Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Berpuasa selama Pandemi dari Epidemiolog

Bulan puasa ini menjadi Ramadhan kedua selama pandemi Covid-19 pertama terdeteksi di Indonesia, Maret 2020 lalu.

Pemerintah akan menggelar sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1442 H pada 12 April 2021.

Muhammadiyah melalui maklumat bernomor 01/MLM/I.0/E/2021 menetapkan 1 Ramadan 1442 H pada 13 April 2021.

Berikut ini tips menjalankan ibadah puasa di masa pandemi dari epidemiolog:

Jaga pola hidup sehat

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menganjurkan, agar tetap menjalankan pola hidup sehat selama ibadah puasa.

"Selama puasa, ingat harus melakukan pola makan yang seimbang, gizi seimbang, yang kemudian dilengkapi dengan aktivitas rutin, olahraga rutin yang ringan, konsumsi air putih yang cukup dan istirahat yang cukup. Ini akan sangat membantu," kata Dikcy kepada Kompas.com, Senin (29/3/2021).

Puasa merupakan penghentian asupan makanan dan minuman dalam periode tertentu.

Maka, penting untuk menjaga keseimbangan gizi tubuh terutama di tengah risiko penularan virus corona penyebab pandemi Covid-19.

Tak lupa, Dicky juga menyarankan agar selama masa puasa, masyarakat perlu tetap menerapkan 5M.

"Selalu pakai masker di masjid dan membawa alas shalat sendiri dan selalu menjauhi keramaian," tutur Dicky.

Dia juga memberi saran pada tempat ibadah dan masjid agar batasi kapasitas dan memberi durasi bagi pengunjung.

Misalnya, satu orang paling lama 2 jam. Ini agar ada kerumunan di masjid dan mencegah munculnya klaster.

"Kalau bisa buka lah semua jendela, kipas angin nyalakan semua," lanjut Dicky.

Sirkulasi udara yang buruk dalam suatu ruangan dapat meningkatkan risiko penularan. Maka, penting untuk menjaga aliran udara di tempat ibadah.

Puasa untuk penderita Covid-19

Dicky menganjurkan agar orang yang yang sedang isolasi atau mengalami gejala Covid-19 untuk tidak puasa terlebih dahulu.

Orang dalam kelompok ini perlu makan dan minum untuk segera pulih.

"Bagi penderita covid yang bergejala atau yangg tadinya tidak bergejala tapi kemudian merasakan perburukan, tidak dianjurkan berpuasa karena harus minum cukup dan makan bergizi untuk percepatan pemulihan," terang Dicky.

Manfaat puasa

Dicky menyarankan bagi mereka yang sehat dan tidak memiliki gejala untuk tetap berpuasa.

"Pada orang-orang umum, tidak usah khawatir untuk terus melakukan puasa mengingat manfaatnya," kata dia.

Salah satunya bermanfaat menurunkan respons inflamasi sitoki, yaitu respons yang jika menurun maka akan menyehatkan dan fungsi metabolik menjadi jauh lebih baik.

"Ini terbukti secara science dapat menurunkan respons inflamasi sitokin," ujar Dicky.

Bila dikaitkan dengan Covid-19, kondisi ini menurut Dicky dapat meningkatkan imunitas.

Beberapa manfaat puasa, yakni:

  • Menurunkan berat badan pada level yang membuat metabolisme tubuh menjadi lebih baik, terutama untuk orang yang kelebihan berat badan
  • Memperbaiki homeostasis glukosa, terutama penderita diabetes seiring penurunan persentase lemak tubuh
  • Meningkatkan harapan hidup
  • Memulihkan fungsi jantung
  • Menurunkan risiko kardiofaskuler
  • Memproteksi fungsi syaraf, mencegak penyakit penuaan seperti alzaimer dan stroke
  • Menurunkan resistensi insulin dan insulin GF1, yang berperan penting dalam mencegah obesitas dan penyakit kanker terkait
  • Menurunkan heart rate
  • Menurunkan massa lemak tubuh dan kolesterol
  • Menurunkan tekanan darah
  • Menurunkan serum trigliserida, penanda stres dan peradangan

Semua manfaat tersebut dapat diperoleh, hanya saja menurut Dicky, harus diiringi dengan konsumsi makanan bergizi seimbang.

"Asal benar ya, bukan pas buka (puasa) segala dimakan," imbuh dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/29/190000465/tips-berpuasa-selama-pandemi-dari-epidemiolog

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke