Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dialami Atlet Nurul Akmal, Ini Bahaya Body Shaming pada Kesehatan Mental

Kejadian tidak menyenangkan itu dialami Nurul ketika acara penyambutan kontingen Indonesia yang berlaga di Olimpiade Tokyo yang digelar di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (3/8/2021).

Mengutip pemberitaan Kompas Lifestyle, dalam siaran langsung di akun Instagram @timindonesiaofficial, lifter yang akrab dipanggil Amel ini menjadi atlet ketiga yang muncul dalam sesi penyambutan dan mengambil karangan bunga.

Sayangnya, ia mendapat celetukan yang kurang pantas dari salah satu oknum yang hadir pada acara tersebut.

"Yang paling kurus," ucap oknum tak bertanggung jawab tersebut. Video tersebut kemudian diunggah ulang oleh beberapa akun media sosial dan menjadi viral.

Mengapa body shaming bisa terjadi?

Istilah body shaming tentu sudah sering kita dengar. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan body shaming?

Dikutip dari Kompas Health yang melansir laman resmi Association of Anorexia Nervosa and Associated Disorders (ANAD), body shaming adalah segala bentuk tindakan atau praktik menghina bentuk atau ukuran tubuh orang lain.

Bentuk bullying ini dapat dilakukan orang terdekat seperti orang tua, saudara, teman maupun orang lain yang tidak dikenal.

Contohnya komentar negatif di media sosial yang kerap kali dilakukan oleh orang yang bahkan tidak kita kenal.

Bentuk body shaming sendiri bisa beragam. Ada yang terang-terangan mengkritik, mengejek penampilan tubuh seseorang.

Tanpa sadar body shaming bisa terjadi ketika membandingkan bentuk dan ukuran tubuh dengan orang lain. Body shaming bisa muncul dan sering terjadi lantaran konsep semu citra tubuh yang ideal.

Selama ini dicitrakan bahwa penampilan cantik dan tampan ialah yang memiliki bobot dan tinggi tubuh tertentu, kulit yang cerah dan mulus tanpa jerawat atau noda, rambut harus lurus, dan sebagainya.

Padahal tidak. Setiap orang memiliki standar atau ukuran cantik dan tampan yang berbeda. Kondisi toksik ini yang pada akhirnya membuat sejumlah orang, terutama anak muda untuk berupaya mati-matian mewujudkan tampilan ideal ala konsep semu citra tubuh ideal tersebut.

Melansir Healthshot, ada tiga efek buruk body shaming pada kesehatan mental yang perlu kamu waspadai:

1. Depresi

Body shaming bisa menyebabkan korbannya mengalami depresi. Tindakan ini awalnya melukai harga diri seseorang. Setelah itu, korban bisa merah, putus asa, dan bahkan membenci tubuhnya sendiri.

Jika emosi negatif ini tidak mendapatkan pertolongan medis yang tepat, tidak menutup kemungkinan korban yang sudah depresi jadi punya keinginan untuk bunuh diri.

2. Gangguan makan

Selain depresi, dampak buruk lainnya dari body shaming adalah korbannya bisa mengalami gangguan makan. Mengapa begitu?

Tindakan body shaming bisa mendorong psikologis seseorang untuk emoh menjaga berat badan yang sehat.

Korban body shaming yang diolok gemuk bisa saja rusak pola makannya karena sama sekali enggan makan. Sebaliknya korban yang diejek kurus bisa saja frustasi dan justru makan semakin berlebihan.

3. Gangguan kecemasan

Korban yang terus-menerus mengalami body shaming lambat laun bisa mengasihani diri sendiri sampai harga dirinya luntur dan tidak percaya diri.

Korban bisa memandang dirinya tidak berharga, tidak layak bahagia, atau tidak punya kehormatan, membuat korban menarik diri dari lingkar sosial, dan memilih mengisolasi diri sendiri.

Jika tidak segera mendapatkan pertolongan medis, korban bisa mengalami gangguan kecemasan parah dan memicu serangan panik.

Mengingat bahaya yang ditimbulkan dari body shaming, penting untuk berhati-hati dan menjaga ucapan ataupun komentar di media sosial. Karena bisa saja tanpa disadari perkataan maupun komentar yang kita ucapkan malah membuat orang tidak nyaman.

(Sumber:Kompas.com/Mahardini Nur Afifah | Editor Mahardini Nur Afifah)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/07/121700565/dialami-atlet-nurul-akmal-ini-bahaya-body-shaming-pada-kesehatan-mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke