas apakah pertumbuhan kasus akibat Omicron yang cepat adalah karena varian ini mampu menghindari kekebalan yang ada.

Kendati demikian WHO mencatat, secara inheren Omicron lebih menular daripada varian sebelumnya.

Adapun kepastian lainnya tentang Omicron masih belum terjawab, seperti seberapa efektif masing-masing vaksin Covid-19 yang ada terhadap varian ini.

Data konklusif tentang bagaimana tingkat keparahan penyakit Covid-19 akibat Omicron, juga belum ada.

Data masih terbatas

Diberitakan Al Jazeera, Sabtu (18/12/2021), WHO mengatakan bahwa data yang mereka punya terkait tingkat keparahan klinis Omicron masih sangat terbatas.

“Lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan dan bagaimana tingkat keparahan dipengaruhi oleh vaksinasi dan kekebalan yang sudah ada sebelumnya,” kata WHO dalam pernyataannya.

Sementara itu, ada data terbatas yang tersedia, tetapi tidak ada bukti peer-review tentang kemanjuran atau efektivitas vaksin untuk Omicron hingga saat ini.

Pada Jumat, (17/12/2021), sebuah studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat (peer-review) oleh Imperial College London mengatakan risiko infeksi ulang dengan Omicron lima kali lebih tinggi dan tidak menunjukkan tanda-tanda lebih ringan daripada Delta.

Studi ini dirilis ketika pejabat Inggris melaporkan rekor kasus Covid-19 untuk tiga hari berturut-turut, yakni 93.045 kasus infeksi baru.

Sementara, berdasarkan laporan anekdotal dari Afrika Selatan, bahwa jenis baru ini mungkin tidak virulen dan kemungkinan kecil membanjiri angka rawat inap di rumah sakit.

Omicron di Indonesia

Sebagaimana diketahui, kasus pertama varian Omicron di Indonesia diumumkan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Kamis (16/12/2021) lalu.

Kasus tersebut terdeteksi pada seorang petugas kebersihan yang bertugas di RS Wisma Atlet.

Belakangan, Kemenkes kembali mengumumkan 2 pasien baru Covid-19 yang terinfeksi Varian Omicron ditemukan usai menjalani karantina selama 10 hari sepulangnya dari luar negeri.

Keduanya memiliki riwayat perjalanan dari Amerika Selatan dan Inggris.

"Kedua pasien terbaru ini terdeteksi setelah menjalani karantina wajib 10 hari sepulangnya dari luar negeri," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).

Nadia meminta masyarakat untuk mewaspadai perkembangan varian tersebut dengan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri, mengingat laju penyebaran Omicron terbukti sangat cepat.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/19/154500865/update-who--omicron-sudah-terdeteksi-di-89-negara

Terkini Lainnya

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Tren
Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Tren
Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Tren
Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Tren
Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Tren
Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Tren
Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Tren
Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Tren
PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

Tren
4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

Tren
Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Tren
Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke