Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sayur yang Sebaiknya Jangan Dipanaskan Berulang, Bayam Salah Satunya

Lebih praktis, karena tinggal memanaskannya. 

Akan tetapi, ada beberapa bahan makanan yang kandungan gizinya hilang, bahkan menjadi berbahaya jika dipanaskan berulang.

Apa saja sayur yang berbahaya jika dipanaskan dan bagaimana cara mengolahnya dengan aman?

Bahaya bayam jika dipanaskan

Salah satu sayur yang diingatkan dan tak disarankan untuk dipanaskan berulang adalah sayur bayam.

Berulangkali memanaskan sayur bayam disebut berbahaya. Kenapa? 

Dosen dan peneliti dari departemen kesehatan gizi Universitas Gajah Mada, Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes, mengatakan, ada kandungan pada bayam yang akan berbahaya jika terlalu lama atau sering dipanaskan.

"Sayur bayam mengandung kadar oksalat sebanyak 3,8 ppm. Kandungan kadar oksalat bertambah atau semakin banyak larut apabila dibiarkan terlalu lama dipanaskan," jelas Toto, saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/4/2021).

Oksalat adalah sejenis asam organik yang ditemukan dalam setiap tanaman, hewan, dan manusia.

Jika bayam dipanaskan berulang, maka kandungan oksalat yang tinggi dapat berpengaruh pada urin dan komponen darah.

Toto mengatakan, pada tingkat yang parah kadar oksalat yang tinggi dapat menimbulkan penyakit.

"Dapat menyebabkan penyakit ginjal. Selain itu oksalat merupakan asam kuat sehingga
dapat mengiritasi saluran pencernaan terutama lambung," kata Toto.

Sayur lainnya

Sayuran lainnya, seperti yang terdapat dalam sop, yaitu wortel, kentang, kubis dan lainnya juga perlu diperhatikan ketika dipanaskan ulang.

Sayur lain yang sering dikonsumsi di Indonesia, misalnya sayur asem. Sayur asem biasanya diolah dengan campuran daun so atau daun melinjo, kacang panjang, labu siam, dan berbagai sayur lainnya.

Toto menggolongkan sayur-sayur yang sering dikonsumsi di Indonesia, menjadi 3 kolompok, yaitu:

  • Sayur dari daun
  • Sayur dari umbi-umbian
  • Sayur yang seratnya keras

Ketiganya membutuhkan durasi dan suhu yang berbeda untuk mengolahnya dengan baik.

"Tentu durasinya berbeda, tergantung pada jenis sayur," ujar Toto.

Untuk sayur dari daun, Toto mengatakan, tidak perlu waktu lama untuk memasaknya.

"Yang paling cepat masak adalah jenis sayur daun. Berikutnya jenis sayur umbi dan yang terakhir adalah jenis sayur yang seratnya keras," kata Toto.

Durasi dan suhu

Lebih lanjut, Toto mengatakan, suhu dan durasi pemanasan perlu diperhatikan saat proses memasak.

Khusus untuk makanan yang mengandung sayur bayam, jangan memanaskannya hingga 1 jam.

"Selain mengurangi kadar oksalat dapat juga menurunkan beberapa zat gizi penting dalam bahan sayur, dan penurunan kadar oksalat sampai 52,1 persen bila dimasak pada suhu 60 derajat Celcius selama satu jam," terang Toto.

Untuk sayuran lainnya, Toto mengatakan, masih dapat dipanaskan, tetapi jangan terlalu lama.

"Bila akan dipanaskan berulang, maka waktunya pendek saja. Hingga mendidih dan segera dimatikan apinya," kata Toto.

Tips memasak sayur

Cara lain agar konsumsi sehari-hari lebih sehat dan berimbang, raciklah makanan sesuai porsi.

Sebelum sayur dan bahan makanan lain diolah, perhatikan jumlah orang yang akan mengonsumsinya.

Olahlah banyaknya makanan sesuai jumlah orang di rumah. 

Jika ingin praktis di bulan Ramadhan dengan memanaskan makanan, maka usahakan pilih jenis sayur yang rata-rata tingkat kematangannya sama.

Memasak sayur dengan sederhana tidak masalah, asalkan aman.

"Jika seperti saat bulan puasa ini maka, buat sayur yang mengolahnya simpel dan pilih jenis sayur yang rata tingkat kematangannya," kata Toto.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/25/192800665/sayur-yang-sebaiknya-jangan-dipanaskan-berulang-bayam-salah-satunya

Terkini Lainnya

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Tren
Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Tren
Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Tren
Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Tren
Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Tren
Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Tren
Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Tren
Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Tren
PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

Tren
4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

Tren
Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Tren
Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke