Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Diabetes Sedunia 14 November 2021: Sejarah dan Tema Peringatannya

Peringatan Hari Diabetes Dunia 2021 mengusung tema Access to Diabetes Care atau akses ke perawatan diabetes.

Hari Diabetes Internasional menjadi kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya diabetes bagi masyarakat global.

Kampanye ditujukan untuk menarik perhatian dunia pada isu diabetes agar selalu memperoleh perhatian.

Sejarah Hari Diabetes Dunia

Hari Diabetes Dunia pada 14 November bertepatan dengan kelahiran Sir Federick Banting yang merupakan penemu insulin.

Sir Federick menemukan insulin yang dibutuhkan para penyintas diabetes pada tahun 1922, bersama dengan rekannya Charles Best.

Pencetusan Hari Diabetes Dunia pertama kali pada 1991 dilakukan oleh International Diabetes Federation (IDF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penetapan ini sebagai tanggapan atas keprihatinan yang berkembang mengenai meningkatnya ancaman kesehatan akibat diabetes.

Secara resmi, Hari Diabetes Sedunia diresmikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2007.

Data secara global memperkirakan sebanyak 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada 1980.

Prevalensi global diabetes hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7 persen menjadi 8,5 persen pada populasi orang dewasa.

Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas.

Menurut WHO, Hari Diabetes Sedunia memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diabetes sebagai masalah kesehatan masyarakat global dan apa yang perlu dilakukan, secara kolektif dan individual, untuk pencegahan, diagnosis, dan pengelolaan kondisi yang lebih baik.

Tentang Diabetes

Diabetes adalah penyakit akibat glukosa dalam darah atau gula darah terlalu tinggi.

Glukosa adalah sumber energi utama tubuh yang berasal dari makanan. Sementara Pankreas membuat hormon insulin yang membantu glukosa dari makanan masuk ke sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.

Namun terkadang, tubuh tak menghasilkan cukup insulin atau tidak bisa menggunakan insulin dengan baik.

Glukosa pun tetap berada di dalam darah dan tidak mencapai sel-sel tubuh, menyebabkan konsentrasinya meningkat atau hiperglikemia.

Melansir situs resmi PBB, terdapat beberapa jenis penyakit diabetes melitus (DM), yakni diabetes melitus tipe 1 atau diabetes onset masa kanak-kanak, ditandai kurangnya produksi insulin.

Diabetes melitus tipe 2, sebelumnya disebut non-insulin-dependent atau diabetes onset dewasa, disebabkan oleh penggunaan insulin yang tidak efektif oleh tubuh, seringnya hasil dari kelebihan berat badan dan aktivitas fisik

Sementara itu, diabetes gestasional merupakan hiperglikemia yang pertama dikenali selama kehamilan.

Melansir laman Worlddiabetestoday, sekitar setengah dari orang yang diperkirakan hidup dengan diabetes tetap tidak terdiagnosis.

Jika tak diobati dengan insulin, diabetes tipe 1 bisa berakibat fatal.

Sementara orang dengan diabetes tipe 2 yang tidak diobati atau tidak didukung perawatan yang cukup, berisiko mengalami komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi.

Dalam banyak kasus, jika diabetes terdeteksi lebih awal, orang yang terkena kemungkinan dapat mencegah atau setidaknya menunda munculnya masalah serius.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/14/113000565/hari-diabetes-sedunia-14-november-2021--sejarah-dan-tema-peringatannya

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Tren
Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Tren
Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Tren
Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Tren
Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Tren
Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Tren
PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

Tren
4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

Tren
Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Tren
Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Profil 10 Stadion yang Menggelar Pertandingan Euro 2024 Jerman

Tren
'Wine' Tertua di Dunia yang Ditemukan di Spanyol Mengandung Abu Kremasi Manusia

"Wine" Tertua di Dunia yang Ditemukan di Spanyol Mengandung Abu Kremasi Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke